Kenapa Terapi Okupasi Harus Dilakukan?
Halodoc, Jakarta - Pada kondisi kesehatan tertentu, beberapa orang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Mulai dari kegiatan sederhana, seperti makan, mandi, hingga aktivitas yang cukup rumit seperti belanja keperluan bulanan atau bekerja. Untuk mengatasinya, terapi okupasi hadir sebagai bantuntuan untuk orang-orang berkebutuhan khusus, supaya mereka mampu menjalani aktivitas hariannya secara lancar dan lebih mandiri.
Baca juga: Ini Cara Merawat Anak dengan Sindrom Down
Ya, terapi okupasi merupakan perawatan khusus yang bertujuan untuk membantu orang dengan keterbatasan fisik, mental, atau kognitif agar dapat lebih mandiri. Entah itu melakukan perawatan diri (misalnya makan, mandi, dan berpakaian), pengolahan diri (seperti membaca, berhitung, atau bersosialisasi), latihan fisik (misalnya mempertahankan gerakan sendi, kekuatan otot, dan kelenturan), menggunakan alat bantu, serta kegiatan lainnya. Tujuan utama terapi ini tentu membantu meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Terapi ini dapat diikuti oleh orang dari setiap kalangan usia, yaitu anak-anak hingga orang lanjut usia.
Umumnya, terapi ini dilakukan pada pengidap beberapa jenis fobia, hipersensitivitas sensori, gangguan hipersensitivitas, dan lainnya. Sedangkan pada anak-anak, terapi okupasi lebih banyak digunakan untuk membekali Si Kecil dalam menghadapi situasi sekolah. Selain itu, tujuannya adalah supaya Si Kecil memiliki kemampuan dasar dalam bersosialisasi, mampu menghadapi situasi sosial, serta menghadapi perubahan kognitif serta fisik.
Sederhananya, apabila si kecil yang sudah berusia 5 tahun dan belum bisa masuk sekolah tanpa menangis, belum mampu bermain tanpa didampingi orangtuanya, dan belum memiliki kemampuan pratulis yang baik, Si Kecil perlu diberikan simulasi khusus untuk bisa melakukannya dengan baik.
Terapi ini biasanya dilakukan dengan metode sensori integrasi, supaya si kecil dapat memberikan respons positif pada situasi tertentu. Contohnya, terapi dapat dilakukan sambil bermain, pemberian reward khusus, atau teknik lainnya.
Baca juga: Meningkatkan Kecerdasan Anak ADHD Sejak Dini
Contoh lainnya, untuk anak yang takut dengan ketinggian, dia akan diberikan latihan dengan perubahan ketinggian secara perlahan. Biasanya, terapi ini akan dirancang secara positif, lebih lamban, dan bertahap. Hal ini dilakukan agar Si Kecil merasa nyaman.
Terapi okupasi memiliki tujuan agar membuat kualitas hidup setiap orang yang mengidapnya menjadi lebih baik. Terapi okupasi secara khusus juga dibutuhkan oleh:
- Orang yang sedang menjalani pemulihan dan kembali bekerja setelah mengalami cedera yang berhubungan dengan pekerjaan.
- Orang yang mengalami gangguan fisik dan mental sejak lahir.
- Orang yang secara tiba-tiba mengidap kondisi kesehatan serius, seperti stroke, serangan jantung, cedera otak, atau amputasi.
- Orang yang mengalami penyakit kronis seperti radang sendi, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
- Orang dengan gangguan mental atau masalah perilaku seperti penyakit alzheimer, autisme, atau ADHD, gangguan stres pascatrauma, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, atau gangguan makan.
Selain untuk orang dewasa, terapi ini juga dapat diberikan pada anak-anak yang mengalami kondisi tertentu, seperti:
- Sindrom Down. Kondisi ini muncul akibat adanya kelainan genetik yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan fisik dan mental, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam belajar.
- Cerebral palsy. Sebuah kelainan pada otak dan sistem saraf, sehingga gerakan dan koordinasi tubuh akan menjadi tidak normal.
- Dispraksia. Gangguan terjadi pada gerakan dan kemampuan koordinasi tubuh.
- Ketidakmampuan belajar. Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, misalnya karena masalah tumbuh kembang, juga memerlukan terapi okupasi.
Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini biasanya akan dipandu oleh dokter, psikolog, terapis, serta guru di sekolah, dalam belajar dan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca, menulis, dan menjaga kebersihan tubuh (mandi dan menyikat gigi). Tujuannya adalah agar mereka mampu hidup secara mandiri di masa datang.
Baca juga: 6 Cara Mengobati Penyakit Rheumatoid Arthritis
Apabila kamu memiliki anggota keluarga atau teman yang memiliki kondisi di atas, tidak ada salahnya jika kamu menyarankan kepada mereka untuk menjalani terapi okupasi. Sebelum melakukan terapi ini, kamu bisa berdiskusi dahulu dengan dokter melalui Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dapat diterima secara praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!