E coli
DAFTAR ISI
- Apa Itu Infeksi E. coli (Escherichia coli)?
- Penyebab Infeksi E. coli (Escherichia coli)
- Faktor Risiko Infeksi E. coli
- Gejala Infeksi Escherichia coli
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Infeksi E Coli
- Diagnosis Infeksi E. coli
- Pengobatan Infeksi E. coli
- Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Infeksi E. coli
- Komplikasi Infeksi E. coli
- Pencegahan Infeksi E. coli
Apa Itu Infeksi E. coli (Escherichia coli)?
Escherichia coli atau E. coli adalah bakteri yang biasa hidup di usus manusia dan hewan, yang fungsinya sebenarnya untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Namun, ada jenis E. coli tertentu yang dapat menyebabkan infeksi sehingga menimbulkan gejala diare, sakit perut dan kram.
Jenis bakteri E. coli yang berbahaya ini menghasilkan toksin Shiga (STEC). Ini adalah sejenis racun yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang parah.
Racun dari bakteri Escherichia coli tersebut dapat menular ke manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Seperti daging mentah atau setengah mata, susu mentah, dan sayuran mentah yang terkontaminasi.
Penyebab Infeksi E. coli (Escherichia coli)
Bakteri E. coli ada banyak jenisnya. Kebanyakan tidak berbahaya bagi manusia, tapi ada beberapa jenis yang dapat menyebabkan penyakit usus, di antaranya:
- Enterotoksigenik Escherichia coli (ETEC): Biasanya berkembang di masyarakat yang tidak memiliki sanitasi air dan makanan memadai.
- Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC): Bakteri ini yang paling umum menyebabkan penyakit. Biasanya terkontaminasi pada buah, sayuran, daging mentah atau kurang matang, dan daging giling.
- Enteropatogen Escherichia coli (EPEC): Bakteri yang menyebabkan diare berair dan dapat menular dari orang ke orang.
- Enteroagregatif Escherichia coli (EAEC): Penyebab umum diare yang terjadi pada wisatawan di daerah yang memiliki sumber daya sanitasi maupun yang tidak.
- Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC): Jenis yang jarang orang temukan, tapi memiliki hubungan dekat dengan Shigella.
- Escherichia coli yang melekat secara difus (DAEC): Jenis bakteri ini dapat menutupi permukaan sel tubuh yang terinfeksi.
Kamu dapat terinfeksi ketika menelan bakteri E. coli yang ada pada makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Berikut ini beberapa penyebab infeksi E coli:
1. Makanan yang terkontaminasi
Penyebab umum infeksi bakteri ini yaitu ketika kamu mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti:
- Daging giling. Saat sapi disembelih dan diolah, bakteri E. coli di ususnya bisa saja masuk ke daging. Mengingat daging giling menggabungkan daging dari berbagai area dan organ, hal tersebut mungkin saja terjadi.
- Susu yang tidak melewati proses pasteurisasi. Bakteri tersebut pada peralatan pemerahan dapat masuk ke dalam susu mentah.
- Produk segar. Limpasan atau aliran air dari peternakan sapi dapat mencemari ladang tempat produk segar di tanam. Sayuran seperti bayam dan selada, sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri E. coli.
2. Air yang terkontaminasi
Kotoran manusia dan hewan dapat mencemari tanah dan air permukaan. Termasuk sungai, danau, dan air yang kamu gunakan untuk mengairi tanaman.
Beberapa wabah Escherichia coli juga berkaitan dengan pasokan air yang terkontaminasi.
Meski begitu, sistem air umum di perkotaan telah menggunakan klorin, sinar ultraviolet, atau ozon untuk membunuh bakteri.
Selain itu, beberapa orang dapat terinfeksi bakteri ini setelah berenang di kolam atau danau yang terkontaminasi tinja.
3. Kontak fisik dengan orang lain
Perlu kamu waspadai, bakteri dapat berpindah dengan mudahnya dari orang ke orang.
Terutama ketika orang dewasa dan anak-anak yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan benar.
4. Kontak dengan hewan
Orang-orang yang bekerja dengan binatang, terutama sapi, kambing, dan domba, lebih berisiko terkena infeksi bakteri Escherichia coli.
Infeksi bakteri ini juga bisa terjadi ketika anak-anak mengunjungi kebun binatang atau menyentuh hewan yang terinfeksi.
Orang-orang yang bekerja dengan binatang-binatang ini, atau berada di lingkungan dengan kelompok binatang tersebut harus lebih rajin mencuci tangan dengan bersih.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana bakteri ini menular dari hewan, coba baca Sebabkan Diare, Benarkah E. Coli Bisa Ditularkan dari Hewan?
Faktor Risiko Infeksi E. coli
Di antara banyaknya jenis bakteri Escherichia coli, ada sebagian yang bisa menyebabkan diare.
Misalnya E. coli 0157, yang dapat menghasilkan racun yang mampu merusak dinding dari usus kecil. Infeksi bakteri jenis ini mengakibatkan terjadinya diare yang bercampur dengan darah.
Meski infeksi Escherichia coli dapat menyerang siapa saja yang terpapar bakteri tersebut, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi.
Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri Escherichia coli:
- Usia. Anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua berisiko tinggi mengalami penyakit yang terjadi akibat bakteri E. coli dan komplikasi infeksi yang lebih serius.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, entah itu dari penyakit atau pengobatan, lebih mungkin terinfeksi penyakit ini.
- Mengonsumsi makanan tertentu. Jenis makanan yang berisiko mengandung bakteri E. coli yaitu hamburger yang kurang matang, susu yang tidak melewati proses pasteurisasi, jus buah, dan keju yang terbuat dari susu mentah.
- Penurunan kadar asam lambung. Asam lambung berperan sebagai pelindung dari serangan bakteri E. coli. Jika kamu mengonsumsi obat yang mengurangi asam lambung, maka dapat meningkatkan risiko infeksi.
Gejala Infeksi Escherichia coli
Gejala infeksi bakteri biasanya muncul tiga sampai empat hari setelah tubuh terkena bakteri. Namun, rasa sakit akan muncul satu hari hingga satu minggu setelahnya.
Gejala infeksi bakteri E. coli yang perlu kamu kenali, yaitu:
- Perut kram.
- Diare, dengan tingkat keparahan ringan hingga parah, dan bahkan berdarah.
- Kehilangan selera makan.
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Kelelahan.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Infeksi E Coli
Jika kamu atau orang terdekat mengalami beberapa gejala infeksi bakteri E. coli, hingga tanda-tanda seperti berikut:
- Diare tidak membaik setelah 4 hari, atau 2 hari pada bayi atau anak-anak.
- Demam yang terkait dengan diare.
- Sakit perut tidak berkurang setelah buang air besar.
- Adanya nanah atau darah pada tinja.
- Muntah selama lebih dari 12 jam.
- Gejala infeksi usus dan baru saja makan makanan yang tidak higienis.
- Gejala dehidrasi, seperti sedikitnya urin, rasa haus berlebih, atau pusing.
Jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter mengenai penanganannya sebelum kondisi infeksi semakin memburuk.
Nah, dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Nuriati Harahap
- dr. Septianus Hermanto
- dr. Cintya Andriani
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis di Halodoc yang bisa kamu hubungi terkait penanganan infeksi bakteri E. coli.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Infeksi E. coli
Untuk memastikan diagnosis infeksi bakteri Escherichia coli dan racun terkait dalam tubuh, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan feses atau tinja. Sampel feses akan dokter periksa di laboratorium.
Bakteri dapat dibiakkan untuk memastikan diagnosis dan mengidentifikasi toksin tertentu. Rekomendasi pengobatan akan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
Pengobatan Infeksi E. coli
Beberapa cara pengobatan infeksi E coli adalah:
- Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi.
- Memberikan oralit pada anak-anak.
- Istirahat yang cukup.
Jika infeksi yang terjadi cukup serius dan menyebabkan sindrom hemolitik uremik, maka harus segera mendapat perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Apabila kamu mengalami diare berdarah atau demam, tanyakan pada dokter sebelum memutuskan untuk menggunakan obat antidiare bebas resep.
Bayi atau anak-anak yang menunjukkan gejala infeksi juga harus mendapatkan penanganan dokter sebelum memberikan obat apapun.
Dokter biasanya tidak meresepkan obat antibiotik untuk mengobati infeksi.
Sebab, ada risiko efek samping yang parah dan penumpukan resistensi antibiotik, di mana antibiotik berhenti efektif melawan patogen tertentu.
Jika terjadi dehidrasi yang parah pada pengidap, dokter mungkin merekomendasikan untuk rawat inap dan pemberian cairan melalui intravena (IV).
Kebanyakan orang yang terinfeksi membaik dalam 5 hingga 7 hari setelah munculnya gejala, hingga akhirnya sembuh total.
Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Infeksi E. coli
Selain dengan menerapkan cara di atas, terdapat pula beberapa obat yang bisa kamu gunakan untuk mempercepat proses penyembuhan E.coli. Berikut rekomendasinya:
- Amoxicillin Dry Sirup 250 mg/5 ml 60 ml. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri yang peka seperti E. coli. Amoxicillin ini termasuk obat antibiotik.
- Fuzide Sirup 60 ml. Fuzide merupakan obat dengan kandungan nifuroxazide dalam bentuk sirup yang dapat mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli.
- Pedialyte Original 500 ml. Obat ini digunakan untuk mengatasi dehidrasi yang biasanya dialami saat bakteri E. coli menginfeksi saluran pencernaan yang menyebabkan diare lalu berujung kepada dehidrasi. Obat ini digunakan untuk mengatasi dehidrasi dan memenuhi kebutuhan cairan.
- Tetracycline 500 mg 10 Kapsul. Tetracycline adalah obat generik antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, salah satunya pada infeksi bakteri E. coli.
- Ciprofloxacin 500 mg 10 Tablet. Digunakan untuk infeksi E.coli, terutama untuk infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakter ini.
Komplikasi Infeksi E. coli
Kebanyakan orang dapat sembuh dari infeksi dalam waktu seminggu.
Namun beberapa orang lainnya, terutama anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua, dapat mengembangkan komplikasi berupa gagal ginjal yang mengancam jiwa. Kondisi tersebut disebut sindrom uremik hemolitik.
Sebagian kecil penderita E. coli tipe STEC dapat terkena komplikasi berupa sindrom hemolitik uremik (HUS).
Kondisi tersebut terjadi akibat racun dari bakteri yang mengalir di pembuluh darah menuju ginjal.
Akibatnya, pengidap bisa mengalami gagal ginjal akut, pankreatitis, kejang, dan koma.
Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak usia 1-10 tahun dan lansia daripada orang dewasa.
Pencegahan Infeksi E. coli
Hingga saat ini belum ada vaksin atau pengobatan untuk infeksi Escherichia coli atau E. coli. Namun, beberapa upaya pencegahan E coli yang disa dilakukan yaitu:
- Mencuci tangan hingga bersih sebelum memasak, menyajikan, atau mengonsumsi makanan.
- Pastikan mencuci tangan setelah menyentuh binatang atau bekerja di lingkungan dengan banyak binatang.
- Hindari kontaminasi silang dengan mengupayakan memakai peralatan masak dan peralatan makan yang bersih.
- Jauhkan daging mentah dari makanan dan benda bersih lainnya.
- Hindari mengkonsumsi susu mentah.
- Jangan menyiapkan atau memasak makanan saat sedang diare.
- Sering mencuci tangan terutama setelah berada di lingkungan publik dan setelah keluar dari toilet.
- Tidak meminum air dari kolam renang umum.
Itulah penjelasan mengenai pengertian, penyebab, gejala, serta pengobatan infeksi E. coli. Jika kamu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar infeksi E. coli kamu bisa berkonsultasi dengan dokter melalui Halodoc.
Dapatkan juga berbagai produk obat untuk atasi infeksi E. coli hanya di Toko Kesehatan Halodoc.
Diperbaharui pada 12 November 2024.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2024. E. Coli Bacteria Infection: Symptoms, Treatment, and Causes.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. E. coli Infection
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan