Craniopharyngioma, Tumor yang Mengancam Kesehatan Anak
Halodoc, Jakarta – Melihat Si Kecil jatuh sakit saja sudah cukup membuat orangtua merasa sedih dan sangat cemas. Apalagi, jika Si Kecil sampai mengidap penyakit yang serius, seperti Craniopharyngioma. Penyakit tumor otak yang satu ini merupakan penyakit yang sering menyerang anak-anak berusia 5–10 tahun. Tumor pada anak ini biasanya menyerang otak dan bersifat jinak atau non-kanker. Meski bersifat jinak, tumor ini tidak dapat disepelekan begitu saja, karena dapat mengancam kesehatan anak.
Baca juga: Tumor Wilms, Waspadai Gejalanya pada Anak
Craniopharyngioma Mengancam Kesehatan Anak
Craniopharyngioma merupakan tumor yang berkembang di dekat kelenjar pituitari, yang terletak di bagian dasar tengkorak. Kelenjar berfungsi menghasilkan hormon yang berperan dalam mengendalikan banyak fungsi tubuh. Saat tumor ini tumbuh secara perlahan, maka tumor akan memengaruhi fungsi kelenjar pituitari, dan struktur lainnya yang ada di dekat tumbuhnya tumor tersebut.
Sampai sekarang, penyebab tumor pada anak ini belum diketahui secara pasti. Namun, Craniopharyngioma diduga tumbuh dari sekelompok sel-sel abnormal yang ditemukan di bagian otak yang disebut dengan daerah suprasellar, yaitu area yang terdapat di sekitar kelenjar pituitari.
Ketahui Gejala Craniopharyngioma
Pertumbuhan Craniopharyngioma bisa dikatakan cukup lambat. Pada tahap awal, tumor pada anak ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang berarti. Namun, gejala akan muncul secara perlahan selama 1-2 tahun. Craniopharyngioma merupakan tumor pada anak yang tumbuh di bagian otak. Gejala dapat meliputi:
-
Masalah dengan penglihatan.
-
Susah tidur.
-
Mual dan muntah,
-
Masalah koordinasi gerak tubuh.
Bila anak sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya ibu segera memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. Pasalnya, Craniopharyngioma dapat menghambat pertumbuhan anak-anak, sehingga menyebabkan tumbuh kembang mereka terhambat.
Baca juga: 10 Gejala Kanker Pada Anak, Jangan Abaikan!
Tindakan Pengobatan pada Pengidap Craniopharyngioma
Tumor pada anak jenis Craniopharyngioma ini memiliki beberapa langkah pengobatan, di antaranya:
-
Operasi Pembedahan
Prosedur yang satu ini dilakukan untuk mengangkat semua atau sebagian besar tumor. Jenis operasi yang dilakukan akan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor pada pengidap. Jika kondisi memungkinkan, dokter akan mengangkat seluruh jaringan tumor.
Namun, karena tumor ini terjadi pada organ otak yang memiliki banyak struktur rumit dan penting, dokter terkadang memutuskan untuk tidak mengangkat seluruh tumor untuk mencegah terjadinya risiko. Hal tersebut juga dilakukan agar pengidap dapat memiliki kualitas hidup yang baik setelah operasi.
-
Terapi Radiasi
Metode penanganan selanjutnya menggunakan terapi radiasi dengan sinar eksternal. Metode ini juga biasa dilakukan pengidap setelah prosedur operasi dilakukan guna mengatasi Craniopharyngioma yang belum terangkat. Metode pengobatan ini dilakukan dengan membunuh sel-sel tumor, dengan mesin yang memancarkan sinar ke sel-sel tumor.
-
Metode Kemoterapi
Metode yang satu ini dinilai cukup efektif dalam membunuh sel-sel tumor. Obat-obatan kemoterapi yang dikonsumsi pun bahkan mengandung bahan kimia yang dapat disuntikkan langsung ke tumor, sehingga pengobatan dapat langsung mencapai sel target tanpa merusak jaringan sehat yang ada di sekitarnya.
Baca juga: Harus Tahu, Bedanya Kanker dan Tumor
Agar daya tahan tubuh dan fisik Si Kecil tetap dalam kondisi prima, pastikan ibu memberikan asupan bergizi setiap harinya. Si Kecil yang berusia 1-3 tahun membutuhkan energi sebanyak 1.125 kkal, sedangkan Si Kecil yang berusia 4-6 tahun memerlukan 1.600 kkal per hari. Penuhi pula asupan gizi seimbang dengan karbohidrat, lemak, protein, dan asupan cairannya.
Referensi:
NIH. Diakses pada 2020. Childhood Craniopharyngioma Treatment.
NIH. Diakses pada 2020. Craniopharyngioma.
WebMD. Diakses pada 2020. Craniopharyngioma.