Kenalan dengan Manfaat Mengajarkan Fotografi untuk Anak

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 September 2018
Kenalan dengan Manfaat Mengajarkan Fotografi untuk AnakKenalan dengan Manfaat Mengajarkan Fotografi untuk Anak

Halodoc, Jakarta - Anak-anak di usia 4-13 tahun memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada usia inilah mereka memulai mengenal lingkungan sekitarnya dan berani mengeksplorasi apa pun, bahkan hal-hal yang mungkin bisa membahayakan mereka.

Tidak heran, banyak orang tua mengajarkan hal-hal esensial pada anak usia ini, seperti berkata-kata, berjalan dan pengembangan saraf sensorik dan motorik dasar lainnya. Namun, sedikit yang berpikir untuk menambahnya dengan keterampilan lain, memotret misalnya.

Fotografi sangat cocok buat anak-anak saat mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar. Keasyikan melirik viewfinder atau layar LCD, serta menekan tombol shutter pasti menjadi daya tarik yang luar biasa bagi mereka.

Cara Memperkenalkan Fotografi pada Anak

Tentu saja terdapat banyak cara untuk mengenalkan fotografi pada anak. Bahkan, ada sebuah kursus online yang secara serius membuat kurikulum tentang hal ini. Namun pada umumnya, hal-hal berikut ini bisa diterapkan oleh orangtua.

1. Pilih Kamera Saku yang Kecil

Tentu saja, jangan berikan anak kamu sebuah SLR, karena berat dan berisiko terjatuh saat digenggam. Maka dari itu, pilihlah kamera saku yang kecil atau ponsel yang memiliki kamera. Saat ini, banyak kamera ponsel dengan harga di bawah satu juta rupiah yang memiliki kamera cukup baik untuk belajar.

2. Perkenalkan Fungsi Dasar Kamera

Meski kamera ponsel biasanya tidak memiliki banyak fitur, sebaiknya tetap perkenalkan soal prinsip cahaya, exposure, dan ISO pada anak. Jangan lupa juga untuk menjelaskannya dalam bahasa dan analogi yang mudah dimengerti oleh Si Kecil.

3. Ajari Tentang Komposisi

Anak-anak biasanya senang memotret apa pun yang menarik perhatian mereka, sehingga kerap sekali mengabaikan soal komposisi. Perkenalkan prinsip dasar soal angle dan komposisi, seperti memilih dan menempatkan point of interest, framing, atau prinsip sepertiga. Sekali lagi, gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh anak-anak.

4. Mulai Memotret Apa?

Setelah memahami prinsip dasar, mulailah praktik. Untuk pertama kali, mintalah anak untuk memotret apa pun yang ada di dalam rumah seperti perabotan, orang (anggota keluarga), mainan mereka, atau apa pun yang ada di rumah. Dengan cahaya yang minim di dalam ruangan, ingatkan kembali soal prinsip ISO dan exposure.

5. Menjelajah ke Luar Rumah

Setelah memotret di dalam rumah, mulailah beri tantangan untuk memotret apa pun yang ada di luar rumah, sekaligus mengajari mereka tentang available natural light, golden hours, shadow, dan lain-lain. Mintalah anak memotret rumah kamu dari berbagai sisi, lalu minta ia membandingkan hasilnya. Dengan begitu, ia belajar tentang arah cahaya dan shadow. Tantang juga mereka memotret bunga atau tanaman, hewan-hewan yang berada di sekitar rumah.

6. Evaluasi dan Apresiasi

Setelah puas memotret, jangan lupa untuk mengecek hasilnya. Kemudian, cocokkan hasilnya dengan apa yang sudah dipelajari. Terakhir, berikan ia apresiasi atas segala upayanya untuk belajar.

Pada prinsipnya, anak-anak tetap menyukai kebebasan. Jadi, jangan terlalu memaksakan kehendak kamu, terlalu berambisi untuk menjadikan anak kamu menjadi fotografer yang hebat, atau menerapkan standar yang terlalu tinggi. Aktivitas ini bisa dijadikan momen untuk bersenang-senang dan meluangkan waktu bersama anak-anak.

Itulah beberapa tips dalam mempelajari fotografi pada anak. Ibu dan ayah kini bisa mendapatkan tips-tips menarik lainnya seputar anak di Halodoc, dengan cara download aplikasi Halodoc di smartphone kamu. Dengan aplikasi ini, ibu dan ayah juga bisa langsung berdiskusi dengan dokter ahli untuk masalah tumbuh kembang Si Kecil. Ibu dan ayah tidak hanya bisa mengobrol langsung dengan dokter ahli, tapi juga bisa membeli obatnya langsung melalui apotek antar di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya di smartphone kamu!

Baca juga: