Oligohidramnion
Pengertian Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah salah satu gangguan kehamilan ketika jumlah air ketuban terlalu sedikit dari yang seharusnya. Cairan ketuban sangat penting dalam menjalani masa kehamilan karena berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi serta kompresi tali pusat.
Selain itu, cairan ketuban yang cukup juga membantu bayi dalam melakukan gerakan dalam rahim. Bahkan, cairan ini juga bisa membantu dalam mengatur suhu bayi di dalam rahim. Dengan begitu, perkembangan dan pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan optimal.
Penyebab Oligohidramnion
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi ini, yaitu:
1. Ukuran bayi yang terlalu kecil
Cairan ketuban akan diproduksi sesuai dengan ukuran bayi. Jika bayi dalam rahim memiliki ukuran yang kecil, maka cairan ketuban pun hanya diproduksi dalam jumlah sedikit.
2. Memiliki riwayat komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan preeklamsia berisiko menyebabkan oligohidramnion pada ibu hamil.
3. Gangguan pada plasenta
Gangguan plasenta seperti solusio parsial menyebabkan rendahnya tingkat cairan ketuban.
4. Kehamilan kembar
Ibu hamil sangat berisiko mengalami oligohidramnion ketika menjalani kehamilan kembar atau kelipatannya.
5. Melewati hari perkiraan lahir (HPL)
Jika ibu belum merasakan adanya tanda-tanda persalinan setelah hari perkiraan lahir, ibu berisiko mengalami oligohidramnion.
Faktor Risiko Oligohidramnion
Selain penyebab tersebut, ada beberapa kondisi yang berisiko memicu rendahnya jumlah cairan ketuban dalam rahim, seperti:
- Ibu hamil mengalami dehidrasi.
- Pecah ketuban lebih dini.
- Penggunaan jenis obat-obatan tertentu.
- Mengalami oligohidramnion di kehamilan sebelumnya.
Gejala Oligohidramnion
Biasanya, kondisi oligohidramnion tidak akan menyebabkan gejala yang khusus pada ibu hamil. Namun, ada beberapa tanda yang perlu kamu waspadai terkait dengan rendahnya jumlah cairan ketuban pada rahim, seperti:
- Keluar cairan bening dari vagina.
- Berkurangnya gerakan bayi.
- Berat badan ibu yang tidak bertambah.
Segera periksakan ke dokter kandungan jika ibu mengalami beberapa keluhan kesehatan yang terkait dengan kondisi ini. Penanganan dan perawatan lebih dini membuat kehamilan bisa dijalankan dengan lebih optimal.
Diagnosis Oligohidramnion
Untuk mendiagnosis kondisi ini, kamu perlu melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Dokter akan melakukan ultrasonografi (USG) untuk mengukur jumlah cairan ketuban dalam rahim. Dokter akan mengukur jumlah cairan ketuban menggunakan amniotic fluid index (AFI) atau maximum vertical pocket (MVP).
Jika hasilnya menunjukkan jumlah cairan ketuban lebih rendah dibandingkan jumlah yang disarankan, maka kamu didiagnosis mengalami oligohidramnion.
Pengobatan Oligohidramnion
Pengobatan oligohidramnion akan disesuaikan dengan kondisi ibu, usia kehamilan, hingga kondisi kesehatan bayi. Jika ibu mengalami kondisi ini pada akhir usia kehamilan, maka kesehatan ibu dan bayi akan mendapatkan pantauan terus menerus. Jika sehat, ibu dan bayi tidak memerlukan pengobatan apa pun.
Namun, jika oligohidramnion menyebabkan kondisi yang berbahaya bagi ibu dan bayi, maka kondisi ini bisa diatasi dengan menggunakan pengobatan, seperti:
- Pemantauan khusus.
- Membuat ibu terhidrasi menggunakan cairan melalui infus.
Komplikasi Oligohidramnion
Oligohidramnion dapat terjadi kapan saja. Namun, kondisi yang terjadi pada enam bulan pertama kehamilan menjadi kondisi yang sangat berbahaya karena dapat memicu berbagai komplikasi, seperti:
- Cacat pada bayi akibat kompresi rahim.
- Kelahiran prematur.
- Keguguran.
- Kematian pada rahim.
- Infeksi.
Sementara itu, jika kamu mengalami oligohidramnion pada akhir usia kehamilan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Kompresi tali pusat.
- Pembatasan pertumbuhan janin.
- Paru-paru yang tidak berkembang optimal sehingga memicu gangguan pernapasan pada bayi setelah lahir.
- Meningkatkan risiko persalinan caesar.
Pencegahan Oligohidramnion
Berikut ini tips yang bisa ibu lakukan untuk mencegah jumlah cairan ketuban yang rendah saat hamil, seperti:
- Mengonsumsi cairan yang cukup.
- Mengonsumsi berbagai makanan sehat.
- Memenuhi kebutuhan istirahat.
- Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
- Waspada terhadap tanda-tanda infeksi pada rahim.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika kamu mengalami berbagai keluhan kesehatan saat menjalani kehamilan, segera tanyakan langsung pada dokter menggunakan Halodoc. Caranya download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. What Are the Treatment Options for Low Amniotic Fluid During Pregnancy?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Oligohydramnios.
Baby Center. Diakses pada 2023. Low Amniotic Fluid (Oligohydramnios).