Anestesi
DAFTAR ISI
- Apa itu Anestesi?
- Siapa yang Melakukan Prosedur Anestesi?
- Tujuan dan Manfaat Anestesi
- Apa Saja Jenis-Jenis Anestesi?
- Prosedur Anestesi
- Efek Samping Anestesi
- Kapan Harus Melakukan Anestesi?
- Tempat Melakukan Anestesi
- Biaya Anestesi
Apa itu Anestesi?
Anestesi adalah tindakan yang membuat seseorang tidak merasakan sakit selama prosedur medis atau pembedahan. Pemberian obat dokter tujukan agar bisa menghilangkan rasa sakit.
Ada obat bius yang dapat mematikan perasaan pada bagian tubuh tertentu, ada juga yang dapat mematikan otak untuk sementara waktu selama prosedur pembedahan.
Anestesi bekerja dengan memblokir sinyal sensorik dari saraf pada lokasi prosedur ke pusat bagian otak. Berbagai jenis anestesi akan bekerja dengan cara yang berbeda, mulai dari memberikan sensasi mati rasa hingga membuat kamu menjadi tertidur.
Siapa yang Melakukan Prosedur Anestesi?
Tindakan ini akan dilakukan oleh dokter anestesi atau anesthesiologist. Dokter anestesi adalah dokter yang memiliki spesialisasi untuk memberikan tindakan ini kepada pasien. Hal ini berguna untuk mengendalikan rasa sakit atau tertidur selama menjalankan tindakan medis tertentu.
Bukan hanya memberikan obat, dokter anestesi juga akan memantau perkembangan kondisi kesehatan seseorang saat berada di bawah tindakan anestesi. Baik saat tindakan medis maupun setelah tindakan medis.
Tujuan dan Manfaat Anestesi
Manfaat anestesi adalah untuk memblokir sinyal sensorik atau nyeri dari saraf ke pusat di otak. Tindakan ini perlu kamu lakukan dalam prosedur minor, seperti menambal gigi, dan juga persalinan atau prosedur lainnya. Pemberian obat bius juga akan dokter lakukan sebelum operasi kecil dan besar.
Ahli anestesi bersama dengan dokter akan menentukan tindakan pembiusan terbaik tergantung jenis operasi yang akan kamu lakukan, tingkat kesehatan, serta preferensi pribadi. Untuk prosedur tertentu, seseorang mungkin dokter rekomendasikan melakukan anestesi umum.
Ada beberapa prosedur yang mungkin membutuhkan tindakan ini, seperti:
- Prosedur medis yang membutuhkan waktu lama.
- Mampu menyebabkan kehilangan darah yang signifikan.
- Terekspos lingkungan yang dingin.
- Memengaruhi sistem pernapasan, seperti operasi dada atau perut bagian atas.
Apa Saja Jenis-Jenis Anestesi?
Ada beberapa kategori pembiusan yang umum dokter gunakan selama operasi dan prosedur medis lainnya. Dokter spesialis anestesi akan mendiskusikan jenis yang aman dan sesuai untuk operasi atau prosedur yang pasien butuhkan.
Di antara jenis-jenis pembiusan tersebut yaitu:
1. Anestesi umum
Pemberian obat bius umum akan menyebabkan kamu tidak sadar selama menjalan prosedur. Artinya, kamu tidak akan merasakan apapun. Selain itu, kamu tidak akan ingat tentang apa yang terjadi saat dibius.
Pembiusan jenis ini dokter perlukan untuk berbagai operasi besar. Termasuk sebagian besar operasi pada jantung, paru-paru, perut, otak, atau arteri utama.
Obat akan dokter suntikan ke pembuluh darah, atau gas yang mengandung obat bius akan dokter berikan kepada pasien untuk bernafas. Obat-obatan tersebut dapat menghentikan otak untuk merespons pesan sensorik yang berjalan dari saraf di tubuh.
Efek tidak sadar dari obat bius berbeda dari tidur secara alami. Sebab, kamu tidak dapat dibangunkan dari anestesi sampai obat dihentikan dan efeknya hilang.
Saat kamu tidak sadarkan diri, tim dokter akan menjagamu dengan sangat hati-hati. Dokter spesialis anestesi akan selalu berada di dekat pasien.
2. Anestesi lokal
Penggunaan obat bous lokal dapat memberikan efek mematikan sebagian kecil tubuh yang harus menjalani tindakan operasi. Jenis bius ini dokter gunakan ketika saraf dapat dengan mudah dijangkau dengan tetes, semprotan, salep, atau suntikan.
Setelah obat bius dokter berikan, pasien tetap bebas dari rasa sakit. Contoh operasi yang menggunakan obat bius lokal yaitu pencabutan gigi dan beberapa operasi umum pada mata.
3. Anestesi regional
Jenis pembiusan ini akan dokter suntikan di dekat saraf yang memasok area tubuh yang lebih besar atau lebih dalam. Kemudian, area tubuh yang menerima obat bius akan menjadi mati rasa.
4. Anestesi spinal dan epidural
Spinal dan epidural adalah jenis pembiusan regional yang paling umum. Suntikan ini dapat dokter gunakan untuk operasi pada tubuh bagian bawah, seperti operasi caesar, operasi kandung kemih atau penggantian panggul. Saat tindakan ini dokter berikan, kamu tetap sadar, tapi bebas dari rasa sakit.
Kamu bisa cari tahu lebih banyak mengenai anestesi spinal melalui artikel “Ini Prosedur Anestesi Spinal dan Efek Sampingnya”.
5. Jenis anestesi regional lainnya
Jenis pembiusan regional lainnya melibatkan suntikan yang ditempatkan di dekat saraf atau sekelompok saraf, misalnya di lengan atau kaki. Hal tersebut sering disebut “blok saraf” dan memungkinkanmu menjalani operasi tanpa anestesi umum.
Blok saraf juga berguna untuk menghilangkan rasa sakit setelah operasi, karena area tersebut akan mati rasa selama beberapa jam.
6. Sedasi
Jenis sedasi merupakan obat bius yang dokter gunakan dalam jumlah kecil untuk menghasilkan keadaan seperti tidur. Ada berbagai tingkat sedasi. Umumnya, sedasi akan membuat kamu merasa mengantuk dan rileks dan tidak begitu menyadari tentang apa yang terjadi.
Kamu mungkin akan tidur selama beberapa waktu, tapi tim dokter tetap bisa berbicara dengan kamu. Selain itu, kamu mungkin mengetahui keberadaanmu untuk beberapa prosedur. Kamu mungkin juga mengingat semua, beberapa, atau tidak sama sekali setelah sedasi.
Sebelum menjalani salah satu jenis pembiusan, ketahui Ini Prosedur Anestesi yang Wajib Diketahui.
Prosedur Anestesi
Prosedur anestesi akan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi. Biasanya, ahli anestesi dapat memberikan obat bius melalui intravena di lengan. Atau, bisa juga melalui gas yang dihirup dari masker, terutama pada anak-anak agar lebih mudah dilakukan. Berikut ini prosedur pembiusan yang perlu kamu ketahui:
1. Sebelum prosedur anestesi
Sebelum prosedur anestesi, pastikan dokter memiliki daftar obat dan suplemen yang sedang atau baru-baru ini kamu gunakan. Sebab, beberapa obat dapat berinteraksi dengan anestesi, atau menyebabkan pendarahan dan meningkatkan risiko komplikasi.
Selain itu, kamu juga harus:
- Menghindari makanan dan minuman selama delapan jam sebelum pergi ke rumah sakit, kecuali diarahkan sebaliknya.
- Berhenti merokok, meskipun hanya satu hari sebelum prosedur. Hal tersebut untuk meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru. Efek yang paling baik terlihat dengan tidak merokok selama dua minggu sebelumnya.
- Berhenti mengonsumsi suplemen herbal selama satu hingga dua minggu sebelum prosedur.
- Tidak mengonsumsi obat untuk disfungsi ereksi setidaknya 24 jam sebelum prosedur.
- Mengonsumsi obat tekanan darah tertentu dengan seteguk air, seperti yang diinstruksi oleh dokter.
Baca juga lebih lanjut mengenai Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menjalani Anestesi.
2. Selama prosedur anestesi
Dokter spesialis anestesi melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Mengelola satu jenis atau kombinasi anestesi yang tercantum di atas terapi nyeri, dan kemungkinan termasuk obat antimual.
- Memantau tanda-tanda vital, termasuk tekanan darah, kadar oksigen darah, denyut nadi, dan detak jantung.
- Mengidentifikasi dan mengelola masalah, seperti reaksi alergi atau perubahan tanda-tanda vital.
- Memberikan manajemen nyeri pasca operasi.
3. Setelah prosedur anestesi
Setelah prosedur anestesi yang menggunakan obat bius lokal, kamu dapat melakukan aktivitas normal seperti biasa, atau ikuti apapun yang disarankan oleh dokter. Kamu mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih, jika menerima obat bius atau sedasi regional atau umum.
Oleh karena itu, kamu harus:
- Meminta bantuan keluarga atau kerabat untuk mengantar pulang.
- Beristirahat dengan cukup.
- Tidak mengemudi atau mengoperasikan peralatan apapun selama 24 jam.
- Menghindari minum alkohol selama 24 jam.
- Hindari membuat keputusan penting atau hukum selama 24 jam.
Jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter di Halodoc✔️ apabila mengalami kondisi kesehatan yang tidak nyaman setelah melakukan tindakan ini.
Efek Samping Anestesi
Sebagian besar efek samping anestesi dari berbagai jenis obat bius bersifat sementara dan akan hilang dalam 24 jam, atau lebih cepat. Tergantung pada jenis anestesi dan cara dokter memberikannya.
Berikut efek samping yang dapat terjadi, seperti:
1. Anestesi umum
Efek samping yang dapat terjadi akibat anestesi umum, yaitu:
- Kebingungan hingga mengalami penurunan memori sementara.
- Pusing.
- Kesulitan buang air kecil.
- Memar pada bagian pemasangan infus atau suntikan.
- Mual.
- Muntah.
- Kedinginan.
- Sakit tenggorokan.
2. Anestesi lokal
Efek samping dari anestesi lokal dapat berupa:
- Rasa tidak nyaman dan nyeri pada bagian yang mendapatkan suntikan.
- Sensasi kesemutan.
- Memar.
3. Anestesi regional
Efek samping dari anestesi regional, antara lain:
- Pusing.
- Mati rasa pada area mulut.
- Hidung tersumbat.
- Penurunan kelopak mata.
- Batuk.
- Nyeri dada.
- Memar.
- Perdarahan pada bagian suntikan atau infus.
Namun, umumnya efek samping yang akan kamu rasakan bersifat sementara. Jika efek samping terjadi dalam waktu yang cukup lama dan tidak membaik, segera periksakan kesehatan pada dokter untuk memastikan kondisi.
Kapan Harus Melakukan Anestesi?
Tindakan ini bisa kamu lakukan sebelum seseorang mendapatkan tindakan medis, baik itu kecil maupun besar. Dokter dengan ahli anestesi akan menentukan bius yang perlu dilakukan bergantung pada tipe pembedahan dan tingkat kesehatan seseorang.
Tempat Melakukan Anestesi
Tindakan ini tentunya perlu kamu lakukan di rumah sakit dengan pengawasan dari dokter dan ahli. Diperlukan penentuan obat bius yang tepat agar seseorang tidak terbangun di tengah tindakan operasi atau mendapatkan dosis yang berlebihan.
Biaya Anestesi
Besarnya biaya tindakan ini bervariasi tergantung pada jenis dan prosedur yang akan kamu lakukan. Faktor perbedaan biaya juga bisa tergantung pada tempat dan fasilitas kesehatan yang kamu pilih.
Biaya spesifik maupun kisarannya juga tidak dapat dipastikan. Sebab, biasanya biaya sudah termasuk dalam tindakan medis yang akan kamu jalani.