Crush Injury
Pengertian Crush Injury
Crush injury adalah cedera yang mengakibatkan remuknya bagian tubuh tertentu (seperti tulang, otot, atau bahkan organ dalam) karena terhimpit atau mendapat tekanan yang besar dari benda berat. Cedera dapat berupa luka robek, patah tulang tertutup dan terbuka (bagian tulang keluar menembus kulit), amputasi traumatis (terpotongnya bagian tubuh tertentu), memar (akibat kerusakan otot). Pada kasus yang berat, penanganan medis perlu dilakukan secepatnya, dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Pasalnya, apabila terlambat, dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian.
Faktor Risiko Crush Injury
Kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami crush injury, antara lain pekerja konstruksi, pekerja yang mengoperasikan mesin-mesin berat, dan pengendara kendaraan bermotor.
Penyebab Crush Injury
Crush Injury disebabkan oleh:
- Kecelakaan kendaraan bermotor, biasanya dengan kecepatan tinggi, seperti motor, mobil, kereta, dan pesawat.
- Bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor.
- Kecelakaan kerja, misalnya jari tangan atau kaki terjepit mesin atau alat-alat berat saat bekerja, terjatuh dari ketinggian pada pekerja konstruksi bangunan.
- Ledakan, seperti orang yang terkena ledakan bom atau gas meledak.
- Anggota tubuh tertimpa benda berat, terutama kaki dan jari kaki.
Gejala Crush Injury
Gejala dari cedera ini tergantung pada tubuh bagian mana yang menjadi lokasi cedera. Umumnya, gejalanya dapat berupa:
- Nyeri hebat pada daerah yang cedera.
- Memar yang disebabkan karena rusaknya otot.
- Luka terbuka.
- Mati rasa pada bagian tubuh yang mengalami cedera atau bagian tubuh dibawah letak cedera.
- Penurunan kesadaran, mulai dari mengantuk hingga tidak sadar.
- Perdarahan.
- Patah tulang dapat terbuka maupun tertutup.
Diagnosis Crush Injury
Pada tiap orang yang mengalami trauma, dokter harus selalu memeriksa adakah kegawatdaruratan yang mengancam nyawa. Setelah dipastikan kegawatdaruratannya telah teratasi atau dipastikan tidak ada kondisi gawat darurat yang mengancam nyawa, maka dokter baru menanyakan dengan jelas riwayat trauma yang dialami, kemudian melakukan pemeriksaan fisik pada seluruh bagian tubuh dan tempat cedera, lalu baru menentukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis dan penanganan selanjutnya.
Jika mengalami luka terbuka atau perdarahan, pemeriksaan laboratorium darah harus segera dilakukan. Pemeriksaan urine dapat membantu pada pengidap dengan kecurigaan crush syndrome. Kemudian, pemeriksaan pencitraan, seperti foto rontgen, CT scan, atau MRI dilakukan sesuai kebutuhan pada lokasi tubuh yang mengalami cedera. Biasanya sebagai panduan untuk tindakan operasi.
Komplikasi Crush Injury
Beberapa komplikasi yang sering terjadi akibat crush injury, meliputi:
- Crush Syndrome, yaitu keadaan klinis yang disebabkan kerusakan otot hebat sehingga otot mengeluarkan mioglobin dalam jumlah besar. Pelepasan mioglobin ke dalam darah menimbulkan syok, gagal ginjal, dan urine berwarna kuning kehitaman. Kondisi ini terjadi akibat crush injury pada otot, tersering paha dan betis.
- Sindrom Kompartemen, terjadi akibat tekanan dalam ruang yang dibatasi fascia (selaput pembungkus otot) dan tulang tinggi akibat pembengkakan otot hebat, sehingga menekan pembuluh darah dan saraf sekitarnya akhirnya tidak mendapatkan suplai darah cukup yang menyebabkan kerusakan dan kematian otot dan syaraf. Sindrom ini ditandai dengan nyeri yang semakin hebat, pembengkakan semakin membesar hingga kulit tegang, mati rasa pada daerah pembengkakan sampai kebagian bawahnya. Biasanya daerah yang sering terkena adalah tungkai bawah, lengan bawah, paha, dan daerah gluteal (bokong).
- Syok Hipovolemik, terjadi karena cedera mengakibatkan perdarahan hebat dan penanganan terlambat. Kekurangan darah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan volume darah dalam sirkulasi darah menurun, jantung kekurangan pasokan oksigen dan pada akhirnya kontraksi jantung akan melemah mengakibatkan tekanan darah yang sangat rendah atau bahkan tidak teraba. Hal ini dapat mengancam nyawa. Kasus seperti ini biasanya terjadi akibat crush injury yang menimbulkan luka robek pada pembuluh darah atau terputusnya pembuluh darah dan pada amputasi traumatis tangan atau kaki.
- Gagal Ginjal Akut, terjadi akibat ginjal keracunan mioglobin karena kerusakan otot hebat atau perdarahan hebat. Biasanya hal ini terjadi karena crush syndrome, penanganan yang terlambat dari crush injury pada otot atau luka terbuka dengan perdarahan hebat.
Pengobatan Crush Injury
Penanganan awal dari semua pengidap trauma, termasuk crush injury adalah menentukan ada atau tidaknya kondisi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa. Empat langkah awal yang dilakukan:
- Pertama, jalan nafas, dokter akan memastikan jalan nafas lancar dilihat dari pengidap dapat berbicara, tidak mengorok. Jika mengorok artinya ada sumbatan dalam jalan nafasnya yang dapat mengancam nyawanya.
- Kedua, pernapasan, dokter akan memastikan pengidap bernapas dengan melihat dinding dada dan perut yang bergerak secara normal, tidak terlihat sesak, atau pergerakan dinding dada tidak seimbang karena patah beberapa tulang iga.
- Ketiga, sirkulasi darah, dokter akan memastikan denyut nadi normal, tidak lemah dan apabila ada perdarahan, menghentikan perdarahan, kemudian memasang jalur intravena atau infus.
- Keempat, evaluasi neurologi (saraf), dokter akan melakukan pemeriksaan meliputi tingkat kesadaran pengidap dan fungsi saraf tertentu, seperti ada atau tidaknya kelumpuhan.
Setelah dipastikan tidak ada kegawatdaruratan atau kondisi gawat darurat telah ditangani, pemeriksaan fisik lengkap akan dilakukan, kemudian penanganan spesifik dilakukan berdasarkan lokasi cedera, misal pemasangan bidai sementara pada patah tulang tertutup. Kebanyakan kasus-kasus crush injury membutuhkan tindakan operasi, seperti pemasangan pen pada patah tulang multiple (lebih dari satu), debridement (membersihkan luka dan membuang jaringan mati) pada luka robek besar dan kotor dan amputasi pada kasus amputasi traumatis (bagian tubuh terpotong karena trauma).
Jika ditemukan adanya sindrom kompartemen akibat crush injury, maka dilakukan fasciotomy, yaitu prosedur pembedahan dengan memotong selaput pembungkus otot (fascia) agar tegangan atau tekanan pada saraf dan pembuluh darah berkurang, sehingga jaringan di bawah lokasi cedera mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Sebelum atau setelah operasi akan diberikan beberapa jenis obat, yaitu anti nyeri golongan kuat, untuk meredakan nyeri akibat cedera dan antibiotik, mencegah infeksi bakteri, terutama pada luka terbuka. Semua obat-obatan ini biasanya diberikan lewat jalur intravena atau suntikan.
Pencegahan Crush Injury
Upaya pencegahan agar seseorang terhindar dari crush injury, yaitu meminimalisir risiko trauma, seperti:
- Selalu memperhatikan keselamatan dalam berkendara dan bekerja
- Memakai alat perlindungan diri dalam bekerja dan berkendara
- Hindari penggunaan alkohol sebelum berkendara dan mengoperasikan mesin
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya periksakan langsung ke dokter setelah mengalami trauma seperti yang disebutkan di atas. Pasalnya, cedera bisa saja terlihat hanya sebagai memar, tetapi mungkin telah terjadi kerusakan otot, saraf, ataupun tulang. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit yang kamu inginkan lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.