Bruxism
DAFTAR ISI
- Apa Itu Bruxism?
- Penyebab Bruxism
- Faktor Risiko Bruxism
- Gejala Bruxism
- Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Bruxism
- Diagnosis Bruxism
- Pengobatan Bruxism
- Komplikasi Bruxism
- Pencegahan Bruxism
Apa Itu Bruxism?
Bruxism merupakan kebiasaan parafungsi berupa menggertakkan gigi (grinding) atau mengatupkan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching). Kondisi ini biasanya terjadi secara tidak sadar ketika sedang tidur maupun tidak.
Meski terdengar sepele, kebiasaan ini dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan mulut dan gigi, seperti nyeri rahang, kerusakan gigi, hingga sakit kepala.
Karena itu, penting untuk menyadari tentang berbahayanya kebiasaan ini apabila terus dibiarkan agar terhindar dari dampak buruk yang tidak diinginkan.
Penyebab Bruxism
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari gangguan bruxism. Namun, dinilai ada kombinasi antara gangguan pada fisik, psikologis, hingga genetik.
Beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya bruxism, yaitu:
Pertumbuhan gigi
Anak kecil memiliki risiko mengalami bruxism, bahkan 40 persen di antaranya mengalami bruxism.
Kondisi ini terjadi ketika gigi mereka sedang mengalami pertumbuhan.
Namun, gigi dan rahang yang bertumbuh secara cepat pada anak-anak menyebabkan bruxism dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan kerusakan yang parah pada mulut dan gigi.
Gigi yang tidak rata
Pada beberapa orang, bruxism terjadi karena kondisi gigi yang tidak rata sehingga menyebabkan aktivitas mengunyah atau menggigit menjadi tidak pas sehingga terjadi bruxism.
Stres
Salah satu penyebab utama bruxism pada orang dewasa yang terjadi saat tidur maupun saat bangun adalah stres.
Bahkan, pada tahun 2020 terdapat penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan yang saling berkaitan antara bruxism dan stres.
Mengonsumsi alkohol, rokok, dan kafein
Orang yang merokok atau minum alkohol secara teratur sekitar dua kali lebih mungkin mengalami bruxism, sementara mereka yang minum lebih dari 8 cangkir kopi per hari 1,5 kali lebih mungkin mengalami bruxism.
Hal ini dibuktikan dengan temuan pada tahun 2016 yang membuktikan penggunaan ketiga hal tersebut berkaitan dengan bruxism.
Faktor Risiko Bruxism
Gangguan bruxism yang terjadi saat pengidapnya terjaga (terbangun dan sadar) biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Stres.
- Depresi.
- Gangguan cemas.
- Rasa marah.
- Ketegangan akan suatu kondisi.
Bruxism yang terjadi saat pengidapnya tertidur biasanya disebabkan oleh riwayat gangguan tidur. Berikut gangguan tidur yang memicu kondisi ini:
- Obstructive sleep apnea.
- Sleep paralysis.
Gejala Bruxism
Bruxism bisa dikenal dengan kebiasaan menggertakkan gigi setiap harinya. Namun, jika kebiasaan bruxism lebih banyak terjadi ketika malam hari, ada beberapa hal yang bisa kamu waspadai sebagai gejala dari kondisi ini.
Biasanya, pengidap bruxism akan merasa kelelahan pada pagi hari karena mengalami gangguan tidur. Selain itu, saat pagi hari akan terasa wajah yang pegal dan sakit kepala.
Tanda lain bisa diperhatikan pada bentuk gigi. Pengidap bruxism akan lebih sering mengalami gigi retak, patah, atau goyang.
Selain itu, gigi akan menjadi lebih sensitif dan otot rahang yang sering lelah atau terkunci.
Nah, berikut beberapa gejala pengidap bruxism:
- Menggertakkan atau mengatupkan gigi.
- Gigi yang rata, retak, terkelupas, atau goyah.
- Munculnya rasa sakit dan gigi menjadi sensitif.
- Otot rahang yang lelah atau tegang, atau rahang yang terkunci dan tidak bisa membuka atau menutup sepenuhnya.
- Rasa sakit atau nyeri pada rahang, leher, atau wajah.
- Rasa sakit yang terasa seperti sakit telinga, meskipun sebenarnya bukan masalah dengan telinga.
- Sakit kepala.
- Mengalami gangguan tidur.
Selain bruxism, gigi berlubang juga menjadi masalah yang sering ditemui. Nah, Ini 5 Cara Efektif untuk Mengatasi Masalah Gigi Berlubang.
Hubungi Dokter Ini untuk Mengatasi Bruxism
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami bruxism atau kebiasaan menggertakan gigi yang semakin parah, segera hubungi dokter gigi di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
Itulah beberapa dokter yang bisa kamu hubungi untuk bantu atasi bruxism. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar kebiasaan tersebut dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Bruxism
Diagnosis Bruxism dapat dokter ketahui melalui laporan pengidapnya sendiri (self-reported) dan observasi klinik adanya keausan gigi.
Jika dokter mencurigai kamu mengalami bruxism, dokter juga akan bertanya mengenai riwayat kesehatan gigi, mulai dari penggunaan obat-obatan, kebiasaan aktivitas, hingga riwayat gangguan tidur yang dialami.
Untuk memastikan bruxism, ada beberapa pemeriksaan yang akan bisa dokter lakukan:
- Pemeriksaan meliputi otot rahang.
- Memastikan tidak ada kelainan gigi yang kamu alami.
- Kerusakan lain pada area mulut dan gigi. Kondisi ini akan dilakukan pemeriksaan menggunakan X-Ray.
Selain bruxism, Ini 6 Jenis Penyakit Gigi dan Mulut yang Sering Terjadi.
Pengobatan Bruxism
Pada kondisi bruxism yang ringan, kamu tak perlu menjalani pengobatan khusus.
Namun, jika penyakit ini sudah menyebabkan gangguan kesehatan lain atau perilaku, maka ada beberapa pengobatan yang bisa dokter lakukan:
- Memperbaiki kondisi gigi. Jika pengidap bruxism mengalami masalah kondisi gigi yang memicu gejala lainnya, perbaikan gigi perlu kamu lakukan untuk menurunkan risiko perburukan gejala. Pengobatan ini tidak dapat menghentikan bruxism, tetapi mencegah kerusakan gigi.
- Penggunaan pelindung gigi. Pelindung mulut dan gigi bisa kamu gunakan untuk memisahkan gigi agar tidak mengalami kerusakan akibat bruxism.
- Mengelola stres dengan baik. Kondisi stres dan depresi yang tidak kamu atasi dengan baik memicu kondisi ini.
Komplikasi Bruxism
Kebiasaan menggertakkan dan mengatupkan gigi secara tidak sadar dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang memengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Selain kerusakan langsung pada gigi, bruxism juga dapat menimbulkan masalah lain yang lebih serius.
Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat bruxism antara lain:
- Kerusakan gigi dan gusi.
- Sakit kepala.
- Nyeri pada area wajah dan rahang.
- Gangguan tidur.
Pencegahan Bruxism
Upaya-upaya yang dapat kamu lakukan untuk mencegah adalah mengatasi stres, melakukan pola tidur sehat, dan mengunjungi dokter gigi secara rutin.
Selain itu, pengidap bruxism juga dapat mengurangi atau mencegah kebiasaan tersebut dengan melakukan beberapa hal, seperti:
- Menghindari alkohol, tembakau atau rokok, dan kafein.
- Mengelola tingkat stres.
- Hindari mengunyah permen karet karena dapat mendorong keinginan untuk lebih banyak menggertakan gigi.
Berbagai cara tersebut bisa dilakukan untuk bantu kurangi kebiasaan menggertakan gigi.
Namun, apabila cara-cara tersebut masih belum berhasil, kamu bisa menghubungi atau melakukan konsultasi dengan dokter guna mendapat penanganan atau saran secara medis.