Kekurangan Zat Besi Bisa Tingkatkan Risiko Gagal Jantung
Halodoc, Jakarta - Zat besi merupakan salah satu zat yang penting bagi tubuh, terutama darah. Sebab, zat besi dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hemoglobin, yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam sel darah merah ke seluruh tubuh. Ketika seseorang mengalami kekurangan zat besi, secara otomatis tubuh menjadi kekurangan pasokan oksigen yang biasa dibawa oleh hemoglobin. Kondisi yang dalam istilah medis disebut sebagai anemia defisiensi zat besi ini akan membuat tubuh terasa lemas, mudah lelah, hingga sesak napas.
Lebih lanjut, anemia defisiensi zat besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum ditemui. Kondisi ini terjadi ketika darah kekurangan jumlah sel darah merah yang sehat. Awalnya, kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala apapun, karena belum begitu parah. Namun, gejala biasanya akan mulai timbul ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi. Berikut adalah gejala-gejala yang umum dirasakan pengidap anemia defisiensi zat besi:
- Mudah lelah.
- Badan terasa lemas.
- Kulit pucat.
- Nyeri dada, detak jantung cepat, atau sesak napas.
- Sakit kepala atau pusing.
- Tangan dan kaki terasa dingin.
- Peradangan atau nyeri pada lidah.
- Kuku rapuh.
- Nafsu makan menurun, terutama jika dialami oleh bayi dan anak-anak.
Penyebab dan Faktor Risikonya
Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan kondisi kekurangan sel darah merah. Penyebabnya bisa bersifat sementara, seperti misalnya saat hamil dan kebutuhan zat besi meningkat. Namun, ada juga penyebab yang berasal dari tubuh itu sendiri, misalnya karena sebuah kelainan yang membuat tubuh kesulitan menyerap zat besi, seperti penyakit crohn dan celiac.
Beberapa kondisi lain yang juga berpotensi menyebabkan anemia defisiensi zat besi adalah:
- Perdarahan, misalnya ketika wanita sedang menstruasi.
- Kurangnya asupan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi.
- Vegetarian.
- Terlalu sering mendonorkan darah.
Meningkatkan Risiko Gagal Jantung dan Komplikasi Lainnya
Anemia defisiensi yang tidak tertangani dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan. Salah satunya adalah masalah pada jantung, seperti detak jantung yang cepat dan tidak beraturan. Kondisi ini dapat memicu kardiomegali atau gagal jantung.
Jika dialami oleh wanita hamil, komplikasi yang timbul dari anemia defisiensi besi adalah kelahiran prematur atau berat badan lahir yang rendah pada bayi. Sementara itu, anemia defisiensi pada bayi dan anak-anak, dapat memengaruhi pertumbuhannya (gangguan pertumbuhan). dapat muncul adalah gangguan pertumbuhan.
Selain itu, anemia defisiensi zat besi juga dapat membuat pengidapnya rentan terkena infeksi. Hal ini dikarenakan kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia dapat berpengaruh pada kemampuan sistem imun dalam memerangi berbagai patogen, sehingga pengidap anemia pun akan cenderung lebih rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri.
Itulah sedikit penjelasan tentang anemia defisiensi zat besi yang dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan komplikasi-komplikasi lainnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Baca juga:
- Bukan Penyakit Akut, Anemia Defisiensi Zat Besi dan Folat Bisa Sebabkan Kematian?
- Wanita Paling Rentan Kena Anemia Defisiensi Zat Besi
- Ini Efeknya Kalau Anak Kena Anemia Defisiensi Zat Besi yang Perlu Diketahui Ibu