Bedah Ortopedi
DAFTAR ISI
- Apa itu Bedah Ortopedi?
- Tujuan dan Indikasi Bedah Ortopedi
- Manfaat Bedah Ortopedi
- Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menjalani Bedah Ortopedi
- Kelompok yang Harus Menjalani Bedah Ortopedi
- Peringatan Bedah Ortopedi
- Jenis-jenis Operasi Bedah Ortopedi
- Persiapan Bedah Ortopedi
- Prosedur Bedah Ortopedi
- Setelah Bedah Ortopedi
- Komplikasi dan Efek Samping Bedah Ortopedi
- Efek Samping yang Membutuhkan Penanganan
- Tempat Melakukan Bedah Ortopedi
- Biaya Operasi Ortopedi
Apa itu Bedah Ortopedi?
Bedah ortopedi adalah tindakan operatif yang dilakukan oleh spesialis ortopedi atau ahli bedah ortopedi. Tujuannya untuk menangani cedera dan penyakit pada tulang belakang dan sistem muskuloskeletal tubuh.
Sistem kompleks ini mencakup tulang dan persendian, ligamen, tendon, otot, serta saraf, memungkinkan seseorang untuk bergerak, bekerja, dan aktif. Prosedur bedah juga bisa memperbaiki masalah sistem saraf.
Dalam praktiknya, bedah ortopedi terdiri dari berbagai prosedur. Misalnya, pemasangan implan, perbaikan tulang yang patah, dan pemulihan fungsi sendi yang rusak atau cacat.
Dokter bedah ortopedi akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien untuk merencanakan perawatan yang paling sesuai. Baik melalui pendekatan konservatif (tanpa operasi) maupun pembedahan.
Tujuan dan Indikasi Bedah Ortopedi
Tujuan utama dari bedah ortopedi adalah mengembalikan fungsi normal dari sistem muskuloskeletal yang rusak. Ini mencakup kemampuan bergerak, berjalan atau menggunakan anggota tubuh yang terpengaruh.
Lantas, dokter bedah ortopedi menangani apa saja? Di bawah ini beberapa hal yang dokter lakukan untuk mengembalikan fungsi normal sistem muskuloskeletal yang rusak:
1. Penggantian sendi
Operasi penggantian sendi dilakukan untuk mengganti sendi yang sudah rusak dengan sendi buatan. Contohnya, operasi tulang belakang. Prosedurnya dapat membantu pengidap bergerak tanpa rasa sakit dan kaku.
Setelah penggantian sendi, pasien dapat melakukan aktivitasnya kembali seperti sedia kala. Operasi ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.
2. Pemotongan tulang
Pprosedur pemotongan tulang bertujuan untuk menyelaraskan dan membentuk kembali tulang dan sendi. Misalnya pada rahang, siku, tulang belakang, bahu, pinggul, lutut, tungkai, jari kaki, dan kaki.
Ada banyak teknik bedah dan variasi teknik. Dokter bedah akan mendiskusikan pilihan terbaik untuk masalah tulang spesifik, dengan minim rasa sakit dan rasa ketidaknyamanan.
3. Mengatasi dan mendiagnosis masalah struktural sendi
Caranya dengan prosedur invasif minimal dilakukan melalui sayatan kecil. Beberapa penyakitnya, termasuk radang sendi, robekan rotator cuff, sindrom terowongan karpal, dan robekan ligamen lutut anterior.
4. Mengatasi gangguan saraf
Jika masalah muskuloskeletal mengganggu saraf yang berjalan melalui daerah tersebut, bedah ortopedi dapat dilakukan. Tujuannya untuk mengurangi tekanan dan memulihkan fungsi saraf normal.
Caranya dengan menyambungkan ujung saraf yang rusak (saraf primer atau ujung ke ujung). Jika saraf tidak dapat disambungkan kembali, dokter akan melakukan cangkok saraf.
5. Penyambungan tulang pergelangan tangan
Pembedahan bertujuan untuk mengobati radang sendi atau cedera pergelangan tangan yang parah. Ini biasanya dilakukan ketika perawatan non-bedah lainnya gagal mengatasi gangguan.
Prosedurnya melibatkan sebagian atau seluruh pergelangan tangan. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kekuatan genggaman.
6. Memanjangkan anggota badan
Pemanjangan anggota badan adalah perawatan bedah yang dapat mengurangi, atau memperbaiki perbedaan panjang anggota tubuh. Perawatan ini sekaligus meregangkan otot, tendon, dan ligamen di sekitarnya.
7. Perbaikan labral pinggul
Robekan labral adalah cedera pada jaringan yang menyatukan bagian bola dan soket pinggul. Masalah ini memicu nyeri, berkurangnya rentang gerak pinggul, dan sensasi pinggul terkunci.
Penyebabnya adalah cedera traumatis yang berlebihan atau kelainan pada bentuk atau keselarasan tulang pinggul. Jika diperlukan pembedahan, dokter biasanya melakukannya dengan pendekatan invasif minimal.
Manfaat Bedah Ortopedi
Prosedur bermanfaat untuk menangani gangguan akibat kecelakaan, trauma, cedera atau kondisi kronis. Untuk mengatasi masalah tersebut, ahli bedah melakukan beberapa tahapan, sepertit:
- Diagnosis cedera atau kelainan.
- Perawatan dengan obat-obatan, suntikan, pengecoran, penguat, pembedahan, atau pilihan lain.
- Rehabilitasi dengan merekomendasikan latihan atau terapi fisik untuk mengembalikan gerakan, kekuatan, dan fungsi.
- Pencegahan dengan memberikan informasi dan rencana perawatan untuk mencegah cedera atau memperlambat perkembangan penyakit.
Hubungi Dokter Ini Jika Hendak Menjalani Bedah Ortopedi
Jika kamu atau orang terdekat memiliki rencana untuk menjalani prosedur bedah ortopedi, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter tepercaya di Halodoc.
Nantinya, dokter akan memberikan kamu informasi yang lebih lengkap dan mendetail tentang prosedur tersebut.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis di Halodoc yang bisa kamu hubungi terkait prosedur bedah ortopedi.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Kelompok yang Harus Menjalani Bedah Ortopedi
Prosedur perlu dijalani oleh orang yang mengalami kelainan bawaan, seperti skoliosis atau cedera pada kaki. Selain itu juga orang tua dengan masalah mobilitas atau gangguan gerak.
Kamu juga bisa menemui dokter bedah ortopedi jika mengalami gejala muskuloskeletal dan tidak mengetahui penyebabnya. Beberapa gejala dan kondisi muskuloskeletal tersebut, misalnya:
- Nyeri konstan atau sesekali yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
- Rentang gerak menjadi terbatas.
- Gejala yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
- Kesulitan berdiri atau bergerak.
- Cedera akut yang tidak membaik dengan perawatan sederhana, seperti es atau obat pereda nyeri.
Sebelum melakukan bedah, jadwalkan janji temu dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis atau rekomendasi pengobatan yang sesuai. Menemui ahli bedah ortopedi tidak selalu berujung pada operasi.
Karena keahlian mereka, ahli bedah ortopedi memenuhi syarat untuk menentukan apakah pembedahan adalah pilihan terbaik. Mereka akan menentukan prosedur mana yang dapat memberikan hasil terbaik.
Selain itu, ada beberapa cedera muskuloskeletal yang cukup bahaya dan memerlukan perhatian medis segera. Segera datangi ruang gawat darurat (UGD) terdekat jika kamu mengalami:
- Patah tulang, terutama jika itu adalah patah tulang terbuka (tulang terlihat) atau kamu memiliki banyak patah tulang.
- Nyeri hebat atau gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti demam, ketidakmampuan menahan beban atau menggerakkan anggota tubuh, pendarahan hebat, atau kehilangan kesadaran.
Untuk mengetahui Kapan Dislokasi Perlu Dilakukan Tindakan Medis Operasi, kamu bisa memeriksakan kondisimu terlebih dahulu pada dokter yang bisa menentukan langkah penanganan yang tepat.
Peringatan Bedah Ortopedi
Ada beberapa kelompok yang tidak boleh melakukan bedah ortopedi. Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko efek samping selama prosedur dan setelahnya.
- Wanita yang sedang hamil.
- Mengidap alergi terhadap obat bius.
- Memiliki alergi terhadap lateks.
- Mengonsumsi obat-obatan rutin karena mengidap penyakit kronis.
- Tengah mengonsumsi obat pengencer darah.
Jenis-jenis Operasi Bedah Ortopedi
Prosedur bedah ortopedi yang paling umum adalah sebagai berikut:
1. Arthroscopy
Ini adalah teknik invasif minimal yang dokter gunakan untuk mendiagnosis dan memperbaiki jaringan sendi yang rusak. Misalnya, ligamen yang robek atau tulang rawan yang mengambang.
Prosedur ini akan menggunakan artroskop. Alat ini adalah dilengkapi dengan kamera kecil dan instrumen bedah yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada kulit dekat sendi.
2. Osteotomi
Caranya dengan memotong dan mengubah bentuk tulang. Tujuan utamanya memperbaiki sendi lutut yang mengalami peradangan. Prosedur juga dapat dilakukan di panggul, rahang, dagu, jari kaki, dan tulang belakang.
3. Artroplasti
Ini adalah jenis bedah ortopedi untuk mengganti sendi yang biasanya karena osteo dan rheumatoid arthritis. Prosedurnya dengan mengganti seluruh sendi, seperti pada operasi penggantian lutut atau penggantian pinggul.
4. Perbaikan kerusakan jaringan
Ini termasuk perawatan untuk otot yang rusak, ligamen atau tendon yang robek. Sementara ketegangan otot dan keseleo bisa dirawat dengan rehabilitasi atau pembedahan jika kasusnya lebih serius.
Perbaikan kerusakan jaringan tak hanya memperbaiki otot yang rusak, tapi juga saraf dalam tubuh. Klik artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut: Apakah Sistem Saraf Tubuh yang Rusak Bisa Diperbaiki?
5. Pembedahan korektif
Prosedur ortopedi sering dokter gunakan untuk memperbaiki kelainan struktur atau kelainan struktur muskuloskeletal, terutama tulang belakang dan tungkai. Hal ini diperlukan saat kondisi tersebut memengaruhi mobilitas, membatasi fungsi, atau menimbulkan masalah jangka panjang jika tidak ditangani.
Operasi osteotomi dan fusi adalah dua prosedur bedah ortopedi semacam itu. Osteotomi melibatkan pemotongan dan reposisi tulang untuk memperbaiki kelainan bentuk, sedangkan operasi fusi, seperti namanya, melibatkan pengelasan atau penggabungan tulang bersama.
6. Rekonstruksi ligamen
Rekonstruksi ligamen adalah prosedur pembedahan yang dapat memperbaiki, mengencangkan, atau mengganti ligamen yang robek. Ligamen merupakan jaringan ikat yang mengikat tulang pada persendian. Ligamen memberikan stabilitas, yang membantu mencegah gerakan berlebihan yang dapat menyebabkan dislokasi.
Nah, semua bedah ortopedi yang disebutkan di atas dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal atau anestesi umum. Untuk operasi besar seperti penggantian lutut, pasien mungkin diminta untuk mendonorkan darah (atau mempersiapkan) jika transfusi mungkin diperlukan selama operasi.
Persiapan Bedah Ortopedi
Ada beberapa hal yang perlu pasien persiapkan sebelum menjalani prosedur bedah ortopedi. Ini beberapa di antaranya:
- Umumnya pasien diminta untuk berpuasa terlebih dahulu.
- Beri tahu dokter mengenai semua obat-obatan, obat bebas, herbal dan vitamin yang kamu konsumsi.
- Beritahu daftar alergi dan sensitivitas obat serta makanan pada dokter.
- Membawa kartu asuransi (bila memiliki).
- Dokter akan meninjau, berdiskusi, dan kemudian meminta pasien menandatangani formulir persetujuan.
- Dokter akan mengkonfirmasi lokasi operasi dan menandai area tersebut pada kulit.
- Berikan ponsel, kacamata baca, alat bantu dengar, dan barang-barang pribadi lainnya kepada teman atau anggota keluarga sebelum masuk ke ruang operasi.
Prosedur Bedah Ortopedi
Dokter akan melakukan prosedur bedah ortopedi sesuai dengan jenisnya. Ini beberapa contohnya:
1. Arthroscopy
Artroskopi merupakan metode rawat jalan, yang berarti pasien bisa pulang pada hari yang sama dengan prosedur. Metodenya memakan waktu sekitar satu jam. Dokter akan:
- Membuat dua atau tiga sayatan kecil (seukuran lubang kancing) di area perawatan.
- Memasukkan artroskop dan instrumen bedah kecil lainnya ke dalam sayatan kecil.
- Melihat gambar yang dikirim dari artroskop ke monitor untuk memeriksa sendi, tulang rawan, ligamen, dan tendon.
- Membuat diagnosis atau mengatasi masalah melalui pembedahan dengan mengacu pada gambar di layar monitor.
- Menarik artroskop dan instrumen bedah dari pasien.
- Menutup sayatan dengan jahitan dan perban.
2. Artroplasti
Dokter menggunakan teknik yang bervariasi tergantung pada jenis operasi dan area sendi. Tepat sebelum prosedur, pasien akan menerima anestesi guna meminimalisir rasa tidak nyaman.
Selanjutnya:
- Dokter bakan membuat sayatan dan mengangkat sendi yang rusak.
- Kemudian mereka menggantinya dengan sambungan buatan.
- Dokter menggunakan jahitan, staples, atau lem bedah untuk menutup sayatan dan membalutnya perban.
Ahli bedah dapat melakukan beberapa prosedur penggantian sendi dengan menggunakan teknik invasif minimal. Teknik ini menggunakan lebih sedikit sayatan dan alat khusus.
Waktu pemulihan untuk prosedur invasif minimal bisa lebih singkat ketimbang prosedur konvensional. Dokter bedah akan merekomendasikan prosedur yang paling tepat untuk pasien.
3. Osteotomi
Pemulihan bergantung pada jenis osteotomi, teknik bedah spesifik, jumlah dan tingkat keparahan kerusakan tulang. Pasien juga mungkin memerlukan gips, belat, atau kruk untuk membatasi pergerakan tulang dan sendi.
Dokter melakukannya dengan:
- Memberikan anestesi atau obat bius untuk memberikan sensasi kebas atau mati rasa guna meminimalisir ketidaknyamanan.
- Dokter bedah akan melakukan sayatan, kemudian melanjutkannya dengan pemotongan bagian tulang yang bermasalah.
- Dokter akan mengisi bagian yang kosong tersebut dengan plat besi dan baut untuk. Bisa juga dengan jaringan cangkok tulang.
- Terakhir, dokter akan menutup sayatan dengan perban.
4. Rekonstruksi ligamen
Pertama-tama, dokter akan memberikan anestesi untuk memberikan rasa nyaman. Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa langkah ini:
- Dokter bedah akan mengakses dengan menyayat area yang bermasalah menggunakan teknik invasif minimal.
- Penggantian ligamen dapat dilakukan dengan menggunakan autograft (ligamen yang ditransfer dari tempat lain di tubuh), atau allograft (ditransfer dari donor atau mayat).
- Setelah selesai, dokter akan menjahit area sayatan dan menutupnya dengan kassa steril.
- Pasien perlu menginap beberapa hari setelah prosedur. Di sini, dokter akan melakukan pemantauan sampai benar-benar sembuh.
5. Operasi carpal tunnel
Sama seperti prosedur bedah lainnya, pertama-tama, dokter akan memberikan anestesi untuk memberikan sensasi mati rasa. Selanjutnya, ini yang akan dokter lakukan dalam operasi carpal tunnel:
- Membuat sayatan di telapak tangan, di atas ligamen lorong karpal.
- Memotong ligamen tersebut untuk mengurangi tekanan pada saraf median. Pembedahan dapat dilakukan dengan membuat satu sayatan di sisi telapak tangan, atau dengan membuat beberapa sayatan kecil.
- Setelah selesai, dokter akan menutup area sayatan.
- Tim medis akan membawa pasien ke ruang pemulihan. Proses pemulihan bervariasi tergantung pada kompleksitas operasi dan individu.
Biasanya dokter atau fisioterapis merekomendasikan terapi fisik. Langkah ini bertujuan untuk membantu pemulihan dan memulihkan kekuatan serta fleksibilitas tangan dan pergelangan tangan.
Setelah Bedah Ortopedi
Setelah prosedur, gips biasanya ditempatkan untuk melindungi area yang diperbaiki. Lamanya waktu yang kamu perlukan untuk pemulihan tergantung pada prosedur yang kamu lakukan.
Meskipun pasien seringkali bisa pulang dalam beberapa hari, tapi biasanya kamu membutuhkan beberapa hari hingga minggu. Tujuannya agar tulang dan ligamen mendapatkan kembali kekuatan penuhnya.
Karena itu, kamu tidak boleh melakukan aktivitas berat pada area yang cedera kecuali jika area tersebut sudah pulih sepenuhnya.
Selain itu, sesudah bedah ortopedi, pasien biasanya juga memerlukan rehabilitasi. Tujuannya untuk mengembalikan gerak dan fungsi sepenuhnya di semua bagian yang terkena.
Itulah mengapa ahli bedah ortopedi bekerja sama dengan terapis fisik serta terapis okupasi. Gunanya untuk membantu pasien dalam meningkatkan jangkauan gerak dan kembali ke aktivitas sehari-hari.
Kamu bisa cari tahu di sini terkait kondisi medis yang membutuhkan prosedur pembedahan: Catat, Ini Kondisi Medis yang Perlu Penanganan Bedah
Komplikasi dan Efek Samping Bedah Ortopedi
Ada beberapa potensi efek samping yang mungkin saja terjadi pada pasien, antara lain:
1. Infeksi luka
Infeksi luka terjadi ketika kuman masuk ke dalam luka operasi. untuk mencegahnya, dokter biasanya akan memberikan antibiotik selama operasi berlangsung. Gangguan ini jarang terjadi pada pasien dengan kesehatan yang normal.
2. Perdarahan
Beberapa prosedur, seperti penggantian sendi revisi atau manajemen fraktur kompleks meningkatkan risiko perdarahan. Potensinya bisa diminimalisir dengan mengubah jenis anestesi dan obat tertentu.
3. Cedera saraf
Gejalanya dapat berupa hilangnya sensasi kulit atau kekuatan otot sebagian atau seluruhnya. Efek samping ini biasanya terjadi sementara dan dapat membaik seiring dengan waktu.
4. Cedera pembuluh darah besar
Kerusakan pada pembuluh darah besar sangat jarang terjadi, tetapi bisa berakibat fatal. Gangguan ini bisa berujung pada gangren atau kematian jaringan dan kehilangan anggota tubuh.
5. Trombosis vena dalam
Trombosis vena dalam mengacu pada gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah dalam kaki. Penyebab umumnya adalah imobilitas dan aliran darah yang kembali ke jantung.
Efek samping lainnya dapat meliputi:
- Demam tinggi.
- Pembengkakan di area operasi.
- Area yang terkena terasa kaku dan kesemutan.
- Keluarnya nanah atau cairan berbau tidak sedap.
- Nyeri hebat yang tak kunjung membaik.
- Reaksi alergi terhadap suntikan bius.
- Kaku pada sendi.
- Kerusakan jaringan atau saraf di area operasi.
- Kerusakan berulang pada tulang, sendi, tendon, dan ligamen.
Efek Samping yang Membutuhkan Penanganan
Segera cari pertolongan medis jika mengalami beberapa masalah selama masa proses pemulihan berlangsung. Tandanya dapat berupa:
- Demam tinggi.
- Keluar cairan berbau dari area bekas operasi.
- Pembengkakan dan kemerahan di area bekas operasi.
- Kaku dan kesemutan di area bekas operasi.
- Nyeri hebat yang tak kunjung membaik dalam beberapa minggu.
Tempat Melakukan Bedah Ortopedi
Bedah ortopedi biasanya bisa kamu lakukan di rumah sakit atau klinik ortopedi. Kamu bisa buat janji medis dengan dokter spesialis bedah untuk mengetahui tahapan lebih jelas terkait prosedur.
Biaya Operasi Ortopedi
Harga operasi patah tulang sekitar 25 juta rupiah. Biaya ortopedi tersebut sudah termasuk biaya tindakan, obat, rawat inap, dan konsultasinya. Namun, biaya bisa berbeda-beda tergantung tempat yang kamu pilih.
Ingin tahu lebih lanjut soal ini? Bicarakan saja langsung dengan dokter tepercaya di Halodoc. Klik gambar berikut untuk berbicara dengan dokter sekarang: