Kenali Lebih Dalam tentang Peradangan pada Perikardium
Halodoc, Jakarta – Jika kamu mengalami nyeri dada, bisa jadi telah terjadi peradangan pada perikardium. Perikardium adalah dua lapisan tipis jaringan yang mirip kantung dan mengelilingi jantung. Perikardium ini berfungsi untuk menahan tetap di tempatnya dan membantu kerja jantung.
Sejumlah kecil cairan membuat lapisan tetap terpisah, sehingga tidak ada gesekan di antaranya. Gejala umum perikarditis akut atau peradangan perikardium adalah nyeri dada yang tajam dan menusuk, biasanya datang dengan cepat. Seringkali berada di sisi tengah atau kiri dada, dan mungkin ada rasa sakit di satu atau kedua bahu. Bagaimana peradangan pada perikardium terjadi, berikut ini penjelasannya.
Posisi Duduk Bisa Menambah Rasa Nyeri
Duduk dan condong ke depan cenderung mengurangi rasa sakit, sedangkan berbaring dan bernapas dalam-dalam memperburuk itu. Beberapa orang menggambarkan rasa sakit itu sebagai nyeri tumpul atau tekanan di dada mereka.
Demam adalah gejala umum lainnya dari peradangan perikardium. Gejala lainnya meliputi kelemahan, kesulitan bernapas, batuk, dan jantung berdebar, yaitu perasaan bahwa jantung berdetak kencang, berkibar, atau berdetak terlalu keras atau terlalu cepat.
Baca juga: Ini 7 Penyakit Penyebab Dada Sakit
Perikarditis kronis sering menyebabkan kelelahan, batuk, dan sesak napas. Pada perikarditis jenis ini, nyeri dada biasanya tidak ada. Kasus perikarditis kronis yang parah dapat menyebabkan pembengkakan di perut dan kaki serta hipotensi (tekanan darah rendah).
Dua komplikasi serius dari perikarditis atau peradangan perikardium, yaitu:
-
Tamponade Jantung
Ini terjadi jika terlalu banyak cairan terkumpul di dalam kantong yang memberi tekanan pada jantung. Sejatinya cairan ini menjaga jantung memompa darah dengan benar. Ketika lebih sedikit darah meninggalkan jantung, menyebabkan penurunan tajam dalam tekanan darah. Tamponade jantung yang tidak diobati bisa berakibat fatal.
-
Perikarditis Konstriktif Kronis
Kondisi ini adalah penyakit langka yang membutuhkan waktu untuk berkembang. Ini menyebabkan pembentukan jaringan, seperti bekas luka di seluruh kantung di sekitar jantung. Saat kantung menjadi kaku dan tidak bisa bergerak dengan baik, jaringan parut mulai menekan jantung dan mencegahnya berfungsi dengan baik.
Baca juga: 5 Kebiasaan yang Sebabkan Serangan Jantung di Usia Muda
Perawatan untuk Peradangan Perikardium
Perawatan untuk perikarditis tergantung pada penyebabnya serta keparahannya. Kasus perikarditis ringan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan yang terkait dengan perikarditis sering diresepkan, termasuk:
-
Penghilang Rasa Sakit
Sebagian besar rasa sakit yang terkait dengan perikarditis berespons baik terhadap pengobatan dengan penghilang rasa sakit yang tersedia tanpa resep, seperti aspirin atau ibuprofen (Advil, Motrin IB, lain-lain). Obat-obatan ini juga membantu mengurangi peradangan. Obat pereda nyeri dengan kekuatan resep juga dapat digunakan.
-
Kolkisin
Obat ini bisa mengurangi peradangan dalam tubuh, dapat diresepkan untuk perikarditis akut atau sebagai pengobatan untuk gejala berulang. Obat ini juga dapat mengurangi panjang gejala perikarditis dan mengurangi risiko kondisi ini akan kambuh. Namun, obat ini tidak aman untuk orang dengan masalah kesehatan tertentu yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit hati atau ginjal, dan bagi mereka yang minum obat tertentu.
Baca juga: Detak Jantung Tidak Teratur, Apa Penyebabnya?
-
Kortikosteroid
Jika tubuh tidak memberikan tanggapan terhadap penghilang rasa sakit atau colchicine atau jika kamu mengalami gejala perikarditis berulang, dokter akan meresepkan obat steroid, seperti prednison.
Episode akut perikarditis biasanya berlangsung beberapa minggu, tetapi episode mendatang dapat terjadi. Beberapa orang dengan perikarditis kambuh dalam beberapa bulan setelahnya. Ketika ternyata infeksi bakteri adalah penyebab utama perikarditis, kamu akan diobati dengan antibiotik dan drainase jika perlu.
Kalau kamu ingin tahu lebih dalam tentang perikardium, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan