Diabetes
DAFTAR ISI
- Apa Itu Diabetes (Gula Darah Tinggi)?
- Penyebab Gula Darah Tinggi (Diabetes)
- Faktor Risiko Gula Darah Tinggi (Diabetes)
- Gejala Gula Darah Tinggi (Diabetes)
- Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Perawatan Diabetes
- Diagnosis Gula Darah Tinggi (Diabetes)
- Pengobatan Diabetes
- Rekomendasi Obat Diabetes
- Pencegahan Diabetes
- Komplikasi Diabetes
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining Diabetes Mulai dari Rp 219.000,-
Apa Itu Diabetes (Gula Darah Tinggi)?
Diabetes atau penyakit gula (gula darah tinggi) adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang perlu kamu waspadai.
Adapun tanda utama dari penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai normal.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.
Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh.
Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Jika dijabarkan, berikut adalah penjelasan mengenai keduanya, yaitu:
- Diabetes tipe 1. jenis ini adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh akan menyerang dirinya sendiri. Pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi insulin sama sekali.
- Diabetes tipe 2. Pada jenis diabetes ini, tubuh tidak membuat cukup insulin atau sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespons insulin secara normal.
Jika kamu Mengidap Penyakit Kencing Manis, Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatannya.
Penyebab Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes.
Sementara itu, kadar gula darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah tinggi dikenal sebagai hiperglikemia.
Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah meningkat atau berlebihan.
Sementara itu diabetes merupakan penyakit yang sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.
Penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula terjadi akibat adanya gangguan dalam tubuh. Sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel.
Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. Pada penyakit gula tipe 1, gangguan ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.
Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin, menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.
Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal. Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.
Faktor Risiko Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Terdapat beberapa faktor risiko penyakit gula tipe 1, antara lain:
- Faktor riwayat keluarga atau keturunan, yaitu ketika seseorang akan lebih memiliki risiko terkena diabetes tipe 1 jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit yang sama, karena berhubungan dengan gen tertentu.
- Faktor geografi, orang yang tinggal di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti di Finlandia dan Sardinia, berisiko terkena diabetes tipe 1. Hal ini disebabkan karena kurangnya vitamin D yang bisa didapatkan dari sinar matahari, sehingga akhirnya memicu penyakit autoimun.
- Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4–7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10–14 tahun.
- Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Sementara itu, berikut adalah beberapa faktor risiko dari penyakit gula tipe 2, antara lain:
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Distribusi lemak perut yang tinggi.
- Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga.
- Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga.
- Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
- Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45 tahun.
- Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
- Riwayat diabetes saat hamil.
- Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas.
Ini Pilihan Dokter Spesialis yang Akan Bantu Perawatan Diabetes.
Gejala Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Gejala masalah kesehatan ini akan muncul secara bervariasi pada setiap pengidapnya.
Sebab, kondisi ini akan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis penyakit gula yang pengidapnya miliki.
Namun, secara umum ada beberapa gejala yang akan dialami oleh pengidapnya, baik itu tipe 1 maupun tipe 2, yaitu:
- Peningkatan rasa haus.
- Peningkatan frekuensi buang air kecil.
- Mudah lelah atau rasa kelelahan terus-menerus.
- Adanya gangguan penglihatan, seperti pandangan yang kabur.
- Terjadinya infeksi pada tubuh terus-menerus, yang umum terjadi pada bagian gusi, kulit, maupun area vagina (pada wanita).
- Penurunan berat badan yang tidak jelas apa penyebabnya.
- Kehadiran keton dalam urine (keton adalah produk sampingan dari pemecahan otot dan lemak yang terjadi ketika tidak ada cukup insulin yang tersedia).
Maka dari itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau sejumlah tersebut.
Hal ini bertujuan agar pengidapnya mendapatkan perawatan yang tepat sedari dini, sehingga risiko akan komplikasi dari diabetes dapat terhindarkan.
Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Sering Diabaikan
Rekomendasi Dokter di Halodoc untuk Perawatan Diabetes
Jika mengalami beberapa gejala dari diabetes dan gejala tersebut tak kunjung membaik, segera hubungi dokter di Halodoc.
Tujuannya agar kondisi dapat segera terdeteksi, sehingga penanganan dapat dilakukan sedari dini.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun yang bisa kamu hubungi untuk saran dan tips perawatan tepat.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Nuriati Harahap
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Yuk, pakai Halodoc sekarang!
Diagnosis Gula Darah Tinggi (Diabetes)
Dokter akan mendiagnosis kondisi ini pada seseorang dengan melakukan wawancara medis. Kemudian, dokter juga akan memeriksa kadar glukosa dalam tes darah.
Ada tiga jenis tes yang dokter dapat gunakan untuk mengukur kadar glukosa darah, yaitu:
1. Tes glukosa darah puasa
Untuk tes ini, pengidap penyakit gula perlu tidak makan atau minum apa pun kecuali air putih (puasa).
Puasa ini setidaknya delapan jam sebelum tes. Sebab, makanan dapat sangat memengaruhi gula darah, tes ini memungkinkan dokter melihat gula darah dasar.
2. Tes glukosa darah acak
Pemeriksaan ini dapat pengidap penyakit gula lakukan secara acak. Meskipun ketika kamu sedang berpuasa.
3. A1c
Tes ini, juga memiliki istilah lain HbA1C atau tes hemoglobin terglikasi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjukkan kadar glukosa darah rata-rata seseorang selama dua hingga tiga bulan terakhir.
4. Tes toleransi glukosa oral
Dalam tes ini, pengukuran kadar glukosa darah akan dokter lakukan setelah puasa semalam.
Kemudian pengidap penyakit gula akan minum minuman manis. Nantinya, kadar glukosa darah pasien kemudian diperiksa pada jam satu, dua dan tiga.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan darah dan urine untuk membedakan apakah seseorang terkena diabetes tipe 1 atau 2.
Nantinya, darah akan diperiksa untuk autoantibodi (tanda autoimun bahwa imun tubuh menyerang dirinya sendiri).
Sementara itu, urine akan diperiksa untuk mengetahui adanya keton (pertanda tubuh seseorang membakar lemak sebagai suplai energinya).
Untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan ini, kamu bisa melakukannya di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
Kamu juga bisa melakukan Skirining Diabetes dari rumah melalui layanan Homecare by Halodoc (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar).
Test ini akan melibatkan phlebotomist (tenaga ahli yang akan mengambil sambil urine atau darah) yang akan datang ke tempatmu. Nah, Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
Booking Skirining Diabetes Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Pengobatan Diabetes
Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis penyakit gula yang kamu alami.
Terapi insulin menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap kondisi ini, baik tipe 1 maupun tipe 2.
Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, transplantasi pankreas dapat menjadi pilihan guna mengatasi kerusakan pada pankreas.
Sedangkan pada pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-obatan.
Namun, umumnya ada beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes, seperti:
1. Menerapkan pola makan sehat
Jika kamu mengalami penyakit diabetes, sebaiknya atur kembali pola makan yang sehat.
Fokuskan pada asupan buah, sayur, protein tanpa lemak, dan juga biji-bijian.
Tidak hanya itu, kamu juga perlu mengonsumsi serat dan mengurangi beberapa jenis makanan, seperti makanan yang mengandung lemak jenuh, karbohidrat olahan, hingga pemanis buatan.
2. Rutin melakukan aktivitas Fisik
Setiap orang tentunya membutuhkan aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan tetap optimal, termasuk pengidap diabetes.
Olahraga menjadi satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar gula darah dengan mengubahnya menjadi energi.
Kamu bisa memilih untuk melakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda.
Jadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas harian untuk membantu kamu menghindari kondisi diabetes menjadi lebih buruk.
Rekomendasi Obat Diabetes
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi obat diabetes yang bisa kamu gunakan:
- Gliabetes 30 mg 10 Tablet. Merupakan obat dengan kandungan Pioglitazone HCl untuk menangani penyakit diabetes tipe 2.
- Diabemed 24 Kapsul. Bermanfaat untuk mengatasi dan mencegah diabetes, serta menurunkan kadar gula di dalam darah dan menjaganya tetap stabil.
- Inlacin 100 mg 5 Strip (6 Kapsul/Strip) – Hemat Borongan. Mengandung kombinasi Lagestroemiaspeciosa dan Cinnamomun burmanii untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah.
- Pioglitazone HCl 30 mg 3 Strip (10 Tablet/Strip) – Obat Rutin. Merupakan obat tablet yang bermanfaat dalam terapi diabetes mellitus tipe 2.
- Amaryl M 1 mg/250 mg 3 Strip (10 Tablet/Strip) – Obat Rutin. Mengandung kombinasi Metformin dan Glimepiride yang bermanfaat untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2.
Nah, kamu bisa mendapatkan obat diabetes tersebut dengan mudah dari Toko Kesehatan Halodoc. Dengan Halodoc, berbelanja obat jadi lebih mudah dari mana saja dan kapan saja.
Pencegahan Diabetes
Meskipun faktor risiko seperti riwayat keluarga dan ras tidak dapat diubah, tapi ada faktor risiko lain yang dapat dicegah sedari dini melalui penerapan hidup sehat.
Berikut adalah beberapa langkah gaya hidup sehat yang dapat kamu lakukan mencegah penyakit ini, antara lain:
- Mempertahankan berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan rendah lemak.
- Mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayur.
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Berolahraga secara rutin dan banyak melakukan aktivitas fisik.
- Mengurangi waktu duduk diam terlalu lama, seperti ketika menonton televisi.
- Menghindari atau berhenti merokok.
Baca juga: Inilah yang Dimaksud Prediabetes dan Cara Mengatasinya
Komplikasi Diabetes
Komplikasi dari penyakit ini akan berkembang secara bertahap. Semakin lama seseorang mengidapnya dan semakin tidak terkontrolnya penyakitnya, maka akan semakin tinggi pula risiko komplikasi.
Akhirnya, komplikasi dapat melumpuhkan atau bahkan mengancam jiwa.
Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi diabetes secara umum, yaitu:
- Penyakit kardiovaskular. Diabetes dapat meningkatkan risiko berbagai masalah pada sistem kardiovaskular. Hal ini termasuk penyakit arteri koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke dan penyempitan arteri (aterosklerosis).
- Kerusakan mata (retinopati). Baik diabetes tipe 1 maupun 2 dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan retina mata,
- Kerusakan saraf (neuropati). Kelebihan gula dapat melukai dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang memberi nutrisi pada saraf terutama pada kaki. Hal ini dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, terbakar atau nyeri yang biasanya dimulai pada ujung jari kaki atau jari tangan dan secara bertahap menyebar ke atas.
Di samping itu, diabetes juga berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal, disfungsi seksual, hingga keguguran sebagai komplikasinya.
Agar bisa mencegah penyakit diabetes, kamu bisa Cek Risiko Diabetes untuk kamu maupun anggota keluarga lainnya melalui fitur Halodoc di bawah ini.