Diabetes Gestasional
DAFTAR ISI
- Apa Itu Diabetes Gestasional?
- Penyebab Diabetes Gestasional
- Faktor Risiko Diabetes Gestasional
- Fase dan Gejala Diabetes Gestasional
- Rekomendasi Dokter Kandungan di Halodoc
- Diagnosis Diabetes Gestasional
- Pengobatan Diabetes Gestasional
- Komplikasi Diabetes Gestasional
- Pencegahan Diabetes Gestasional
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Diabetes Gestasional?
Diabetes gestasional merupakan jenis penyakit diabetes yang hanya terjadi saat hamil. Seperti diabetes lainnya, kondisi ini mempengaruhi bagaimana tubuh menggunakan glukosa.
Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah tinggi sehingga bisa memengaruhi kesehatan bumil dan bayi dalam kandungan. DM gestasional biasanya muncul di pertengahan kehamilan, sekitar 24 hingga 28 minggu.
Setelah melahirkan, gula darah biasanya kembali normal. Tetapi jika pernah mengalami diabetes gestasional, ibu berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, periksakan gula darah lebih sering untuk memantau kondisi kesehatan ibu.
Penyebab Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi karena perubahan hormon selama kehamilan dan bagaimana tubuh mengolah makanan menjadi energi.
Insulin, hormon yang memecah gula dari makanan dan mengirimnya ke sel-sel tubuh. Hormon ini berperan penting dalam menjaga kadar gula darah tetap normal.
Namun, jika insulin tidak berfungsi dengan baik atau tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, gula akan menumpuk dalam darah dan menyebabkan diabetes.
Selama kehamilan, hormon bisa mengganggu kerja insulin sehingga tubuh tidak bisa mengatur kadar gula darah dengan baik, sehingga menyebabkan diabetes gestasional.
Faktor genetik dan kelebihan berat badan juga bisa memainkan peran dalam risiko diabetes gestasional.
Selain penyebab di atas, ada juga 3 Kebiasaan yang Memicu Bumil Alami Diabetes Gestasional sehingga ibu perlu lebih waspada.
Faktor Risiko Diabetes Gestasional
Kondisi ini bisa menimpa ibu hamil mana pun. Akan tetapi, ibu hamil yang berusia di atas 25 tahun dan berasal dari keturunan Asia Selatan dan Timur, Hispanik, Amerika Asli, atau Kepulauan Pasifik punya risiko yang lebih tinggi.
Nah, berikut faktor lain yang dapat meningkatkan risiko DM gestasional pada ibu hamil:
- Mengidap penyakit jantung.
- Punya tekanan darah tinggi.
- Kurang aktif dalam aktivitas sehari-hari.
- Kegemukan.
- Punya riwayat pribadi atau keluarga yang mengidap DM gestasional.
- Mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS).
- Pernah melahirkan bayi dengan berat sembilan 4 kilogram atau lebih.
- Prediabetes, yakni punya riwayat glukosa darah yang lebih tinggi dari normal.
Fase dan Gejala Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Mayoritas baru terdeteksi saat pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Akan tetapi, beberapa ibu hamil mungkin merasakan gejala jika kadar gula darah terlalu tinggi, seperti:
- Haus berlebihan
- Sering buang air kecil
- Mulut kering
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Gatal pada area genital atau infeksi jamur
Selain gejala di atas, Diabetes Gestasional saat Hamil Bisa Sebabkan Vertigo atau sensasi pusing seperti berputar.
Akan tetapi, tidak semua gejala di atas pasti diabetes gestasional. Ibu perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan untuk memastikan diagnosisnya.
Rekomendasi Dokter Kandungan di Halodoc
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala diabetes gestasional, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Nah, berikut beberapa dokter berpengalaman yang bisa beri perawatan terkait kondisi dm gestasional:
Jika dokter yang kamu hubungi tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat jadwal konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo, segera hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Diabetes Gestasional
Selama kehamilan, dokter kandungan akan melakukan tes gula darah untuk memeriksa apakah bumil memiliki diabetes gestasional.
Tes ini biasanya dilakukan dalam dua tahap:
1. Tes tantangan glukosa
Ibu akan diminta minum cairan manis dan setelah sekitar satu jam, dokter akan mengambil sampel darah untuk memeriksa kadar gula darah.
Jika kadar gula darah tinggi, dokter akan melakukan tes toleransi glukosa.
2. Tes toleransi glukosa
Tes ini hanya dilakukan jika hasil tes tantangan glukosa tidak normal. Ibu harus berpuasa (tidak makan selama delapan jam) sebelum tes ini.
Dokter spesialis obgyn akan mengambil sampel darah sebelum dan setelah satu, dua, dan tiga jam setelah minum cairan manis.
Tes ini dapat memastikan apakah ibu memiliki diabetes gestasional atau tidak.
Pengobatan Diabetes Gestasional
Jika telah didiagnosis mengidap DM gestasional, langkah pengobatan yang biasa dokter anjurkan antara lain:
1. Rutin memeriksakan gula darah
Ibu akan diberikan alat uji untuk memeriksa gula darah secara rutin. Alat ini digunakan dengan menyuntikkan jari dan menempelkan darah pada strip uji.
Sebelumnya, dokter pasti akan menginformasikan cara pengujian yang benar, kapan, dan seberapa sering.
2. Menerapkan pola makan sehat
Ibu hamil wajib menerapkan pola makan sehat, seperti makan teratur dan hindari melewatkan makan. Dokter umumnya menyarankan makan makanan bersumber pati dan indeks glikemik rendah.
Konsumsi banyak buah, sayuran, hindari makanan manis dan minuman manis
3. Olahraga
Olahraga teratur membantu mengelola diabetes gestasional. Jangan khawatir, dokter kandungan pasti akan memberikan saran tentang cara aman berolahraga selama kehamilan.
4. Obat
Dokter kandungan juga bisa meresepkan obat jika gula darah tidak stabil meski telah menerapkan diet sehat dan olahraga.
Obatnya bisa berupa tablet atau insulin. Nah, obat ini biasanya dihentikan setelah melahirkan.
5. Pemantauan selama kehamilan
Dalam kasus DM gestasional, dokter kandungan umumnya memberikan jadwal pemeriksaan kehamilan lebih rutin.
Fungsinya untuk memantau kesehatan ibu dan bayi sampai wkatu persalinan tiba.
6. Penentuan proses persalinan
Waktu ideal untuk melahirkan biasanya sekitar minggu ke 38 hingga 40. Induksi persalinan atau operasi caesar dapat ditawarkan jika ibu belum melahirkan pada minggu ke 40 dan 6 hari.
7. Pemantauan pasca persalinan
Ibu tetap boleh menggendong dan menyusui bayi segera setelah melahirkan. Namun, nantinya dokter tetap akan memantau kadar gula darah ibu.
Tes darah glukosa umumnya akan dilakukan kembali pada 6 hingga 13 minggu setelah melahirkan.
Komplikasi Diabetes Gestasional
Tingginya kadar gula darah dapat menimbulkan masalah bagi ibu hamil dan bayi, termasuk risiko lebih tinggi untuk melakukan operasi caesar.
1. Komplikasi pada bayi
Beberapa potensi komplikasi pada bayi akibat DM gestasional, antara lain:
- Kadar gula darah yang tinggi dapat membuat bayi terlalu besar, meningkatkan risiko kesulitan saat lahir.
- DM gestasional juga bisa menyebabkan persalinan lebih awal dari yang diharapkan (prematur).
- Bayi yang lahir prematur mungkin memiliki kesulitan bernapas.
- Kadang-kadang bayi bisa mengalami kadar gula darah rendah setelah lahir.
- Bayi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
- Diabetes gestasional yang tidak diobati bisa berakibat fatal bagi bayi, baik sebelum atau sesudah lahir.
2. Komplikasi pada ibu
Sementara itu, DM gestasional juga berisiko menimbulkan komplikasi ini pada ibu:
- DM gestasional meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan preeklamsia, yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.
- Risiko melahirkan dengan operasi caesar lebih tinggi pada ibu dengan diabetes gestasional.
- Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari, terutama selama kehamilan berikutnya.
Pencegahan Diabetes Gestasional
Tidak ada jaminan untuk mencegah diabetes gestasional, tetapi semakin sering kebiasaan sehat yang bisa ibu lakukan sebelum hamil, semakin baik.
Jika ibu pernah mengalami diabetes gestasional, pilihan sehat ini juga dapat mengurangi risiko mengalaminya lagi dalam kehamilan mendatang atau mengembangkan diabetes tipe 2 di masa depan.
Berikut langkah pencegahan yang bisa ibu lakukan:
1. Terapkan pola makan sehat
Pilih makanan yang tinggi serat, rendah lemak, dan kalori. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Pilih makanan yang beragam agar tetap merasa nikmat tanpa mengorbankan rasa atau gizi. Perhatikan pula ukuran porsinya.
2. Usahakan tetap aktif
Berolahraga sebelum dan selama kehamilan dapat membantu melindungi ibu untuk mengembangkan diabetes gestasional.
Coba lakukan aktivitas sedang selama 30 menit setiap hari. Jalan cepat, naik sepeda, atau berenang.
Aktivitas singkat seperti parkir jauh dari toko saat berbelanja atau berjalan sebentar juga bermanfaat.
3. Mulai kehamilan dengan berat badan yang sehat
Jika berencana hamil, usahakan untuk mencapai berat badan yang sehat terlebih dahulu.
Fokus pada perubahan makanan yang dapat bertahan lama, seperti meningkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
4. Jaga kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan selama kehamilan normal dan sehat sangat penting. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu banyak dan terlalu cepat dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional.
Tanyakan pada dokter kandungan berapa kenaikan berat badan yang wajar untuk ibu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter apabila mengalami tanda-tanda diabetes gestasional atau punya riwayat diabetes sebelumnya. Dengan begitu, risiko komplikasinya bisa dicegah sedini mungkin.
Jika punya pertanyaan lain terkait hal ini, jangan ragu hubungi dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2024. Gestational diabetes.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Gestational diabetes.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Gestational diabetes.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan