Abses Peritonsil
Pengertian Abses Peritonsil
Abses peritonsil adalah kumpulan nanah atau abses akibat infeksi bakteri di tenggorokan. Kondisi ini biasanya merupakan komplikasi dari tonsilitis atau radang amandel yang tidak diobati dengan baik. Kumpulan nanah ini juga bisa terbentuk di dekat area kulit yang terinfeksi atau jaringan lunak lainnya
Akibatnya, terbentuk kantung nanah yang disebut abses, di salah satu tonsil atau amandel. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering dialami oleh orang dewasa muda, anak-anak, dan remaja.
Ketika tonsilitis terjadi dan pengobatan tidak dilakukan dengan baik, infeksi bisa menyebar dan menyasar jaringan lunak di sekitarnya. Kondisi inilah yang disebut abses peritonsil.
Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa muda, dengan prevalensi kasus terbanyak pada usia 20-40 tahun. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak.
Penyebab Abses Peritonsil
Abses peritonsil terjadi akibat tonsilitis atau infeksi amandel yang tidak diobati, sehingga menyebar hingga ke jaringan sekitarnya. Bisa dibilang, abses peritonsil merupakan komplikasi dari tonsilitis. Penyebab infeksi biasanya adalah bakteri Streptokokus, yang dapat disertai juga dengan infeksi bakteri anaerob lainnya.
Selain itu, mononukleosis juga dapat menyebabkan abses peritonsil serta infeksi gigi dan gusi. Namun ada kemungkinan abses peritonsil terjadi tanpa infeksi, meskipun hal tersebut jarang terjadi. Penyebab umumnya yaitu radang kelenjar weber, yaitu kelenjar yang berada di bawah lidah dan menghasilkan air liur.
Faktor Risiko Abses Peritonsil
Beberapa hal yang bisa jadi faktor risiko kondisi ini adalah:
- Adanya infeksi gigi.
- Tonsilitis (radang amandel) kronis.
- Merokok.
- Leukemia.
- Adanya batu atau kalsium kalsium yang terdeposit di tonsil.
Gejala Abses Peritonsil
Gejala abses peritonsil mirip dengan tonsilitis dan radang tenggorokan. Namun, disertai dengan adanya kantung nanah di belakang tenggorokan. Ini bisa dilihat ketika membuka mulut lebar-lebar.
Beberapa gejala yang bisa terjadi ketika mengidap kondisi ini adalah:
- Infeksi pada salah satu atau kedua amandel.
- Demam atau meriang.
- Kesulitan membuka mulut sepenuhnya.
- Sulit menelan.
- Kesulitan menelan air liur sehingga terjadi ngiler.
- Pembengkakan pada wajah atau leher.
- Sakit kepala.
- Suara teredam.
- Sakit tenggorokan.
- Kelenjar bengkak di tenggorokan dan rahang, serta nyeri telinga di sisi tenggorokan yang sakit.
- Bau mulut.
Abses peritonsil juga dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan seru, yaitu berupa:
Abses peritonsil dapat menyebabkan gejala atau komplikasi yang parah. Gejala langka dan lebih serius meliputi:
- Paru-paru terinfeksi.
- Jalan napas tersumbat.
- Infeksi menyebar ke tenggorokan, mulut, leher, dan dada.
- Abses pecah.
Jika abses tidak diobati segera, maka dapat menyebabkan infeksi di seluruh tubuh. Kondisi tersebut juga dapat menghalangi jalan napas lebih banyak lagi.
Diagnosis Abses Peritonsil
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menggunakan senter untuk melihat kondisi amandel dan jaringan sekitarnya dan menekan bagian yang dicurigai abses untuk memastikan adanya nanah di dalamnya.
Pemeriksaan pendukung lainnya dapat menggunakan USG, rontgen maupun CT scan. Tujuannya adalah untuk melihat kemungkinan penyebab lain yang terlibat pada jaringan tersebut. Melalui tes pencitraan, beberapa kondisi berikut mungkin juga bisa ditemukan, yaitu:
- Epiglottitis, yaitu radang epiglotis yang menutup jaringan yang mencegah makanan masuk ke tenggorokan.
- Abses retropharyngeal, terbentuknya kantung nanah di belakang jaringan di belakang tenggorokan. Bentuknya seperti abses peritonsil tapi di lokasi yang berbeda.
- Selulitis peritonsil, yaitu infeksi jaringan lunak yang terbentuk di bawah permukaan jaringan.
Selain itu, dokter mungkin juga perlu menguji virus mononukleosis. Beberapa ahli berpendapat bahwa virus mononukleosis berkaitan dengan abses peritonsil. Bahkan kemungkinannya sebesar 20 persen.
Dokter juga dapat memeriksa sampel nanah dari abses ke laboratorium, sehingga jenis bakteri dapat diidentifikasi.
Pengobatan Abses Peritonsil
Pada pengobatan abses peritonsil, dokter akan menggunakan terapi antibiotik. Pemberian antibiotik ditujukan untuk membunuh bakteri dan sebagian besar kasus dapat ditangani dengan rawat jalan.
Namun, jika diperlukan, dokter akan menyarankan untuk dirawat di rumah sakit. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan obat untuk meredakan nyeri dan mempercepat perbaikan kondisi. Namun jika pemberian obat tidak membuat gejala abses peritonsil mereda, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan berikut:
- Drainase abses peritonsil. Dokter akan mengeringkan abses peritonsil. Untuk melakukannya, dokter perlu membuat sayatan pada abses agar cairan nanah di dalamnya dapat keluar.
- Operasi amandel. Jika kamu mengalami abses peritonsil berulang, dokter mungkin merekomendasikan tonsilektomi. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat amandel melalui pembedahan.
Setelah menjalani pengobatan abses peritonsil, kamu tetap perlu menindaklanjuti kondisi dengan dokter, khususnya dokter spesialis telinga-hidung tenggorokan (THT/ otolaryngologist). Pemantauan bertujuan agar dokter dapat memastikan bahwa pengobatan benar-benar memberikan dampak positif. Selain itu, kamu juga perlu ke dokter lagi jika:
- Abses terbentuk lagi. Kamu mungkin memerlukan antibiotik yang berbeda atau drainase lebih lanjut.
- Jika mengalami pendarahan berlebihan atau mengalami kesulitan bernapas atau menelan, segera dapatkan pertolongan medis.
Pencegahan Abses Peritonsil
Pencegahan untuk penyakit ini bisa dilakukan dengan:
- Mengonsumsi makanan sehat.
- Minum air putih yang cukup.
- Membatasi konsumsi makanan berminyak.
- Berhenti merokok.
- Praktikkan kebersihan mulut yang baik.
Apabila terdapat keluhan berupa sakit pada tenggorokan (radang) saat menelan, segera diskusikan dengan dokter untuk diobati hingga sembuh. Selain itu, pola istirahat yang baik dan tidur yang teratur juga diperlukan, supaya daya tahan tubuh tetap baik.
Komplikasi Abses Peritonsil
Jika abses peritonsil sudah mendapat penanganan, biasanya kondisi akan hilang tanpa menimbulkan masalah lanjutan. Namun, masih ada kemungkinan pengidap akan mengalami infeksi lagi di kemudian hari. Apabila tidak ditangani dengan segera, komplikasi dari abses dapat muncul. Komplikasi tersebut berupa:
- Terhalangnya jalan napas.
- Infeksi bakteri di rahang, leher, atau dada.
- Infeksi aliran darah.
- Sepsis.
- Kematian.
- Pneumonia.
- Meningitis.
Jika kamu mengalami masalah dengan amandel, bicarakan dengan dokter tentangk kemungkinan perawatan dan cara menghilangkannya. Perhatian setiap rasa sakit atau gejala pada tenggorokan. Selalu ingat bahwa deteksi dini adalah kunci untuk keberhasilan pengobatan abses peritonsil.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami keluhan seperti yang dijelaskan tadi, jangan tunda untuk periksakan diri ke dokter. Terutama jika mengalami sakit tenggorokan saat menelan yang disertai demam dan tidak membaik.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Peritonsillar Abscess.
Healthline. Diakses pada 2023. Peritonsillar Abscess.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Peritonsillar Abscess
Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about peritonsillar abscesses
Diperbarui pada 9 Februari 2023.