Asites
Pengertian
Asites merupakan suatu kondisi tidak normal di mana rongga perut (abdomen) terisi oleh cairan yang berlebihan. Pada kondisi normal, seharusnya tidak ada cairan pada rongga perut atau setidaknya berjumlah 20 mililiter atau kurang pada wanita. Saat jumlah cairan melebihi 25 mililiter, maka seseorang akan tampak buncit dan bengkak pada wilayah perut.
Kata asites sendiri berasal dari bahasa latin yakni Askos yang berarti kantong atau karung. Penyebab paling sering adalah sirosis hati. Selain itu juga, dapat berasal dari keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis, pankreatitis, gagal jantung, gagal ginjal, ataupun penyumbatan pembuluh vena hati.
Penumpukan cairan jarang terjadi pada orang sehat, melainkan berkembang sebagai akibat dari penyakit lain, terutama sirosis atau penyakit hati. Sekitar setengah dari orang dengan sirosis dekompensasi akan mengalami asites. Sirosis menyumbang sekitar 80% dari kasus asites.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Komplikasi yang Terjadi Akibat Asites.
Gejala
Asites biasanya bersamaan dengan perasaan kenyang, perut kembung, dan penambahan berat badan. Gejala lain yang sering termasuk:
- Sesak napas
- Mual
- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
- Gangguan pencernaan
- Muntah
- Maag
- Kehilangan selera makan
- Demam
- Hernia
Penyebab
Terjadinya penumpukan cairan dapat terbagi menjadi beberapa kategori yakni, transudat, eksudat, dan penyebab lain. Penyebab transudat, antara lain:
- Sirosis hati
- Gagal jantung
- Sumbatan pembuluh darah vena hati
- Infeksi jantung (perikarditis infektif)
- Gizi buruk (kwashiorkor) pada anak-anak
Sedangkan penyebab eksudat, antara lain:
- Kanker
- Infeksi, seperti tuberkulosis atau peritonitis bakterial
- Pankreatitis
- Serositis
- Sindrom nefrotik
- Angioedema menurun
Penyebab lainnya, seperti:
- Penyakit sindrom Meigs
- Vaskulitis
- HIpotiroidisme
- Dialisis ginjal
- Tumor di rongga perut (peritoneum mesotelioma)
- Tuberkulosis abdominal
- Mastositosis
Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang menyebabkan risiko lebih besar, meliputi:
-
- Penyakit hati berlemak terkait non-alkohol.
- Hepatitis B dan hepatitis C
- Gangguan penggunaan alkohol.
- Hepatitis autoimun.
- Penyakit hati genetik seperti hemokromatosis, penyakit Wilson dan defisiensi alfa-1-antitripsin.
- Gagal jantung kongestif.
- Permasalahan gangguan ginjal.
- Kanker organ di perut dan panggul.
- Infeksi.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis adanya penumpukan cairan, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes dan pemeriksaan fisik.
-
Pemeriksaan Fisik
Langkah diagnosis pertama yakni dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa perut pasien untuk mencari tanda-tanda pembengkakan atau kembung.
-
Tes Darah
Dokter akan melakukan tes darah untuk menunjukkan adanya infeksi, kerusakan hati, dan masalah ginjal. Selain itu juga, untuk memeriksa kadar albumin dan bilirubin dalam darah. Albumin adalah produksi protein yang berasal dari hati. Kadar albumin yang rendah dapat menunjukkan kerusakan hati. Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari hati dan jumlahnya yang tinggi dapat menunjukkan kerusakan hati atau masalah pada saluran empedu.
-
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi seperti X-ray, CT scan, atau ultrasound dapat membantu dokter melihat cairan di dalam rongga perut dan menentukan ukurannya. Selain itu juga, dapat membantu dokter menentukan penyebab asites dan mencari tanda-tanda penyakit lain seperti tumor.
-
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG (ultrasonografi) dapat membantu dokter menentukan ukuran asites dan apakah cairan tersebut berasal dari masalah masalah pada hati atau ginjal. USG juga dapat memantau perubahan dalam volume cairan di rongga perut.
-
Pemeriksaan paracentesis
Paracentesis adalah prosedur medis di mana dokter memasukkan jarum ke dalam perut pasien untuk mengambil sampel cairan. Sampel ini kemudian akan dianalisis di laboratorium untuk menentukan penyebab asites. Paracentesis juga dapat mengurangi volume cairan dan meringankan gejala.
-
Pemeriksaan laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur bedah kecil di mana dokter memasukkan endoskop kecil ke dalam perut pasien untuk melihat kondisi organ dalam. Laparoskopi dapat membantu dokter menentukan penyebab asites dan mencari tanda-tanda penyakit lain seperti kanker.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat penumpukan cairan di tubuh, yakni:
- Masalah perut: Penumpukan cairan dapat menyebabkan rasa sakit, ketidaknyamanan dan kesulitan bernapas. Gejala tersebut dapat mengganggu kemampuan makan, berjalan, dan beraktivitas sehari-hari.
- Infeksi: Cairan dapat terinfeksi terkenal dengan istilah peritonitis bakteri spontan. Gejalanya mengalami demam dan sakit perut. Kondisi ini memerlukan antibiotik IV dan pengobatan antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi kembali.
- Hidrotorax hati, atau cairan di paru-paru: Cairan perut mengisi paru-paru, biasanya di sisi kanan. Ketika hal tersebut terjadi mungkin dapat mengalami sesak napas, batuk, rasa tidak nyaman di dada, dan hipoksemia (kekurangan oksigen dalam darah), sehingga dokter perlu melakukan thoracentesis untuk mengeluarkan cairan.
- Hernia: Peningkatan tekanan perut dapat menyebabkan hernia, khususnya hernia umbilikalis dan inguinalis.
- Gagal ginjal: Jika sirosis memburuk, dapat menyebabkan gagal ginjal (sindrom hepatorenal).
Pengobatan
Asites dapat diobati dengan memperhatikan pola makan. Dokter atau ahli gizi akan merekomendasikan untuk melakukan diet rendah natrium. Mengurangi natrium, atau garam, adalah terapi lini pertama.
Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan diuretik yang membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak natrium dan air ke dalam urin, sehingga lebih sering buang air kecil. Terkadang, diuretik tidak cukup dan cairan akan terus menumpuk. Ketika ini terjadi, seseorang mungkin memiliki prosedur yang terkenal dengan sebutan parasentesis terapeutik. Selama parasentesis, biasanya ahli radiologi intervensi akan menggunakan ultrasonografi untuk mengarahkan jarum ke dalam perut dan mengeluarkan cairan dari tubuh. Jika cairan menumpuk kembali, maka dilakukan pengulangan prosedur kembali.
Namun jika tidak berhasil dan cairan terus mengalami penumpukan, maka ahli radiologi akan mempertimbangkan untuk melakukan prosedur TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt). Selama prosedur tersebut, membuat jalur baru untuk menghubungkan vena portal atau salah satu cabangnya dengan vena dalam sirkulasi umum melewati hati. Sementara, penempatan shunt dapat meningkatkan penumpukan cairan dan juga dapat menyebabkan memburuknya ensefalopati hepatik atau fungsi hati.
Pencegahan
Terjadinya penumpukan cairan yang dapat menimbulkan risiko penyakit sirosis dapat dihindari dengan senantiasa mempertahankan pola hidup yang sehat, seperti:
- Mengonsumsi makanan yang sehat
- Olahraga yang teratur
- Istirahat yang cukup
- Hindari menggunakan jarum suntik yang tidak steril
- Menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan
- Tidak berganti-ganti pasangan
- Segera berobat jika merasa ada keluhan medis
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala tersebut, segera untuk temui dokter. Konsultasi dengan dokter dapat dengan mudah kamu lakukan melalui Halodoc. Kamu bisa memilih rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan di sini. Jadi tunggu apalagi, segera download Halodoc sekarang juga. Dengan diagnosis dan pengobatan secara tepat, maka komplikasi dan bahaya yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Ascites
WebMD. Diakses pada 2023. Ascites
Diperbarui pada 31 Maret 2023.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan