Kenali 6 Mitos dan Fakta Mengenai Kebotakan
Halodoc, Jakarta - Kebotakan adalah kondisi ketika rambut mengalami kerontokan yang umumnya bersifat permanen. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan nama ‘alopecia’, dan terdiri atas beragam jenis, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Seperti alopecia areata misalnya, yang terjadi akibat sistem imun yang menyerang sistem pertumbuhan rambut (penyakit autoimun). Namun, pembahasan kali ini hanya akan menarik garis pada hal-hal umum seputar kebotakan. Sudahkah kamu tahu mitos dan fakta kebotakan berikut?
1. Mitos: Kebotakan Hanya Diwariskan dari Ibu
Faktanya, tidak benar. Kebotakan tidak hanya diwariskan dari ibu semata, karena ketika lahir, akan ada 3 kemungkinan dari setiap bagian di tubuh, yaitu genetik yang hanya diwariskan dari ayah, genetik yang hanya diwariskan oleh ibu, dan genetik yang diwariskan oleh pencampuran keduanya. Artinya, setiap kondisi kesehatan yang dapat diwariskan dari orangtua pun demikian, termasuk kebotakan.
Baca juga: Kebotakan pada Pria, Penyakit atau Hormon?
2. Mitos: Stres Dapat Menyebabkan Rambut Rontok
Banyak orang yang mungkin meyakini bahwa salah satu penyebab kerontokan rambut berawal dari stres. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diketahui bahwa stres jangka pendek (seperti telat ke kantor, kemacetan, banyak tugas, dll) tidak akan membuat rambut mengalami rontok. Jika ada stres yang dapat membuat rambut menjadi rontok, itu adalah stres jangka panjang. Stres yang dimaksud adalah yang dapat membuat tidur terganggu dan bahkan berkurangnya nafsu makan, termasuk misalnya stres setelah melahirkan.
3. Mitos: Rambut Rontok Dapat Dicegah
Faktanya, bagi kebanyakan pria, rambut rontok disebabkan oleh miniaturisasi. Miniaturisasi adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan penipisan progresif rambut. Proses ini biasa terjadi ketika folikel rambut dipicu untuk tumbuh selama periode waktu yang lebih pendek, sehingga membuat rambut menjadi sangat lemah dan kecil.
Sayangnya, hal ini membuat kerontokan rambut pada pria tidak dapat dicegah. Hal yang dapat dilakukan ketika sudah mulai muncul kerontokan rambut, yang mungkin bisa menjadi tanda kebotakan, adalah melakukan pengobatan atau bahkan operasi. Biasanya dengan pengobatan, beberapa pria dapat mengembalikan keadaan rambutnya untuk waktu lima tahun.
Baca juga: Kebotakan Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan
4. Mitos: Kadar Testosteron yang Tinggi Dapat Menyebabkan Kebotakan
Faktanya, tidak demikian. Kelebihan testosteron tidak menyebabkan kebotakan (baik bagi wanita ataupun pria). Namun, kelebihan testosteron akan diubah oleh tubuh menjadi dihidrotestosteron (DHT), dan proses ini akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut. Oleh karena itu, jika berkonsultasi ke dokter dan diketahui bahwa penyebab kerontokan rambut adalah karena kelebihan testosteron, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-androgen untuk memblokir efek hormon tersebut terhadap folikel rambut untuk mencegah kerusakan folikel rambut.
5. Mitos: Hanya Wanita Lanjut Usia yang Akan Mengalami Kerontokan Rambut
Sayangnya, kerontokan rambut bahkan bisa terjadi pada usia remaja. Biasanya, kerontokan rambut tersebut disebabkan oleh masalah hormon. Kondisi ini biasa disebut dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan juga dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, kelebihan berat badan, pertumbuhan rambut wajah, dan peningkatan jerawat.
6. Mitos: Terlalu Sering Keramas Akan Membuat Rambut Rontok
Ini merupakan mitos yang cukur sering terdengar. Padahal, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup yang mengatakan bahwa keramas terlalu sering dapat membuat rambut rontok. Sebenarnya, keramas justru akan membersihkan minyak pada kulit kepala yang dapat mengandung hormon yang dapat memicu kerontokan rambut. Kebalikannya, jika kamu jarang keramas, itu akan buruk untuk rambut, seperti misalnya akan muncul ketombe pada rambut yang dapat menghambat pertumbuhan rambut. Oleh karena itu, pastikan untuk keramas secara teratur setidaknya dua hari sekali.
Baca juga: 6 Cara Cegah Kebotakan di Usia Muda
Itulah sedikit penjelasan tentang mitos dan fakta kebotakan, yang sepertinya penting untuk diketahui. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan