Kenali Tanda-tanda Anak Disleksia
Halodoc, Jakarta – Si Kecil terlihat kesulitan ketika disuruh membaca atau menulis? Atau di usianya yang sudah 12 tahun, ia masih berbicara dengan terbata-bata? Ada baiknya ibu menyelidiki lebih lanjut apakah ada kemungkinan Si Kecil mengidap disleksia. Ini merupakan gangguan belajar yang umum terjadi pada anak-anak. Biasanya anak dengan disleksia akan mengalami kesulitan mengeja, membaca, dan menulis. Bahkan pada beberapa anak, mereka juga kesulitan berbicara. Orangtua diharapkan dapat jeli mengenali tanda-tanda disleksia pada anak agar bisa memberi pola asuh yang lebih tepat padanya.
Tanda-tanda disleksia sulit dikenali sebelum anak memasuki usia sekolah. Baru ketika anak mulai belajar membaca dan menulis di sekolah, gejala-gejala disleksia akan semakin terlihat jelas. Yang membuat anak disleksia kesulitan membaca adalah karena ia melilhat huruf maupun kata seperti terbolak-balik. Misalnya, huruf “d” terlihat seperti huruf “b”. Masalah itu dihubungkan dengan gen tertentu yang memengaruhi otak. Adanya riwayat keluarga yang mengalami disleksia juga bisa menjadi penyebab anak memiliki gangguan belajar tersebut. (Baca juga: Penyebab Disleksia dan Cara Mengatasinya yang Perlu Diketahui).
Pada balita, kenali tanda-tanda disleksia berikut:
- Anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dibanding anak-anak seusianya.
- Sering terbolak-balik menyebutkan sebuah kata. Misalnya, ingin memanggil “ibu”, tapi yang diucapkan malah “ubi”. Anak juga butuh waktu lama untuk belajar kata baru.
- Sulit untuk memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan maksudnya dan sulit menyusun kata dengan benar. Akibatnya ia sulit mengekspresikan diri.
- Kurang memahami kata-kata berima, contohnya “putri menari sendiri”.
Bila anak sudah memasuki usia sekolah, ibu bisa mengenali disleksia melalui tanda-tanda berikut:
- Sulit mengingat urutan sesuatu, misalnya urutan abjad atau nama hari.
- Butuh waktu lama dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.
- Sulit menemukan persamaan atau perbedaan pada abjad.
- Sulit mengucapkan kata yang baru dikenal.
- Susah mengeja, karena melihat huruf atau angka terbolak-balik, seperti huruf “d” dengan huruf “b”, atau angka “6” dengan angka “9”.
- Sering salah atau terlalu lamban saat membaca.
- Kesulitan memroses dan memahami apa yang didengarnya.
- Lamban juga dalam menulis.
Selain dalam belajar, gejala-gejala disleksia juga bisa dikenali bila anak sering melakukan kebiasaan berikut:
- Kesulitan Koordinasi
Pada anak usia pra-sekolah, gejala disleksia bisa dikenali bila ia kesulitan dalam koordinasi gerakan motorik seperti sering terjatuh, sering menabrak benda, atau sering tersandung.
- Pelupa
Anak disleksia biasanya sangat pelupa, hampir di setiap saat, melebihi teman-teman seusianya.
- Lambat Memberikan Respons
Ketika diberi tugas atau instruksi, anak disleksia cenderung lambat dalam melakukannya (slow processing speed). Gejala ini bisa terlihat jelas saat belajar di sekolah.
- Sulit Melakukan Aktivitas Tertentu
Anak disleksia juga biasanya sulit melakukan aktivitas yang mengandalkan keterampilan motorik halus seperti mewarnai, tracking pola, menggunting, mengancing baju, memakai kaos kaki, dan sebagainya.
Anak disleksia bukan berarti bodoh, karena kondisi ini tidak memengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan seseorang. Jadi, jangan menyerah mendidik anak yang mengidap disleksia. Dengan bantuan program belajar khusus, Si Kecil pengidap disleksia mampu belajar sama baiknya dengan anak-anak normal lainnya. Tentu saja dukungan moral dan emosional dari kedua orangtuanya juga berperan sangat penting dalam menentukan keberhasilan anak disleksia.
Bila ibu ingin mengetahui lebih jauh mengenai pola asuh yang tepat bagi anak disleksia, tanyakan saja pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi kapan saja dan di mana saja. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.