Aerophobia
Pengertian Aerophobia
Aerophobia adalah ketakutan ekstrem untuk melakukan penerbangan, terutama menggunakan pesawat. Mereka akan sangat ketakutan saat lepas landas, mendarat, atau terkunci di dalam pesawat.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi salah satu alasan utamanya adalah pengalaman traumatis saat menaiki pesawat. Contohnya pernah selamat dari kecelakaan pesawat, menonton berita jatuhnya pesawat, dan serangan militer oleh pesawat juga bisa memicu fobia ini.
Penelitian juga menunjukkan bahwa cuaca buruk, lepas landas, dan turbulensi selama penerbangan bisa memicu kecemasan dan lama-lama bisa berkembang menjadi fobia.
Penyebab Aerophobia
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab dari aerophobia. Penyebab rasa takut setiap orang bisa berbeda-beda. Umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor fisiologis, psikologis, dan sosial yang kompleks dan unik pada setiap orang.
Beberapa kemungkinan penyebab aerophobia yaitu:
- Memiliki pengalaman traumatis atau kecelakaan pesawat. Bahkan menonton berita tentang bencana penerbangan bisa memicu rasa takut untuk naik pesawat pada seseorang.
- Lingkungan. Jika kamu memiliki orang tua dengan aerophobia, kemungkinan kamu pun memiliki rasa ketakutan yang sama. Hal ini merupakan penyebab aerophobia yang sangat umum dialami anak-anak, tapi juga mempengaruhi orang dewasa. Kamu mungkin merasa takut terbang karena memiliki kerabat atau teman lain dengan ketakutan yang sama. Namun, pengaruh terbesar biasanya berasal dari orang tua.
- Keadaan terkait lainnya. Aerophobia mungkin juga berasal dari konflik yang sebenarnya tidak berhubungan dengan pengalaman naik pesawat. Misalnya, anak-anak yang harus sering naik pesawat untuk mengunjungi orang tua yang bercerai terkadang mengembangkan aerophobia sebagai penanggulangan trauma perceraian.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pemicu seperti cuaca buruk, lepas landas, dan turbulensi cenderung menjadi pemicu kecemasan terkait penerbangan.
Faktor Risiko Aerophobia
Ada sejumlah faktor yang bisa memicu aerophobia. Paling umum disebabkan karena fobia yang sudah dimiliki sebelumnya, seperti:
- Claustrophobia rasa takut terbang karena berada di ruangan atau tempat yang sempit.
- Acrophobia atau takut ketinggian.
- Acrophobia (takut ketinggian).
- Agoraphobia (takut meninggalkan rumah atau tidak bisa melarikan diri dari suatu tempat, atau mendapatkan bantuan jika terjadi kesalahan).
- Anthropophobia (takut pada orang).
- Mysophobia (takut pada kuman).
Selain fobia, masalah kesehatan juga bisa menyebabkan aerophobia, seperti:
- Sinus atau penyumbatan telinga tengah, yang dapat menyebabkan rasa sakit atau pusing selama penerbangan.
- Pilek, vertigo atau gangguan telinga dapat menyebabkan rasa takut karena tekanan dalam pesawat bisa memperparah kondisi ini.
- Penyakit kardiovaskular yang meningkatkan risiko penggumpalan darah, dapat menimbulkan kekhawatiran selama penerbangan.
Gejala Aerophobia
Orang yang mengalami kondisi ini akan selalu menghindari penerbangan.
Jika terpaksa melakukan penerbangan, mereka bisa mengalami serangan panik, seperti:
- Panas dingin.
- Pusing.
- Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
- Palpitasi jantung.
- Mual.
- Sesak napas (dispnea).
- Gemetar atau gemetar.
- Sakit perut atau gangguan pencernaan (dispepsia).
Diagnosis Aerophobia
Dokter meninjau gejala dan bertanya seputar ketakutan yang kamu alami. Diagnosis akan dibuat jika pasien memiliki tanda-tanda berikut:
- Ketakutan yang tidak rasional saat memikirkan objek atau situasi yang menakutkan, seperti pesawat terbang atau perjalanan udara.
- Merasa ketakutan selama enam bulan atau lebih.
- Mencari cara untuk menghindari objek atau situasi yang ditakuti.
- Kesulitan beraktivitas di rumah, tempat kerja atau melakukan situasi sosial karena ketakutan berlebihan.
Pengobatan Aerophobia
Opsi pengobatan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Terapi perilaku kognitif
Jenis terapi ini berfokus mengubah cara berpikir pengidapnya tentang penerbangan. Contohnya dengan mempelajari cara kerja pesawat atau membandingkan tingkat keamanan pesawat dengan bentuk perjalanan lainnya.
Terapis akan mengajari teknik untuk mengelola pemicu fobia. Misalnya dengan cara pernapasan dalam atau meditasi saat lepas landas, mendarat, atau turbulensi untuk mengurangi kecemasan. Beberapa jenis terapi perilaku kognitif yang bisa dijalani yaitu:
- Terapi paparan. Terapis memaparkan pasien ke tempat, pikiran, atau situasi yang berhubungan dengan perjalanan udara. Pasien dapat mengunjungi bandara dan melihat pesawat tiba dan berangkat. Alat virtual, seperti simulasi komputer penerbangan, juga dapat membantu proses terapi ini.
- Desensitisasi sistematis. Perawatan ini melibatkan paparan progresif secara bertahan terhadap objek atau situasi ketakutan, yang sering digunakan untuk mengobati fobia, seperti aerophobia.
- Terapi individu. Terapi individu, hipnoterapi, dan teknik realitas virtual juga dapat meningkatkan rasa takut untuk terbang. Namun sebuah studi menemukan bahwa program pemaparan berbasis internet efektif dalam pengobatan aerophobia.
2. Perawatan diri
Selain menjalani pengobatan untuk mengatasi fobia, ada juga beberapa hal yang dapat kamu lakukan sendiri untuk mengatasi rasa takut terbang. Misalnya:
- Mencari informasi tentang proses terbang. Mempelajari tentang cara kerja pesawat terbang, mengapa turbulensi terjadi, dan apa arti berbagai suara di pesawat, dapat membantu pengalaman naik pesawat jadi tidak terlalu menakutkan.
- Mengidentifikasi pikiran irasional. Pemikiran negatif dan bencana dapat memicu pada ketakutan untuk terbaik. Pelajari cara mengenali pikiran negatif saat muncul, lalu berlatihkan untuk menggantinya dengan yang lebih realistis dan membantu.
- Belajar mengenali pemicu. Saat kamu mengalami kecemasan selama penerbangan, perhatikan pikiran, atau situasi yang mendahului rasa takut. Jika kamu menyadari bahwa aspek tertentu memicu perasaan cemas, kamu dapat merencanakan dengan lebih baik cara menghadapi situasi tersebut saat muncul.
- Berlatih teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat kamu gunakan saat mulai mengalami perasaan takut. Terapkan teknik seperti pernapasan dalam, visualisasi, dan relaksasi otot progresif dengan hal-hal yang memicu kecemasan. Seiring berjalan waktu, teknik ini dapat membantu mengurangi rasa takut untuk terbang.
Pencegahan Aerophobia
Tidak ada cara untuk mencegah aerophobia. Tetapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasinya, seperti:
- Menghindari hal-hal yang dapat memperburuk kecemasan, seperti kafein, obat-obatan, atau alkohol.
- Berbagi ketakutan dan kecemasan dengan anggota keluarga, teman, atau teman sebaya.
- Berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang kondisi yang kamu alami.
Komplikasi Aerophobia
Ketakutan berlebihan bisa membuat pengidapnya mengurung diri (isolasi sosial), perubahan suasana hati yang drastis, penyalahgunaan alkohol atau obat sampai bunuh diri.
Sebenarnya ini mungkin komplikasi, tapi orang yang memiliki aerophobia tidak banyak memiliki pengalaman perjalanan ke daerah-daerah yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu, aerophobia mungkin akan membatasi ruang gerak atau kesempatan baik. Misalnya, jika perusahaan mengirimmu untuk pergi ke negara tertentu sebagai perwakilan perusahaan, yang mungkin menjadi tambahan penilaian pada karir.
Kapan Harus ke Dokter?
Temui dokter jika ketakutan yang kamu miliki menjadi tidak terkendali. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kamu juga bisa bertanya pada psikolog di Halodoc mengenai keluhan atau gejala yang kamu alami. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Aerophobia (Fear of Flying)
Verywell Mind. Diakses pada 2023. Aerophobia: The Fear of Flying.
Diperbarui pada 14 Februari 2023.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan