Amfetamin
DAFTAR ISI
- Apa Itu Amfetamin?
- Manfaat Amfetamin
- Dosis Amfetamin
- Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Amfetamin
- Cara Penggunaan Amfetamin
- Perhatian Penggunaan Amfetamin
- Efek Samping Amfetamin
- Interaksi Amfetamin
- Kontraindikasi Amfetamin
Apa itu Amfetamin?
Amfetamin adalah obat-obatan yang masuk dalam kategori stimulan sistem saraf pusat (SSP). Artinya, cara kerja obat ini yaitu meningkatan aktivitas dopamine dan noradrenalin di otak.
Amfetamin kerap digunakan untuk menangani attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Apakah amfetamin termasuk jenis narkoba? Perlu kamu ketahui bahwa obat ini termasuk psikotropika golongan II dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Itu sebabnya, penggunaan amfetamin harus mendapat persetujuan dan pengawasan dengan ketat oleh dokter.
Penyalahgunaannya amfetamin berisiko menyebabkan kecanduan. Karena dapat merugikan, maka penggunaan dan kepemilikan secara bebas dilarang oleh undang-undang.
Ketahui dampak narkoba bagi kesehatan melalui artikel ini “Pengertian Narkoba dan 9 Dampaknya bagi Kesehatan”.
Obat ini wajib digunakan dengan resep dokter agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan seseorang.
Golongan: Obat resep dokter
Kategori: Stimulan sistem saraf pusat (SSP)
Manfaat: Menangani kondisi attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) obesitas, dan narkolepsi.
Digunakan oleh: Dewasa dan anak-anak.
Amfetamin untuk ibu hamil dan menyusui: Kategori C. Obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi sembarangan oleh ibu hamil. Paparan amfetamin pada janin dalam kandungan dapat meningkatkan risiko buruk. Misalnya seperti, gangguan jantung hingga gangguan pertumbuhan janin.
Sementara itu, pada ibu menyusui perlu hati-hati mengonsumsi obat ini, karena amfetamin dapat menyerap pada ASI. Jadi, pastikan selalu mengonsumsi obat ini sesuai dengan dosis dan anjuran dokter.
Bentuk obat: Kristal, bubuk, tablet, dan kapsul.
Manfaat Amfetamin
Manfaat utama ampetamin adalah mengobati attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi.
ADHD merupakan gangguan mental yang membuat pengidapnya hiperaktif, impulsif dan sulit memusatkan perhatian.
Sedangkan narkolepsi adalah gangguan yang membuat seseorang bisa tidur secara tiba-tiba.
Amfetamin digunakan untuk apa? Biasanya, amfetamin digunakan bersama dextroamphetamine bekerja untuk menangani ADHD.
Fungsinya agar pengidap bisa lebih fokus dan mengurangi kegelisahan.
Peringatan Sebelum Menggunakan Amfetamin
Amfetamin tidak boleh digunakan sembarangan. Penggunaan amfetamin harus melalui resep dokter.
Dengan begitu, dosis dan jumlah pengonsumsian obat ini dapat sesuai dengan kebutuhan kondisi kesehatan.
Sebaiknya ketahui peringatan sebelum mengonsumsi amfetamin, seperti:
- Informasikan pada dokter jika kamu memiliki riwayat alergi terhadap beberapa jenis obat, salah satunya amfetamin.
- Beri tahu dokter jika kamu memiliki riwayat hipertensi, stroke, hingga gangguan jantung. Obat ini dapat memicu perburukan gejala penyakit tersebut.
- Obat ini tidak boleh kamu gunakan bersama dengan jenis obat lainnya dalam waktu 14 hari, seperti linezolid, isocarboxacid, dan phenelzine.
- Hindari mengonsumsi amfetamin jika kamu mengidap depresi, bipolar, dan gangguan kesehatan mental lainnya.
- Sebaiknya informasikan pada dokter jika kamu memiliki riwayat gangguan sirkulasi darah.
- Sebaiknya tidak mengonsumsi amfetamin saat mengalami gangguan pernapasan.
- Hindari mengonsumsi amfetamin saat mengalami gangguan tiroid.
- Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh seseorang yang kecanduan alkohol.
- Tidak boleh mengonsumsi obat ini ketika kamu akan mengoperasikan alat berat atau kendaraan.
- Informasikan pada dokter mengenai berbagai jenis pengobatan herbal yang sedang kamu gunakan.
- Jangan berikan obat ini sembarangan tanpa resep dan dosis dari dokter bagi anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Dosis Amfetamin
Setiap orang bisa mendapatkan dosis yang berbeda-beda. Selalu ikuti anjuran dari dokter terkait dosis dan cara pemakaian obat ini.
Jangan mengubah, menambah atau menghentikan dosis tanpa persetujuan dari dokter.
Berikut dosis amfetamin berdasarkan masalah kesehatannya:
1. ADHD
- Dewasa: 2,5-5 miligram sehari. Dosis tidak boleh melebihi 20 miligram per hari.
- Anak-anak usia 3–5 tahun: 2,5 miligram sehari. Dokter bisa meningkatkan dosisnya sesuai kebutuhan pasien.
2. Narkolepsi
- Anak di atas 12 tahun hingga dewasa: 10 miligram sehari. Dosis tidak boleh melebihi 60 miligram per hari.
- Anak-anak usia 6–11 tahun: 5 miligram sehari. Dokter bisa meningkatkan dosisnya sesuai kebutuhan pasien.
3. Pengidap obesitas
- Dewasa: 5–10 miligram sehari dan minumlah 30–60 menit sebelum makan. Dosis tidak boleh lebih dari 30 miligram per hari.
Segera minum obat ini jika kamu melewatkan satu dosis. Namun, jika waktunya sudah mendekati dosis berikutnya, lewati dosis tersebut. Jangan menambah atau menggandakan dosis.
Simpan obat dalam wadah tertutup pada suhu ruangan. Jauhkan dari suhu beku, panas, lembab, dan cahaya langsung.
Tempatkan obat jauh dari jangkauan anak-anak.
Hubungi Psikiater Jika Ingin Tahu Penggunaan Amfetamin
Apabila kamu ingin tahu lebih lanjut terkait penggunaan obat amfetamin, kamu bisa menghubungi psikiater di Halodoc.
Jangan khawatir, konseling di Halodoc aman dan privasi pasti terjaga.
Para ahli ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Cara Penggunaan Amfetamin
Minum obat ini persis seperti yang dokter anjurkan. Baca petunjuk resep secara seksama sebelum mengonsumsinya.
Jangan ragu untuk menghubungi dokter atau apoteker jika kamu memiliki pertanyaan.
Mengonsumsi amfetamin sembarangan berpotensi menyebabkan ketergantungan obat.
Jika kamu ingin mengetahui ciri ketergantungan obat, baca artikel berikut ini Awas, Ini 9 Tanda Ketergantungan Obat.
Apabila obat ini tidak bekerja dengan baik setelah meminumnya beberapa minggu, jangan menambah dosis dan temui dokter.
Umumnya, dokter akan meresepkan amfetamin dalam bentuk kapsul.
Berikut cara penggunaan amfetamin dalam bentuk kapsul:
- Telan kapsul utuh dengan air atau cairan lain. Jangan menghancurkan atau mengunyahnya.
- Minum kapsul di pagi hari tepat setelah bangun tidur. Meminumnya pada sore atau malam hari bisa membuat kamu sulit tidur.
- Kamu dapat meminum kapsul dengan atau tanpa makanan, tetapi pastikan untuk meminumnya dengan cara yang sama setiap saat.
Efek Samping Amfetamin
Apa efek dari amfetamin? Efek samping amfetamin yang perlu kamu waspadai, yaitu:
- Nyeri kandung kemih, urine berdarah atau sulit buang air kecil.
- Denyut nadi cepat, berdebar, atau tidak teratur.
- Nyeri punggung bawah atau samping.
- Panas dingin.
- Batuk atau sakit tenggorokan.
- Diare.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Kehilangan selera makan.
- Mual dan muntah.
- Gemetaran.
- Pilek.
- Berkeringat.
- Mulut kering.
- Sembelit.
- Perubahan suasana hati.
- Perut kram.
Tidak semua orang mengalami gejala-gejala di atas. Selain itu, beberapa efek samping di atas umumnya tidak memerlukan perhatian medis.
Efek samping ini dapat hilang selama perawatan saat tubuh mulai menyesuaikan diri dengan obatnya.
Selain itu, dokter biasanya memberikan tips untuk mencegah atau mengurangi efek samping ini.
Segera hubungi dokter apabila efek samping terasa begitu intens hingga bertambah parah.
Cari tahu juga perbedaan antara kecanduan dan ketergantungan melalui artikel ini “Ketahui Beda Kecanduan dan Ketergantungan Obat”.
Interaksi Amfetamin
Interaksi obat adalah efek samping akibat kamu mengonsumsinya bersama obat lain.
Berikut obat-obatan yang bisa berinteraksi dengan amfetamin:
- Jika kamu meminumnya bersama obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), isocaboxazid, selegiline, atau tranylcypromine bisa meningkatkan risiko efek samping serius.
- Pemakaian bersama obat flu dan batuk, atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
- Berpotensi menyebabkan sindrom serotonin apabila kamu menggunakannya dengan ekstasi atau obat golongan antidepresan, seperti fluoxetine.
Kontraindikasi Amfetamin
Kontraindikasi adalah gejala atau kondisi spesifik yang membuat pengobatan tidak disarankan atau tidak diperbolehkan sama sekali.
Amfetamin memiliki kontraindikasi untuk seseorang hipersensitivitas terhadap bahan-bahan pada obat ini.
Amfetamin juga memiliki kontraindikasi selama atau dalam 14 hari terapi MAOI, misalnya, fenelzin, karena bisa menyebabkan hipertensi.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Dextroamphetamine And Amphetamine (Oral Route).
United States Drug Enforcement Administration. Diakses pada 2023. Amphetamine.
Everyday Health. Diakses pada 2023. Adderall (Amphetamine And Dextroamphetamine).
WebMD. Diakses pada 2023. Amphetamine Sulfate – Uses, Side Effects, and More.
Healthline. Diakses pada 2023. Amphetamine, Oral Tablet.
Stat Pearls. Diakses pada 2023. Amphetamine.
Drugs. Diakses pada 2023. Amphetamine.
BNN Indonesia. Diakses pada 2023. Amfetamina dan Metabolitnya.
Diperbarui pada 5 Oktober 2023.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan