Agoraphobia
DAFTAR ISI
- Apa Itu Agoraphobia?
- Penyebab Agoraphobia
- Faktor Risiko Agoraphobia
- Gejala Agoraphobia
- Hubungi Psikiater Ini Jika Memiliki Gejala Agoraphobia
- Diagnosis Agoraphobia
- Pengobatan Agoraphobia
- Komplikasi Agoraphobia
- Pencegahan Agoraphobia
Apa Itu Agoraphobia?
Agoraphobia atau agorafobia merupakan salah satu jenis gangguan cemas. Gangguan ini menimbulkan perasaan ketakutan dan khawatir yang berlebih ketika berada di tempat yang membuat pengidapnya merasa sulit untuk pergi atau merasa tidak dapat meminta pertolongan dari siapapun.
Biasanya pengidap agoraphobia akan merasa panik dan cemas saat berada dalam perjalanan, di transportasi umum, di tempat tertutup (seperti mengunjungi pusat perbelanjaan dan bioskop), tempat terbuka (misalnya, jembatan dan area parkir yang luas), di tempat keramaian, berada pada antrean, atau meninggalkan rumah sendirian.
Dengan alasan ini, pengidap biasanya menghindari berada pada tempat atau kondisi tersebut dan sering kali menjadi alasan yang menghambat kehidupan sosial dan pekerjaan.
Penyebab Agoraphobia
Penyebab pasti dari agoraphobia hingga kini belum ada yang tahu secara pasti.
Namun, para ahli menduga ini terkait dengan adanya riwayat gangguan panik, gangguan cemas yang disertai panik, dan berada pada situasi tertentu yang dapat memicu ketakutan yang berlebih.
Gangguan panik sendiri kemungkinan terkait dengan riwayat dalam keluarga dan adanya kejadian traumatik atau stressor sebelumnya.
Faktor Risiko Agoraphobia
Berikut adalah beberapa faktor yang berisiko sebabkan agoraphobia:
- Wanita lebih sering mengidap agoraphobia dibandingkan laki-laki.
- Berada pada rentang usia 25-30 tahun.
- Memiliki riwayat gangguan psikiatrik lainnya, seperti gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia lainnya, gangguan kecemasan umum, dan gangguan penggunaan zat.
- Menanggapi serangan panik dengan terlalu banyak ketakutan dan penghindaran.
- Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orang tua, atau penyerangan.
- Memiliki kepribadian cemas atau gugup.
- Memiliki kerabat sedarah dengan agoraphobia.
Gejala Agoraphobia
Gejala yang terjadi pada pengidap agoraphobia antara lain:
- Detak jantung yang cepat.
- Napas yang cepat.
- Merasa panas dan berkeringat atau merasa dingin.
- Merasa sakit (tidak enak badan).
- Mual atau diare.
- Nyeri dada.
- Gangguan menelan.
- Takut akan mati.
Namun secara luas, gejala agoraphobia terklasifikasi menjadi 3 jenis:
1. Gejala fisik
Gejala fisik agoraphobia biasanya hanya terjadi saat pengidap berada dalam situasi atau lingkungan yang menyebabkan kecemasan.
Namun, banyak pengidap agoraphobia yang jarang mengalami gejala fisik karena secara menghindari situasi yang membuatnya cemas.
Sebenarnya, gejala fisik agoraphobia mirip dengan serangan panik, yaitu berupa:
- Detak jantung cepat.
- Pernapasan cepat (hiperventilasi).
- Merasa panas dan berkeringat.
- Merasa sakit.
- Nyeri dada.
- Kesulitan menelan.
- Diare.
- Gemetaran.
- Pusing.
- Telinga berdenging (tinnitus).
- Merasa lemah.
2. Gejala kognitif
Sementara itu gejala kognitif agoraphobia yaitu perasaan atau pikiran yang didapat, tapi tidak selalu terkait dengan gejala fisik.
Gejala kognitif agoraphobia mungkin termasuk ketakutan bahwa:
- Serangan panik akan membuat kamu terlihat bodoh atau merasa malu di depan orang lain.
- Serangan panik akan mengancam jiwa, misalnya, mungkin kamu khawatir jantung akan berhenti atau tidak dapat bernapas.
- Kamu tidak akan bisa melarikan diri dari suatu tempat atau situasi jika mengalami serangan panik.
- Takut kehilangan kewarasan.
- Merasa takut kehilangan kendali di depan umum.
- Kamu mungkin gemetar atau tersipu di depan orang.
- Takut orang mungkin menatap kamu.
Selain itu, ada juga gejala psikologis yang tidak berhubungan dengan serangan panik, seperti:
- Merasa tidak akan bisa berfungsi atau bertahan hidup tanpa bantuan orang lain.
- Rasa takut ditinggal sendirian di rumah.
- Perasaan umum kecemasan atau ketakutan.
3. Gejala perilaku
Gejala agoraphobia yang berkaitan dengan perilaku meliputi:
- Menghindari situasi yang dapat menyebabkan serangan panik, seperti tempat keramaian, angkutan umum, dan antrean.
- Berada di rumah, tidak bisa meninggalkan rumah untuk waktu yang lama.
- Perlu bersama seseorang yang kamu percayai saat pergi ke mana pun.
- Menghindari jauh dari rumah.
- Beberapa orang mampu memaksakan diri untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman, tapi merasa sangat takut dan cemas saat melakukannya.
Hubungi Psikiater Ini Jika Memiliki Gejala Agoraphobia
Jika kamu atau orang terdekat mengalami tanda-tanda agoraphobia, jangan ragu untuk menghubungi dokter jiwa atau psikiater di Halodoc.
Mereka telah mendapatkan penilaian baik dari para pasien yang sebelumnya ditangani:
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah daftar psikiater yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan sesi konseling seputar perasaan agoraphobia.
Tak perlu khawatir jika psikolog sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Agoraphobia
Diagnosis agoraphobia harus psikiater lakukan. Dokter akan bertanya seputar keluhan yang terjadi, seberapa sering keluhan tersebut terjadi, dan pada situasi apa.
Sering kali pengidap sulit untuk mengungkapkan perasaannya, sehingga biasanya perlu beberapa kali pertemuan untuk dapat menegakkan diagnosis agoraphobia.
Diagnosis agoraphobia dilakukan berdasarkan kriteria diagnostik psikiatri DSM-5. Pada DSM-5, kriteria diagnostik untuk agoraphobia, yaitu ketakutan berlebih atau kecemasan yang dipicu oleh paparan yang pasti atau dapat diprediksi pada 2 atau lebih situasi berikut:
- Menggunakan transportasi publik.
- Berada di area terbuka.
- Berada di area tertutup.
- Berdiri dalam antrian atau keramaian.
- Keluar sendirian dari rumah.
- Pengidap menghindari situasi di atas karena yakin akan merasa terjebak atau tidak dapat meminta bantuan ketika dia mengalami serangan panik.
- Situasi-situasi di atas selalu menyebabkan panik atau cemas.
- Situasi-situasi di atas dihindari, membutuhkan pertolongan dari orang terdekat, ataupun akan mengidap ketakutan yang sangat kuat.
- Memiliki ketakutan yang dialami lebih besar dari kemungkinan bahwa bahaya akan terjadi.
- Ketakutan yang dialami atau upaya menghindari (avoidance) terjadi terus-menerus, berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Selain itu, ketakutan yang dialami atau upaya menghindari (avoidance) menyebabkan penderitaan yang signifikan.
- Jika ada kondisi medis lain terjadi (selain gangguan ini), maka ketakutan atau upaya menghindari (avoidance) akan semakin berlebih.
- Ketakutan yang dialami atau upaya menghindari (avoidance) tidak dapat dijelaskan oleh gangguan medis lain.
Pengobatan Agoraphobia
Pengobatan agoraphobia biasanya melibatkan kombinasi metode pengobatan:
1. Psikoterapi
Seorang terapis psikologi dapat membantu mengatasi ketakutan, dengan menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT).
Profesional kesehatan mental atau psikolog dapat membantu mengenali pikiran yang membuat kamu cemas. Kemudian, kamu akan belajar cara bereaksi secara lebih produktif.
Dengan menggunakan teknik relaksasi dan desensitisasi, psikolog mungkin membuat kamu membayangkan situasi yang menakutkan dan mengelola perasaannya.
Pada akhirnya, kamu akan dapat terlibat dalam aktivitas yang menimbulkan kecemasan, dan akan mengetahui cara mengelola emosi.
Seiring waktu, terapi dapat melatih otak untuk berpikir dan merespons secara berbeda.
2. Obat-obatan
Dokter atau psikolog mungkin juga menyarankan penggunaan obat yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), atau inhibitor serotonin norepinefrin (SNRI).
Obat-obatan tersebut dapat mengobati depresi dan gangguan kecemasan.
3. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup berikut ini juga dapat membantumu mengatasi agoraphobia:
- Menghindari penggunaan alkohol, kafein, dan zat lainnya.
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang.
- Berolahraga secara teratur.
- Melakukan latihan pernapasan.
Komplikasi Agoraphobia
Agoraphobia dapat sangat membatasi aktivitas hidupmu. Jika kondisi agoraphobia yang kamu alami cukup parah, kamu mungkin tidak dapat meninggalkan rumah.
Tanpa perawatan, beberapa orang tinggal di rumah selama bertahun-tahun.
Jika ini terjadi, kamu mungkin tidak dapat mengunjungi keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, mengerjakan tugas, atau berpartisipasi dalam aktivitas rutin harian lainnya.
Lebih parahnya lagi, kamu mungkin jadi bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan.
Selain itu. agoraphobia juga dapat menyebabkan:
- Depresi.
- Penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
- Memiliki pikiran dan upaya bunuh diri.
Pencegahan Agoraphobia
Hingga saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah agoraphobia. Namun, kecemasan cenderung meningkat semakin kamu menghindari situasi yang ditakuti.
Jika kamu mulai memiliki sedikit ketakutan untuk pergi ke tempat yang aman, cobalah untuk berlatih pergi ke tempat tersebut berulang kali. Cara ini dapat membantumu merasa lebih nyaman di tempat-tempat tersebut.
Jika hal tersebut sulit untuk dilakukan, mintalah anggota keluarga atau teman untuk menemani, atau cari bantuan profesional.
Sementara itu, jika kamu mengalami gangguan kecemasan atau mengalami serangan panik, dapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk mencegah gejala menjadi lebih buruk.