Bepotastine
Deskripsi Bepotastine
Bepotastine adalah obat yang diklasifikasikan sebagai antihistamin. Obat ini bekerja dengan mencegah pelepasan histamin yaitu zat pemicu munculnya gejala alergi berupa gatal, bengkak, merah dan berair.
Manfaat Bepotastine
Bepotastine digunakan untuk mengatasi rhinitis alergi akibat peradangan di rongga hidung. Reaksi tersebut muncul setelah pengidap terpapar berbagai jenis alergen, contohnya serbuk sari, debu, atau bulu hewan.
Gejalanya ditandai dengan:
- Pilek atau hidung tersumbat.
- Bersin-bersin.
- Mata berair dan terasa gatal.
- Pembengkakan di bagian kelopak mata.
- Gatal di mulut dan tenggorokan.
- Ruam pada kulit.
- Badan terasa lemas.
- Batuk-batuk.
- Sakit kepala.
Dosis Bepotastine
Dosis penggunaan obat disesuaikan berdasarkan usia, intensitas keparahan penyakit, usia dan gangguan kesehatan yang dialami. Dosis umum penggunaan sebanyak 1 tetes di setiap mata, 2 kali sehari.
Cara Penggunaan Bepotastine
Patuhi anjuran penggunaan obat dari dokter dan label kemasan obat. Jangan menambahkan dosis tanpa rekomendasi dokter. Bepotastine juga tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang.
Adapun cara menggunakan bepotastin, yaitu:
- Cuci tangan terlebih dulu. Kemudian, kocok botol sebelum digunakan.
- Dongakkan kepala ke belakang dan tarik bagian bawah mata untuk menyisakan ruang.
- Teteskan obat dalam ruang tersebut. Kemudian, lepaskan kembali tarikan kelopak mata bawah dan tutup mata selama 1 sampai 2 menit.
- Segera mencuci tangan setelah menggunakan obat.
- Untuk menjaga kebersihan ujung botol, jangan menyentuhnya. Kemudian, tutup rapat dan simpan di tempat sejuk.
Perhatian Penggunaan Bepotastine
Sebelum menggunakan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Langkah ini dilakukan guna meminimalisir risiko efek samping setelah penggunaan.
- Obat tidak direkomendasikan bagi pemilik riwayat alergi obat dan penyakit hati (liver) serta gangguan ginjal.
- Obat tidak direkomendasikan pada orang yang sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun obat herbal.
- Obat tidak direkomendasikan pada ibu hamil, wanita yang sedang merencanakan kehamilan dan ibu menyusui;
- Obat tidak direkomendasikan pada lansia karena dapat meningkatkan tekanan darah.
- Obat tidak direkomendasikan pada orang yang sedang mengalami mata merah dan menggunakan lensa kontak.
- Obat menyebabkan kantuk, sakit kepala atau pandangan kabur. Jadi, pengguna tidak boleh menyetir atau mengoperasikan alat berat.
- Berikan jeda sekitar 5 menit jika sebelumnya sudah menggunakan obat tetes atau salep pada mata. Langkah ini bertujuan agar obat bisa terserap secara maksimal.
- Hentikan pemakaian jika obat mulai berubah warna. Ini bisa mengindikasikan obat sudah terkontaminasi, sehingga berisiko infeksi, kerusakan serius pada mata, hingga kehilangan penglihatan.
Efek Samping Bepotastine
Adapun efek samping yang jarang terjadi, meliputi:
- Mata merah dan terasa sakit.
- Munculnya ruam di tubuh.
- Gatal-gatal.
- Pembengkakan pada bibir, lidah atau tenggorokan.
- Demam.
- Sakit kepala
- Nyeri otot.
- Sakit tenggorokan.
- Hidung tersumbat.
- Rasa lelah berlebihan.
Interaksi Bepotastine
Potensi interaksi meningkat ketika bepotastine digunakan bersamaan dengan jenis obat lain, karena mengubah cara kerja obat. Akibatnya, obat tidak dapat bekerja secara maksimal, bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.
Jika mengalami efek samping akibat penggunaan yang salah, silakan tanya dokter untuk melakukan langkah perawatan. Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.
Referensi:
MedlinePlus. Diakses pada 2022. Bepotastine Ophthalmic.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan