Aquaphobia
Pengertian Aquaphobia
Aquaphobia merupakan salah satu jenis fobia spesifik yaitu ketakutan irasional terhadap sesuatu yang tidak menimbulkan banyak bahaya. Seseorang dengan aquaphobia memiliki ketakutan atau kecemasan yang ekstrim saat memikirkan atau melihat air. Mereka mungkin menghindari tempat di dekat air, seperti kolam renang atau danau. Dalam kasus yang parah, pengidapnya mungkin berhenti mandi atau menggunakan air dari wastafel untuk membersihkan diri.
Aquaphobia sering disalah artikan sebagai fobia lain yang disebut hidrofobia. Meski sama-sama takut akan air, aquaphobia dan hydrophobia tidaklah sama. Sebab, hydrophobia sebenarnya bukan disebabkan oleh trauma pada air, melainkan merupakan gejala infeksi rabies.
Penyebab dan Faktor Risiko Aquaphobia
Penyebab fobia spesifik seperti aquaphobia memang belum dapat dipahami dengan baik. Namun, ada beberapa bukti bahwa fobia dapat diturunkan secara genetik. Jika kamu memiliki anggota keluarga yang memiliki kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan atau fobia lainnya, kamu mungkin berisiko mengalami fobia.
Namun, aquaphobia sering disebabkan oleh peristiwa traumatis selama masa kanak-kanak, seperti hampir tenggelam. Kondisi ini juga bisa menjadi hasil dari serangkaian pengalaman negatif. Hal ini biasanya terjadi di masa kanak-kanak dan tidak separah pengalaman traumatis.
Di sisi lain, para ahli juga mengklaim bahwa perubahan fungsi otak juga berperan dalam mengembangkan fobia spesifik.
Sementara itu, teori lain mengusulkan bahwa fobia adalah asosiasi yang dipelajari. Sebagai contoh, seseorang dapat mengembangkan fobia tertentu setelah mengamati reaksi fobia pada orang lain. Misalnya seperti orang tua, saudara, atau teman. Orang tersebut mungkin menginternalisasi reaksi ketakutan orang lain dan mengadopsi keengganan yang sama terhadap objek atau situasi.
Gejala Aquaphobia
Gejala aquaphobia sangat bervariasi dari orang ke orang. Misalnya, beberapa pengidap fobia ini mungkin merasa takut dengan adanya air yang dalam atau air pasang yang deras. Sebagian lainnya mungkin mengalami kecemasan yang hebat hanya dengan memikirkan air. Terlepas dari jenis atau jumlah airnya, pengidap aquaphobia mengalami kecemasan sebagai respons terhadap air itu tersebut.
Beberapa gejala aquaphobia meliputi:
- Rasa takut, cemas, atau panik saat memikirkan tentang air
- Rasa takut yang berlebihan atau irasional dan keengganan di hadapan air
- Ketakutan dan kecemasan di hadapan air yang secara nyata memengaruhi kemampuan seseorang untuk bersosialisasi atau beraktivitas.
- Penghindaran air yang terus-menerus.
Seseorang dengan aquaphobia cenderung mengalami kecemasan, ketakutan, atau kepanikan saat terkena air. Efek fisik aquaphobia meliputi:
- Detak jantung yang cepat.
- Berkeringat.
- Panas dingin.
- Pernapasan dangkal.
- Sesak atau nyeri pada dada atau tenggorokan.
- Gemetar saat terkena air.
- Mulut kering.
- Pusing dan mual.
- Kebingungan atau disorientasi.
Sementara itu, anak-anak dengan fobia spesifik seperti aquaphobia dapat mengekspresikan kecemasan atau ketakutan dengan:
- Menangis dan menjadi tantrum (rewel).
- Menolak untuk berbicara atau bergerak.
- Secara fisik menempel pada orang tua atau objek tertentu.
Orang yang memiliki fobia spesifik seringkali memiliki setidaknya satu kondisi kesehatan mental tambahan, termasuk:
- Jenis gangguan kecemasan yang berbeda.
- Depresi.
- Gangguan bipolar.
- Gangguan kontrol impuls.
Diagnosis Aquaphobia
Untuk mendiagnosis aquaphobia, dokter atau psikolog menggunakan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) edisi baru. Namun, saat ini, DSM-5 tidak memiliki diagnosis atau kategori khusus untuk aquaphobia. Sebaliknya, penggunaan manual ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketakutan akan air di bawah diagnosis fobia spesifik atau kondisi mental tertentu.
Jika kamu menduga dirimu memiliki aquaphobia, segeralah periksakan kondisimu ke dokter. Nantinya, dokter dapat merujuk ke spesialis kesehatan mental yang dapat mendiagnosis dan mengobati fobia.
Berdasarkan kriteria dari DSM-5, spesialis kesehatan mental kemungkinan besar akan mendiagnosis aquaphobia (atau fobia spesifik). Diagnosis ini dapat diberikan jika kamu mengalami gejala aquaphobia setidaknya selama enam bulan. Bagian dari diagnosis juga termasuk mengesampingkan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti:
- Gangguan obsesif kompulsif.
- PTSD atau Gangguan stres pascatrauma.
- Gangguan panik.
Pengobatan Aquaphobia
Mengingat aquaphobia termasuk sebagai fobia spesifik, ada dua bentuk psikoterapi sebagai pengobatan utama yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Terapi pemaparan
Terapi paparan atau exposure therapy dapat membantu mengubah respons ketakutan seseorang. Prosedurnya dilakukan dengan memaparkan pengidap fobia pada objek atau situasi yang memicu respons fobia berulang kali secara bertahap.
Dalam prosedurnya, ahli kesehatan mental akan melakukan terapi paparan di lingkungan yang aman dan terkendali. Selama setiap sesi, mereka juga akan mencatat dan menganalisis reaksi, pikiran, perasaan, dan sensasi individu.
2. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
CBT adalah elemen penting lainnya untuk mengobati fobia spesifik. Dalam prosedurnya, ahli kesehatan akan membahas pola pikir dan perilaku yang terjadi selama respons fobia. Selama CBT, psikolog akan membantu pengidap fobia spesifik memahami pemikiran dan pola perilaku mana yang berkontribusi terhadap fobia. Mereka bekerja dengan pasiennya untuk mengubah pola-pola ini untuk mengatasi fobia.
CBT juga dapat melibatkan pembelajaran berbagai teknik relaksasi dan mekanisme koping untuk mengelola kecemasan, ketakutan, dan kepanikan. Hal ini dapat membantu mengajari orang bagaimana merespons dengan tepat selama terapi paparan.
Selain itu, penggunaan obat anti-kecemasan atau antidepresan juga mungkin dapat diresepkan guna membantu mengurangi gejala aquaphobia. Biasanya dokter meresepkan obat ini sebagai kombinasi CBT.
Komplikasi Aquaphobia
Semua fobia dapat menghambat produktivitas dan aktivitas sehari-hari pengidapnya. Pada Aquaphobia yang parah, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Sebab, pengidap fobia ini mungkin tidak ingin mandi atau berendam. Hal ini pada akhirnya dapat memengaruhi kebersihan dan rasa kepercayaan diri pengidapnya. Selain itu, risiko sejumlah penyakit juga dapat meningkat jika pengidap fobia ini tidak menjaga kebersihan diri.
Beberapa pengidap aquaphobia mungkin mengalami serangan panik. Serangan ini dapat menyebabkan:
- Merasa pusing atau pusing.
- Merasakan malapetaka yang akan datang.
- Mual.
- Nyeri dada nonkardiak.
- Detak jantung balap.
- Sesak napas (dispnea).
- Berkeringat.
Pencegahan Aquaphobia
Kebanyakan fobia spesifik tidak dapat dicegah. Namun, penting bagi pengidap fobia untuk melakukan intervensi dan pengobatan sedari dini setelah pengalaman traumatis. Sebab hal ini dapat mencegah pengidap fobia spesifik mengembangkan gangguan kecemasan akibat fobia yang lebih parah.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami beberapa gejala aquaphobia selama hampir enam bulan, segera periksakan kondisimu ke psikolog atau psikiater.
Kamu bisa menghubungi psikolog atau psikiater tepercaya di Halodoc yang tersedia 24 jam. Tenang saja, privasi kamu terjamin aman bersama kami.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. Managing the Fear of Water (Aquaphobia).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Aquaphobia (Fear of Water).
Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about aquaphobia.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan