Kenali Penyebab Ruam pada Anak
Halodoc, Jakarta – Ruam adalah reaksi kulit yang dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari, seperti reaksi kontak dengan iritasi kulit, reaksi obat, infeksi, ataupun reaksi alergi. Pemicu yang berbeda dapat menyebabkan ruam yang tampak serupa karena kulit memiliki sejumlah kemungkinan respons.
Mengetahui gejala atau riwayat terkait ruam dapat membantu menentukan penyebab ruam tersebut. Misalnya, riwayat gigitan kutu, penggunaan antibiotik tertentu, paparan lingkungan, ataupun imunisasi yang menjadi pemicu ruam.
Bagaimana penampilan dan lokasi ruam tersebut juga bisa menjadi pertimbangan untuk mengukur seberapa berbahaya ruam dan bagaimana penanganannya. Apalagi jika ini terjadi pada anak, orang tua harus lebih jeli. Biasanya susah buat anak untuk mengidentifikasi ruam, sehingga orang tualah yang harus detail dalam menilai saat memberikan keputusan penanganan yang tepat.
Baca juga: Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi
Ruam juga bisa disebabkan oleh virus tidak membahayakan anak dan hilang seiring waktu tanpa pengobatan. Namun, beberapa ruam pada masa kanak-kanak memiliki penyebab serius atau bahkan mengancam jiwa.
Beberapa penyebab ruam pada anak adalah cacar air, eksim, erythema multiforme, impetigo, keratosis pilaris atau kulit ayam, campak, moluskum kontagiosum, pityriasis rosea, biang keringat, psoriasis, kurap, kudis, demam berdarah, dan gatal-gatal.
Orang tua harus terbiasa dengan ruam ini. Banyak ruam dapat terlihat sama, sehingga sulit untuk mengetahui diagnosis yang tepat. Kunjungi dokter untuk mendapatkan solusi dan perawatan terbaik terkait ruam ini. Masa kanak-kanak adalah waktu dimana anak kerap mendapatkan ruam.
Ketika anak mengalami ruam, ada beberapa hal yang dapat orangtua lakukan untuk mengobatinya di rumah. Pertama-tama harus dulu apa penyebab ruam dan jenisnya. Bagaimana anak mendapatkan ruam.
Baca juga: Pertolongan Pertama pada Gigitan Tomcat
Apakah anak sedang sakit, alergi terhadap sesuatu, bersentuhan dengan sesuatu yang mengiritasi kulit, seperti sabun, bahan kimia, perhiasan, tumbuhan, maupun hewan. Bayi juga bisa mengalami ruam popok bila bahan popoknya tidak sesuai atau penggunaan yang terlalu lama, sehingga menyebabkan bokongnya lecet.
Menjaga Kebersihan Kulit
Ruam tidak bisa dihindari dan jika anak mengalaminya jangan panik. Gunakan sabun lembut untuk mencuci ruam anak dengan lembut di air hangat. Hindari menggosok, yang dapat membuat iritasi lebih lanjut. Tepuk-tepuk kulit dengan handuk. Biarkan ruam tidak tertutup.
Untuk ruam ringan di mana kulitnya tidak pecah, letakkan kain basah di ruam anak untuk mengurangi rasa sakit dan gatal. Orang tua mungkin juga perlu memotong kuku anak dan meminta mengenakan sarung tangan di malam hari untuk menghindari garukan yang tidak sengaja.
Baca juga: Enggak Sengaja Tertusuk Bulu Babi, Ini yang Harus Dilakukan
Ruam biasanya diiringi dengan berbagai gejala, kalau ruam tidak membaik dengan situasi yang mengiringi ini, segera hubungi dokter. Beberapa gejalanya adalah demam dengan ruam, buang air kecil yang menyakitkan dengan ruam, ruam berbentuk kupu-kupu melintasi hidung dan pipi, anak berusia lebih muda dari enam bulan, memar yang tidak berhubungan dengan cedera, ruam yang terlihat, seperti mata banteng atau berbentuk oval.
Selain itu, ruam yang lebih buruk pada lipatan kulit, ruam luas dengan pembesaran, kelenjar getah bening lunak, ruam yang diiringi pembengkakan di mulut atau wajah, kehilangan selera makan, memiliki perubahan pernapasan atau kesulitan bernapas.
Untuk informasi lebih jelas mengenai ruam pada anak, bisa ditanyakan langsung ke ahlinya di rumah sakit dengan dokter pilihan ibu sesuai domisili melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store.