Abses Perianal
Pengertian Abses Perianal
Abses adalah kumpulan nanah, sementara perianal adalah area sekitar masuknya lubang anus sampai di dalam anus manusia. Maka, abses perianal berarti kumpulan nanah di dekat anus.
Kondisi tersebut biasanya terjadi akibat adanya infeksi bakteri di kelenjar kripto globular anus. Abses perianal merupakan salah satu jenis abses yang paling sering terjadi dari abses anus.
Adanya infeksi bakteri dapat menyebabkan nanah karena saat bakteri masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan melawannya dengan sel-sel darah putih di area yang terinfeksi.
Ketika sel-sel darah putih menyerang bakteri tersebut, beberapa jaringan di sekitarnya ikut mati dan membentuk semacam lubang yang kemudian terisi oleh nanah.
Nanah tersebut berisi gabungan dari jaringan yang mati, sel darah merah, dan bakteri.
Selain perianal, kenali juga 3 Jenis Abses dan Cara Mengatasinya di artikel tersebut.
Penyebab Abses Perianal
Sebagian besar abses anus terjadi akibat sumbatan dan infeksi pada kelenjar-kelenjar di anus.
Infeksi tersebut akan membentuk benjolan merah lunak di bawah kulit dekat anus yang muncul akibat terperangkapnya bakteri di kelenjar kripto yang melapisi saluran anus.
Nantinya, bakteri dan cairan (nanah) akan menumpuk dan menjadi benjolan yang berwarna merah dan nyeri (seperti jerawat).
Selain penyumbatan atau infeksi, benjolan berisi nanah ini juga bisa terjadi akibat infeksi menular secara seksual.
Penyebab seseorang bisa mengalami abses perianal yaitu:
- Fisura anus yang terinfeksi, yaitu adanya robekan pada lapisan anus.
- Trauma pada area anal, seperti saat melakukan seks anal.
- Infeksi menular seksual (IMS).
- Memiliki kondisi medis yang memengaruhi usus.
- Kista epidermoid (sebaceous), yang terinfeksi di daerah perianal. Kista yang terinfeksi biasanya tidak terlalu menyakitkan jika dibandingkan dengan abses perianal klasik. Selain itu juga cenderung menyebabkan demam dan gejala umumnya.
- Hidradenitis suppurativa, yaitu penyakit kronis yang melibatkan kelenjar kulit khusus yang terdapat di area tertentu. Seperti, ketiak, selangkangan, perianal, perineum, dan di bawah payudara.
- Fistula ani. Ini adalah terowongan abnormal kecil yang berawal dari lubang di dalam anus hingga lubang luar di kulit dekat anus. Kondisi ini terjadi akibat adanya infeksi yang bisa berkembang menyebabkan abses anal. Penyakit Crohn, kanker anus, trauma dan radiasi dapat meningkatkan risiko infeksi dan fistula. Jika Mengalami Fistula Ani, Segera Hubungi Dokter Spesialis Ini.
Faktor Risiko Abses Perianal
Abses perianal paling sering terjadi pada bayi laki-laki di bawah usia satu tahun.
Namun, berkaitan dengan abses pada anal, beberapa faktor risiko lain yang juga dapat memicunya, antara lain:
- Mengidap penyakit peradangan usus (misalnya seperti penyakit Crohn).
- Kebiasaan merokok.
- Berusia lebih dari 40 tahun.
- Memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes.
- Sering melakukan seks secara anal.
- Penggunaan obat-obatan golongan kortikosteroid.
- Mengidap HIV/AIDS.
- Memiliki gaya hidup merokok.
- Sedang hamil.
- Sering mengalami diare atau sembelit.
Gejala Abses Perianal
Berikut adalah beberapa gejala abses perianal secara umum, antara lain:
- Adanya benjolan atau pembengkakan yang nyeri di dekat atau sekitar anus.
- Saat kamu raba, benjolan tersebut biasanya lunak, merah, dan terasa hangat.
- Nyeri pada abses perianal biasanya terjadi terus-menerus atau konstan.
- Adanya iritasi kulit di sekitar anus, termasuk kemerahan.
- Mengeluarkan nanah dan darah jika abses pecah.
Jadi, bila kamu kaget mengalami Keluar Nanah saat Buang Air Besar, Apa Sebabnya?, bisa jadi kamu memiliki abses perianal.
Selain benjolan atau pembengkakan, kondisi ini juga dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:
- Demam dan menggigil.
- Merasa malaise atau perasaan ‘tidak enak badan’ yang disertai kelelahan.
- Merasa sembelit (konstipasi) atau nyeri ketika buang air besar.
Diagnosis Abses Perianal
Untuk mendiagnosa abses perianal, dokter akan menanyakan gejala yang kamu alami dan melakukan pemeriksaan fisik pada area dubur.
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk memeriksa benjolan atau pembengkakan melalui perabaan pada daerah anus dan sekitarnya guna memastikan adanya benjolan yang mungkin berisi nanah.
Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk melihat warna dan keterlibatan jaringan sekitarnya.
Pada sebagian kasus, bila terdapat keluhan nyeri pada daerah sekitar anus, tetapi benjolan berisi nanah tidak ketemu, maka beberapa pemeriksaan pencitraan akan dilakukan.
Berikut beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan oleh dokter:
1. Computed Tomography Scan (CT scan)
Dengan menggunakan kecanggihan komputer dan mesin sinar-X, pemeriksaan ini bisa membantu dokter menemukan benjolan nanah, terutama yang terbentuk jauh di dalam anus.
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan pencitraan MRI memanfaatkan teknologi magnet dan gelombang radio.
Sama seperti CT scan, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk membantu dokter menemukan abses perianal di dalam anus.
3. Ultrasonografi (USG) anorektal
Ultrasonografi atau USG dilakukan dengan cara menampilkan gambar atau citra dari kondisi bagian dalam tubuh.
Misalnya seperti organ tertentu atau jaringan lunak pada tubuh. Pemeriksaan pencitraan USG sendiri memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
Pengobatan Abses Perianal
Beberapa metode pengobatan yang bisa mengatasi abses perianal, antara lain:
1. Insisi dan drainase
Bila kondisi ini terdeteksi dan sudah parah, dokter biasanya akan melakukan tindakan medis berupa pembedahan insisi dan drainase.
Pembedahan tersebut dokter lakukan dengan membuka benjolan atau pembengkakkan dengan alat yang steril dan obat bius lokal. Tujuannya adalah mengeluarkan nanahnya hingga bersih.
Efek samping dari operasi ini dapat terjadi apabila pengidap kurang menjaga higienitas atau kebersihan. Khususnya ketika proses penyembuhan luka pasca operasi sedang berlangsung.
Hal tersebut berisiko menimbulkan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Contohnya seperti infeksi, perdarahan, ataupun jahitan yang lepas. Sementara itu, efek samping untuk terapi antibiotik dapat berbeda-beda tergantung jenis antibiotik yang diberikan
2. Terapi obat antibiotik
Selain pembedahan, beberapa kasus abses perianal juga dapat sembuh dengan pemberian resep antibiotik.
Obat antibiotik resep tersebut harus kamu gunakan sesuai dengan aturan dan petunjuk dokter untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan juga mencegah resistensi antibiotik.
3. Perawatan di rumah
Setelah menjalani prosedur pembedahan, kamu dapat melakukan perawatan di rumah untuk membantu mempercepat pemulihan.
Banyak orang yang pulih dari abses perianal karena rutin mandi air hangat setelah buang air besar. Cara ini membantu membersihkan area yang terkena.
Perawatan lainnya yaitu dengan mencegah sembelit. Hal tersebut penting untuk meminimalkan ketidaknyamanan selama masa pemulihan.
Untuk mencegah sembelit, kamu dapat meningkatkan fungsi usus yang sehat dengan cara:
- Minum banyak air.
- Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung serat.
- Menghindari konsumsi makanan olahan.
- Menggunakan obat pelunak feses.
Komplikasi Abses Perianal
Komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus abses perianal adalah terjadinya fistula perirektal. Ini adalah terbentuknya semacam saluran antara kulit dan anus.
Jika terjadi fistula perianal, bakteri di saluran pencernaan (usus) dapat terperangkap di dalam saluran ini dan menyebabkan infeksi berulang.
Fistula perirektal dapat dokter tangani dengan metode pembedahan yang disebut fistulektomi untuk menghilangkan keberadaan saluran/fistula tersebut.
Selain itu, komplikasi lainnya yang mungkin muncul yaitu abses berulang, infeksi atau sepsis (yang dapat mengancam jiwa), dan gangren fournier.
Pencegahan Abses Perianal
Hingga saat ini belum ada metode pencegahan khusus agar terhindar dari penyakit ini.
Namun, beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut, antara lain:
- Gunakan kondom saat ingin melakukan hubungan seks anal agar terhindar dari infeksi menular seksual.
- Jika mengalami infeksi, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai.
- Jaga kebersihan wilayah anus dengan baik.
- Kelola kondisi medis apapun yang kamu miliki yang bisa meningkatkan risiko abses perianal, seperti diabetes dan penyakit radang usus.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila merasakan adanya benjolan yang nyeri pada daerah sekitar anus, dan juga gejala lainnya seperti demam atau menggigil, segeralah periksakan diri ke dokter.
Sebab, bisa saja keluhan tersebut merupakan gejala akan adanya abses perianal.
Kamu juga bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc sebagai langkah awal penanganan penyakit.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter bisa memberi diagnosis awal dan saran kesehatan yang tepat.Yuk, download aplikasinya sekarang juga di Apps Store dan Google Play.
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2023. Anal Abscess.
University of California San Francisco: Department of Surgery. Diakses pada 2023. Perianal and Perirectal Abscess/Fistula.
Healthline. Diakses pada 2023. Anal/Rectal Abscess.
MedScape Journal. Diakses pada 2023. Anorectal Abscess Treatment & Management.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan