Cek Sperma
DAFTAR ISI
- Apa Itu Cek Sperma?
- Mengapa Harus Melakukan Cek Sperma?
- Kapan Harus Melakukan Cek Sperma?
- Bagaimana Melakukan Cek Sperma?
- Apa Kriteria Sperma yang Normal?
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining PMS Mulai dari Rp 599rb!
Apa Itu Cek Sperma?
Cek sperma merupakan metode yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesuburan pria serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menyebabkan ketidaksuburan.
Hal ini juga bertujuan untuk menganalisis kesehatan sperma. Sperma terdapat dalam air mani yang dilepaskan saat ejakulasi.
Analisis air mani mengukur tiga faktor utama kesehatan sperma, yaitu:
- Jumlah sperma (concentration).
- Bentuk dan ukuran sperma (morphology).
- Pergerakan sperma (motility).
Agar bisa mendapatkan hasil pemeriksaan yang ideal mengenai kesehatan sperma, dokter akan melakukan 2–3 kali cek sperma untuk mendapatkan sampel rata-rata.
Pengambilan sampel sperma rata-rata dapat memberikan hasil yang meyakinkan karena jumlah sperma bisa bervariasi setiap hari.
Mengapa Harus Melakukan Cek Sperma?
Produksi sperma yang rendah bisa menyebabkan infertilitas pada pria atau penurunan kemampuan untuk bisa membuat pasangan hamil. Berdasarkan hal tersebut, maka cek sperma sangat penting untuk dilakukan.
Pemeriksaan sperma untuk memastikan tidak ada sperma dalam air mani juga harus dilakukan oleh seorang pria yang telah menjalani vasektomi.
Dalam vasektomi, saluran yang membawa sperma dari testis ke penis dipotong atau disumbat untuk mencegah sperma bercampur dengan air mani ketika ejakulasi agar tidak terjadi pembuahan.
Dokter sering merekomendasikan untuk melakukan analisis sperma satu kali tiap bulan dalam rentang waktu tiga bulan bagi pria setelah vasektomi. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak ada lagi sperma dalam air mani pasien tersebut.
Selain itu, ternya Ini Hal yang Bisa Diketahui dari Hasil Cek Sperma.
Kapan Harus Melakukan Cek Sperma?
Cek sperma dilakukan ketika pasangan kesulitan untuk memiliki keturunan. Dengan tes ini, dokter dapat mengetahui apakah seseorang tersebut subur atau tidak.
Selain itu, cek sperma juga dapat mengetahui jumlah sperma, encer atau tidaknya sperma, serta kemungkinan adanya disfungsi sperma yang berpengaruh terhadap infertilitas.
Lalu, Benarkah Sperma yang Encer Sulit Membuahi Pasangan?
Bagaimana Melakukan Cek Sperma?
Untuk melakukan cek sperma, dokter akan meminta kamu untuk memberikan sampel air mani.
Biasanya, kamu akan diminta berejakulasi ke dalam wadah yang sudah disediakan.
Selama 2–5 hari sebelum cek sperma, ada kemungkinan dokter akan meminta kamu untuk tidak melakukan hubungan intim atau masturbasi. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan berapa jumlah sperma yang paling tinggi.
Namun, jangan menghindari ejakulasi selama lebih dari dua minggu sebelum tes karena ini bisa menghasilkan sampel dengan sperma yang kurang aktif.
Sebaiknya, hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein sebelum pemeriksaan sperma. Kamu juga perlu memberi tahu dokter mengenai obat apa dan suplemen herbal yang kemungkinan kamu konsumsi secara rutin.
Jangan menggunakan pelumas saat akan mengambil sampel karena dapat memengaruhi seberapa mudah spermamu bergerak.
Untuk mendapatkan hasil yang paling akurat, dokter akan menguji lebih dari satu sampel. Oleh karena itu, kamu perlu menyediakan sampel lain dalam waktu 2–3 minggu. Ini karena sampel air mani dari pria yang sama dapat bervariasi.
Terkadang kamu juga perlu mengumpulkan sampel sperma di rumah dengan ketentuan harus menyimpannya pada suhu kamar dan membawanya ke dokter atau lab dalam waktu 1 jam.
Apa Kriteria Sperma yang Normal?
Ketika dokter menganalisis hasil tes sperma, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan.
Sperma yang normal akan menunjukkan hasil yang meliputi:
1. Bentuk sperma
Bentuk dan ukuran sperma dapat memengaruhi kemampuannya dalam membuahi sel telur. Normalnya, air mani akan memiliki setidaknya lebih dari 50 persen sperma yang berbentuk normal.
2. Pergerakan sperma
Seberapa banyak dan seberapa baik pergerakan dari sperma yang aktif juga memengaruhi kesehatan sperma. Pada kondisi ideal, sekitar 50% atau lebih dari sampel sperma seharusnya memiliki kemampuan gerak yang aktif.
3. Kandungan pH dalam sperma
Tingkat pH dalam sperma harus berada di antara angka 7,2 hingga 7,8 sebagai kriteria normal. Jika kandungan pH sperma berada di atas 8,0 dapat menandakan adanya infeksi.
Namun, jika pH kurang dari 7,0, sperma tersebut telah terkontaminasi atau adanya penyumbatan pada saluran ejakulasi.
4. Volume sperma
Air mani normal harus memiliki lebih dari 2 mililiter. Sebab, volume air mani yang sedikit atau rendah dapat menjadi indikasi rendahnya jumlah sperma.
Namun, volume air mani yang berlebihan juga dapat diartikan sperma yang terdapat di dalamnya encer.
5. Kemampuan sperma mencair
Air mani membutuhkan waktu 15 hingga 30 menit sebelum menjadi cair. Kemampuan air mani mencair dapat membantu sperma bergerak.
Kesuburan dapat terpengaruh apabila air mani tidak mencair dalam kurun waktu tersebut.
6. Jumlah sperma
Sperma normal berjumlah 20 juta hingga lebih dari 200 juta sperma. Hal ini disebut sebagai kepadatan sperma.
7. Warna sperma
Sperma yang normal memiliki warna keputihan hingga abu-abu. Sperma yang berwarna kuning dapat menandakan adanya penyakit atau efek samping dari pengobatan.
Selain itu, sperma berwarna merah kecokelatan bisa menandakan adanya darah.
Sedangkan sperma yang tidak normal akan mengalami kesulitan dalam mencapai dan menembus sel telur
Ketidaknormalan dalam sperma tersebut dapat menunjukkan hal berikut:
- Infertilitas.
- Jumlah sperma yang rendah.
- Infeksi.
- Ketidakseimbangan hormon.
- Berbagai penyakit, seperti diabetes.
- Cacat genetik.
- Adanya paparan radiasi.
Ketika hasilnya abnormal, dokter akan merekomendasikan kamu untuk mengambil tes tambahan, yaitu:
- Tes genetik.
- Tes hormon.
- Tes urine setelah ejakulasi.
- Pengambilan sampel jaringan dari testis.
- Pengujian sel-sel kekebalan anti-sperma.
Catat, Ini 4 Hal yang Mengharuskan Laki-Laki Periksa Sperma
Skrining Penyakit Menular Seksual Bisa di Rumah Pakai Halodoc
Beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti chlamydia, gonore, dan infeksi menular seksual lainnya dapat memengaruhi kesuburan pria dan memiliki dampak berbahaya bagi kesehatan.
Untuk itu, penting melakukan skrining penyakit menular seksual guna memastikan kesehatan organ reproduksi sehingga kualitas sperma tidak terpengaruh oleh berbagai penyakit.
Kini kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya).
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tenaga medis profesional dan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harganya terjangkau, mulai dari Rp 599.000,-
✔ Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homelab Halodoc sekarang juga!