Akromegali
Pengertian Akromegali
Akromegali merupakan kelainan hormonal langka yang berkembang ketika kelenjar pituitari menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan selama masa dewasa. Ketika kamu memiliki terlalu banyak hormon pertumbuhan, ukuran tulang akan bertambah.
Di masa kanak-kanak, kondisi ini menyebabkan bertambahnya tinggi badan yang disebut gigantisme. Namun pada usia dewasa, perubahan badan tidak terjadi. Sebaliknya, peningkatan ukuran tulang terbatas pada tulang tangan, kaki, dan wajah, dan disebut akromegali.
Penyebab Akromegali
Akromegali terjadi ketika kelenjar hipofisis menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan (GH) dalam jangka waktu yang lama. Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil di dasar otak, tepatnya di belakang jembatan hidung.
Area tersebut menghasilkan hormon pertumbuhan dan sejumlah hormon lainnya. Perlu diketahui, hormon pertumbuhan memiliki peran penting dalam mengelola pertumbuhan fisik.
Ketika kelenjar hipofisis melepaskan GH ke dalam aliran darah, maka itu akan memicu hati memproduksi hormon yang disebut insulin like growth factor-1 (IGF-1). Insulin tersebutlah yang menyebabkan tulang dan jaringan lain tumbuh.
Terlalu banyak GH dapat menyebabkan terlalu banyak IGF-1, yang dapat menyebabkan tanda, gejala, dan komplikasi akromegali.
Pada orang dewasa, tumor adalah penyebab umum dari produksi GH yang terlalu banyak:
1. Tumor hipofisis
Pada sebagian besar kasus akromegali disebabkan oleh tumor non-kanker (jinak) kelenjar hipofisis. Tumor menghasilkan hormon pertumbuhan dalam jumlah berlebihan, sehingga menyebabkan banyak tanda dan gejala akromegali.
Beberapa gejala akromegali, seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan, disebabkan oleh tumor yang menekan jaringan otak di sekitarnya.
2. Tumor non-hipofisis
Pada beberapa orang dengan akromegali, tumor di bagian tubuh lain, seperti paru-paru atau pankreas, menyebabkan kondisi tersebut. Terkadang, tumor ini mengeluarkan GH.
Dalam kasus lain, tumor menghasilkan hormon yang disebut hormon pelepas hormon pertumbuhan (GH-RH), yang memberi sinyal kelenjar pituitari untuk membuat lebih banyak GH.
Faktor Risiko Akromegali
Biasanya akromegali terkait dengan genetik, sehingga riwayat keluarga mengidap akromegali dapat menjadi faktor risiko.
Perlu diketahui juga, akromegali dapat mulai terjadi kapan saja setelah pubertas. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada usia paruh baya. Orang biasanya tidak menyadari kondisi. Sebab, perubahan pada tubuh terjadi secara perlahan selama bertahun-tahun.
Gejala Akromegali
Gejala akromegali dapat beragam dan biasanya lambat perkembangannya. Pada awalnya, gejala biasanya berupa:
- Pembengkakkan pada tangan dan kaki. Biasanya, ditandai dengan perubahan pada ukuran cincin dan sepatu.
- Kelelahan dan sulit tidur.
- Mendengkur.
- Perubahan pada tampilan wajah, seperti alis, rahang bawah, dan hidung menjadi semakin besar, dan sela gigi menjadi lebih lebar.
- Baal dan lemas di tangan yang disebabkan karena penekanan pada saraf di tangan.
- Pada anak-anak dan remaja akan menjadi sangat tinggi.
Pada kondisi lanjut, keluhan dapat bertambah, seperti:
- Ukuran tangan dan kaki yang besar.
- Ukuran hidung dan bibir, serta lidah yang besar.
- Perubahan kulit, seperti menjadi lebih tebal, kasar, dan berminyak atau sering sekali berkeringat.
- Suara yang menjadi lebih dalam.
- Nyeri sendi.
- Nyeri dada.
- Sakit kepala
- Gangguan penglihatan.
- Penurunan libido.
- Gangguan haid bagi wanita dan gangguan ereksi pada pria.
Diagnosis Akromegali
Untuk mendiagnosa akromegali, dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan pengidap dan melakukan pemeriksaan fisik. Kemudian, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:
- Pengukuran IGF-1. Sebelum melakukan pemeriksaan ini, dokter akan memintamu untuk berpuasa semalaman. Di hari pemeriksaan, dokter akan mengambil sampel darah untuk mengukur kadar IGF-1 dalam darah. Tingkat IGF-1 yang meningkat menunjukkan adanya kondisi akromegali.
- Tes penekanan hormon pertumbuhan. Ini adalah metode terbaik untuk memastikan diagnosa akromegali. Selama tes ini, kadar GH darah diukur sebelum dan sesudah kamu minum gula (glukosa). Pada orang yang tidak memiliki akromegali, minuman glukosa biasanya menyebabkan tingkat GH turun. Namun, jika kamu mengidap akromegali, tingkat GH akan cenderung tetap tinggi.
- Tes pencitraan. Dokter mungkin merekomendasikan tes pencitraan, seperti magnetic resonance imaging (MRI), untuk membantu menentukan lokasi dan ukuran tumor pada kelenjar pituitari. Jika tumor hipofisis tidak terlihat, dokter mungkin akan merekomendasikan tes pencitraan lain untuk mencari non-pituitari.
Pengobatan dan Efek Samping Akromegali
Pengobatan akromegali biasanya bergantung dari gejala yang dialami. Pada pengidap akromegali yang memiliki tumor kelenjar pituitary, biasanya disarankan untuk dilakukan pengangkatan tumor melalui pembedahan, yang kemungkinan perlu dilanjutkan dengan terapi obat atau radioterapi .
1. Pembedahan
Terapi dengan mengangkat tumor merupakan salah satu terapi yang efektif untuk pengidap akromegali akibat tumor pituitari. Pemilihan untuk pengangkatan tumor perlu pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan manfaatnya.
Pada kondisi di mana ukuran tumor terlalu besar dan tidak bisa langsung diangkat seluruhnya, biasanya akan dilakukan pengangkatan sebagian. Kemudian akan diikuti pemeberian obat atau radioterapi sebelum pembedahan selanjutnya.
Operasi pengangkatan tumor kelenjar pituitari merupakan operasi yang membutuhkan bius total dan dilakukan di ruang operasi.
Operasi atau tindakan pembedahan untuk mengangkat tumor kelenjar pituitari memiliki beberapa risiko, seperti risiko kerusakan jaringan yang sehat serta infeksi pada selaput otak.
Dokter bedah akan memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan dan berupaya meminimalisir risiko tindakan yang mungkin dapat terjadi.
2. Obat
Dokter akan memberikan obat-obatan setelah operasi ataupun pada kondisi di mana operasi tidak dapat dilakukan karena suatu hal. Tujuan dari pemberian obat-obatan adalah untuk mengurangi produksi hormon pertumbuhan.
Jenis obat-obatan yang dapat diberikan, antara lain golongan dopamin agonis, analog somatostatin, dan antagonis hormon pertumbuhan. Analog somatostatin dapat memberikan efek samping pada perut atau saluran cerna, seperti diare dan mual maupun batu empedu.
3. Radiasi
Radiasi dapat digunakan untuk menghancurkan tumor besar atau bagian tumor yang tersisa setelah operasi, atau ketika pengobatan tidak efektif. Metode ini secara perlahan dapat membantu menurunkan kadar GH, jika digunakan bersamaan dengan pengobatan.
Penurunan tingkat GH menggunakan metode ini mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun. Setidaknya pengidap perlu diberikan terapi radiasi dalam beberapa sesi, empat hingga enam minggu.
Jenis terapi radiasi yang mungkin digunakan yaitu:
- Terapi radiasi konvensional. Jenis terapi radiasi ini biasanya diberikan setiap hari selama empat sampai enam minggu. Pengidap mungkin tidak melihat efek penuh dari terapi ini selama 10 tahun atau lebih setelah pengobatan.
- Radiosurgery stereotactic. Metode ini menggunakan pencitraan 3D untuk mengirimkan radiasi dosis tinggi ke sel tumor, sambil membatasi jumlah radiasi ke jaringan normal di sekitarnya. Biasanya jenis radiasi ini dapat diberikan dalam dosis tunggal. Tingkat GH dapat kembali normal dalam lima hingga 10 tahun dengan metode ini.
Namun sayangnya, radiasi dapat mengganggu kesuburan. Dalam kasus yang jarang terjadi, metode perawatan ini dapat menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan, cedera otak, atau tumor sekunder.
Pencegahan Akromegali
Hingga saat ini belum ditemukan metode yang dapat mencegah terjadinya akromegali, sehingga penemuan dan penanganan sedini mungkin merupakan langkah yang paling efektif untuk mengobati penyakit ini.
Komplikasi Akromegali
Bila tidak diobati, akromegali bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. Komplikasi penyakit langka ini, antara lain:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Kolesterol tinggi.
- Masalah jantung, terutama pembesaran jantung (kardiomiopati).
- Osteoartritis.
- Diabetes tipe 2
- Pembesaran kelenjar tiroid (gondok).
- Pertumbuhan pra kanker (polip) pada lapisan usus besar.
- Sleep apnea.
- Carpal tunnel syndrome.
- Perubahan atau kehilangan penglihatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami gejala atau keluhan yang mengarah pada akromegali, segera bicarakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kamu juga bisa bertanya pada dokter di Halodoc mengenai gejala yang dialami. Dokter mungkin akan memberi rujukan ke dokter spesialis tertentu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Acromegaly.
National Organization for Rare Disease. Diakses pada 2023. Acromegaly.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Acromegaly
Diperbarui pada 15 Februari 2023.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan