Kelelawar Bisa Menyebabkan Histoplasmosis, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Buat kamu yang senang berpetualang ke gua dan lokasi-lokasi lembap, ada baiknya berhati-hati dengan risiko penyakit histoplasmosis. Soalnya penyakit paru-paru ini kerap dipicu karena menghirup spora jamur di udara dan tanah yang terkontaminasi kotoran kelelawar dan juga burung.
Orang dengan sistem tubuh lemah, kerap dengan mudah mengidap penyakit ini. Ingin tahu lebih banyak informasi seputar histoplasmosis, kamu bisa mendapatkannya di artikel ini. Pencegahan dan perawatan yang tepat bisa membantu mengatasi gejalanya!
Baca juga: 4 Penyakit yang Bisa Ditularkan Lewat Udara
Bagaimana Histoplasmosis Menyebar?
Histoplasmosis bisa menyebar dan menginfeksi ketika spora berada di dalam udara paling umum ditularkan ketika spora ini menjadi udara, seringkali selama proyek pembersihan atau penghancuran gedung atau gua.
Tanah yang terkontaminasi oleh kotoran burung atau kelelawar dapat menularkan histoplasmosis, sehingga orang yang bekerja di proyek pembersihan ataupun kerap beraktivitas di gua-gua memiliki risiko tertular penyakit ini.
Histoplasmosis disebabkan oleh sel-sel reproduksi (spora) dari jamur Histoplasma capsulatum. Spora sangat ringan dan melayang ke udara, sehingga kamu tidak akan tahu atau merasakan saat spora tersebut menempel di tubuh atau masuk ke saluran pernapasan.
Jika kamu sudah pernah mengidap histoplasmosis sebelumnya, tetap ada kemungkinan kamu akan mengalaminya kalau terpapar lagi. Namun, ada kemungkinan penyakitnya bisa lebih ringan ketimbang infeksi awal.
Jamur histoplasmosis tumbuh subur di tanah basah yang kaya akan bahan organik, terutama kotoran burung dan kelelawar. Untuk alasan itu, sangat umum di kandang ayam dan merpati, lumbung tua, gua dan taman. Histoplasmosis tidak menular, sehingga tidak dapat menyebar dari orang ke orang.
Perlu diketahui kalau kebanyakan orang dengan histoplasmosis tidak pernah mengalami gejala dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. Namun, bagi sebagian orang terutama bayi dan mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dapat mengalami histoplasmosis dengan gejala yang signifikan dan serius.
Anak-anak yang usianya lima tahun ke bawah paling rentan. Apalagi orang berusia 55 tahun atau lebih tua yang kemungkinan memiliki sistem kekebalan lebih lemah, sehingga mereka lebih mungkin mengembangkan histoplasmosis. Selain usia, ada beberapa faktor lain yang dapat melemahkan sistem kekebalan termasuk:
Baca juga: Jelang Pancaroba, Ini 5 Penyakit Paling Populer
-
Mengidap HIV atau AIDS;
-
Menjalani Kemoterapi kanker intensif; dan
-
Konsumsi obat kortikosteroid, seperti prednison.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya kalau histoplasmosis terkadang tidak menimbulkan gejala. Biasanya kalau gejala muncul itu terjadi 3–17 hari setelah terpapar spora. Beberapa bentuk tandanya, yaitu:
-
Demam;
-
Panas dingin;
-
Sakit kepala;
-
Nyeri otot;
-
Batuk kering; dan
-
Ketidaknyamanan pada dada.
Pada beberapa orang, histoplasmosis juga dapat menyebabkan nyeri sendi dan ruam. Orang-orang yang memiliki penyakit paru-paru sebelumnya, seperti emfisema, dapat mengembangkan bentuk histoplasmosis kronis.
Tanda-tanda histoplasmosis kronis mungkin termasuk penurunan berat badan dan batuk berdarah. Gejala-gejala histoplasmosis kronis kadang-kadang dapat menyerupai TBC.
Sulit untuk mencegah paparan jamur yang menyebabkan histoplasmosis, terutama di daerah di mana penyakit ini menyebar. Meski begitu, langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi risiko infeksi:
-
Hindari Paparan
Hindari proyek dan kegiatan yang mungkin membuat kamu terpapar jamur, seperti menjelajahi gua dan memelihara burung, misalnya merpati atau ayam.
-
Semprotkan Permukaan yang Terkontaminasi
Sebelum menggali tanah atau bekerja di area yang berkemungkinan tetap tinggalnya jamur yang menyebabkan histoplasmosis, semprotkan dengan air. Ini dapat membantu mencegah spora terlepas ke udara. Menyemprot kandang ayam sebelum membersihkannya juga dapat mengurangi risiko terkena histoplasmosis.
-
Gunakan Masker Wajah yang Efektif
Kenakan masker respirator untuk memberikan perlindungan yang memadai. Kalau ingin tahu lebih lanjut bisa langsung tanyakan ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.