Kenali 5 Fakta Penting Mengenai Blighted Ovum
Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya masalah kesehatan yang bisa menghantui ibu hamil, blighted ovum merupakan salah satu kondisi yang mesti diwaspadai. Blighted ovum atau kehamilan anembrionik merupakan kehamilan yang tak mengandung embrio, mesti terjadi pembuahan di dalam rahim.
Yang perlu ditegaskan, kondisi ini merupakan salah satu penyebab umum terjadinya keguguran pada tiga bulan pertama kehamilan. Nah, untuk tahu lebih jauh mengenai masalah ini, berikut fakta-fakta penting mengenai blighted ovum.
Baca juga: Begini Metode Pengobatan untuk Atasi Blighted Ovum
1. Sejenis Keguguran
Ada kemungkinan seseorang yang mengalami blighted ovum di tahap awal kehamilan merasa kalau dirinya sedang mengalami kehamilan normal. Ini dikarenakan blighted ovum memiliki gejala yang sama dengan kehamilan, seperti haid yang terlambat disertai hasil tes kehamilan yang positif.
Nah, pengidapnya akan terus merasa dalam keadaan hamil hingga terjadi perdarahan dari Miss V. Selain itu, waspadai gejala lain yang bisa menandai keguguran. Misalnya, volume menstruasi yang lebih banyak dari biasanya hingga kram pada daerah perut serta munculnya flek.
2. Kelainan Kromosom
Blighted ovum umumnya terjadi karena kelainan kromosom pada fetus yang sedang berkembang. Di sini, tubuh ibu akan menghentikan kehamilan saat menyadari adanya kelainan tersebut. Selain kelainan kromosom, pembelahan sel yang tidak sempurna juga dapat mengakibatkan masalah kehamilan ini. Di samping itu, kualitas sel telur dan sperma juga bisa menyebabkan adanya kelainan kromosom yang pada selanjutnya dapat menyebabkan blighted ovum.
Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Alami Blighted Ovum
3. Masih Bisa Hamil Kembali
Dalam kebanyakan kasus blighted ovum, biasanya terjadi satu kali di mana kondisi ini tidak dapat dicegah. Untungnya, ibu yang pernah mengalami blighted ovum masih bisa memiliki kandungan yang sehat pada kehamilan selanjutnya. Tapi, ada baiknya ibu yang ingin hamil lagi melakukan tes genetik untuk mendeteksi adanya kelainan yang berisiko terulangnya keguguran.
Yang perlu diingat, penting untuk saling menjaga kesehatan bersama pasangan agar kehamilan dapat berjalan dengan normal dan sehat. Karena itu, rencanakanlah kehamilan melalui proses saling mendukung satu sama lain.
4. Kebanyakan di Trimester Pertama
Masalah kehamilan yang satu ini biasanya terjadi di trimester pertama. Kehamilan ini akan berakhir dengan sendirinya dalam 20 minggu pertama. Ketika seorang wanita hamil, telur yang dibuahi menempel ke dinding rahim. Pada sekitar 5–6 minggu kehamilan embrio seharusnya sudah ada. Di fase ini, kantung kehamilan atau ketuban berukuran sekitar 18 milimeter. Tapi, kehamilan kosong lain lagi ceritanya. Kantung kehamilan ini akan terbentuk dan tumbuh, namun embrio tak berkembang.
Baca juga: Benarkah Kehamilan Kosong Dapat Dicegah?
5. Bisa Diatasi dengan Kuret
Salah satu penanganan medis yang dilakukan setelah ibu didiagnosis blighted ovum adalah dengan prosedur kuretase (kuret). Secara sederhana prosedurnya dengan membuka serviks, kemudian mengangkat kantung kehamilan yang kosong di dalam rahim. Sebab, blighted ovum yang tidak “dibersihkan” bisa menimbulkan risiko kanker atau berdarah terus-menerus.
Ingin tahu bagaimana cara menjalani kehamilan yang sehat bagi ibu dan Si Kecil? Atau memiliki keluhan seputar kehamilan? Ibu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan