Kapan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol?
Halodoc, Jakarta - Bukan rahasia lagi kalau kadar kolesterol yang terlampau tinggi bisa menyebabkan sederet masalah bagi tubuh. Yang paling utama adalah meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Terkadang, kolesterol tinggi tak menimbulkan gejala pada pengidapnya. Namun, ada pula yang merasakan gejala, seperti serangan jantung dan stroke.
Kolesterol tinggi ini enggak pandang bulu, tak peduli wanita atau pria, tua, ataupun muda, sama-sama punya risiko untuk mengidapnya. Sebab, sebagian besar kasus kolesterol tinggi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seperti asupan makanan tinggi kolesterol, makanan siap saji, hingga jarang berolahraga.
Nah, menyoal kolesterol ini, ada satu tindakan yang perlu kita lakukan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh, yaitu cek kolesterol. Memeriksa kadar kolesterol itu amat penting, apalagi bagi seseorang yang berisiko tinggi. Lantas, kapan sih waktu yang tepat untuk melakukan cek kolesterol?
Baca juga: Perlukah Rutin Cek Kolesterol Saat Puasa?
Dari 3 Bulan–5 Tahun
Pada dasarnya, kita enggak perlu menunggu berbagai gejala muncul untuk melakukan cek kolesterol. Sebaiknya cek kolesterol ini dilakukan secara berkala dan sedini mungkin. Nah, menurut The American Heart Association, kadar kolesterol darah sebaiknya diperiksa setiap 5 tahun setelah seseorang berusia 20 tahun.
Namun, jika kadar kolesterol dalam tubuh melebihi 200 mg/dL, maka cek kolesterol sebaiknya dilakukan setiap 3 bulan sampai kadarnya normal kembali. Nah, andaikan kadar kolesterol telah normal, maka cek kolesterol bisa dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
Lalu, bagaimana dengan prosedurnya? Kita diharuskan berpuasa sebelum melakukan cek kolesterol, setidaknya 9–12 jam. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai basal kolesterol dalam tubuh, tanpa adanya intervensi. Di samping itu, cek kolesterol sebaiknya dilakukan di pagi hari, setelah berpuasa pada malam sebelumnya.
Nah, kesimpulannya, cek kolesterol sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebelum muncul berbagai gejalanya. Sebab dengan mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh, kita bisa menjaga kondisi kesehatan dan terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh kolesterol tinggi.
Atasi dengan Rutin Berolahraga
Umumnya, kalau kadar kolesterol sudah terlanjur tinggi, dokter akan menyarankan kamu untuk rutin berolahraga sebelum mengonsumi obat-obatan. Enggak cuma itu, orang gemuk juga harus menurunkan berat badannya terlebih dahulu. Bagi mereka yang kadar trigliserida (salah satu jenis lemak yang dibawa dalam aliran darah) tinggi, juga perlu mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat.
Baca juga: Tips Mengecek Gula Darah dan Kolesterol di Rumah
Lalu, apa hubunganya olahraga dengan kolesterol tinggi? Nah, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, mengatakan bahwa olahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal senada pun juga ditemukan para ahli dalam Lipids in Health and Disease. Menurut periset, wanita yang rajin berolahraga memiliki kadar HDL yang jauh lebih tinggi daripada perempuan dengan gaya hidup sedentary (tak aktif secara fisik).
Untuk kamu yang mengidap kolesterol tinggi dan obesitas, olahraga juga menyimpan keistimewaan. Kata ahli dalam Journal of Obesity, olahraga seperti berjalan, berlari, dan bersepeda, bisa menurunkan tingkat kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida.
Namun, dalam memilih jenis olahraganya kamu harus cermat. Sebab, pengidap kolesterol tinggi memiliki penumpukan plak di pembuluh darahnya. Nah, olahraga berat bisa membuat plak ini terlepas dan terbawa aliran darah. Imbasnya bisa menyumbat pembuluh darah, bahkan membuatnya pecah. Mau tahu akibatnya? Bila pecahnya terjadi di otak bisa berakibat stroke, sedangkan di jantung bisa berakibat serangan jantung, lho.
Maka dari itu, sebaiknya kamu perlu berdiskusi dulu dengan dokter untuk memilih jenis olahraga yang tepat sebagai kiat mengelola kolesterol tinggi. Pastinya olahraga perlu dilakukan bertahap dan progresif.
Diet Rendah Lemak
Rutin memeriksa darah ke lab dan olahraga teratur saja belum cukup untuk mengatasi kolesterol tinggi. Perlu dukungan tambahan lewat diet rendah lemak. Dalam diet rendah lemak ini, kamu perlu berkenalan dengan tiga lemak. Pertama, lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated), lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated), dan terakhir lemak jenuh (saturated).
Nah, menurut ahli, pengidap kolesterol tinggi harus menghindari makanan dengan kandungan lemak jenuh. Contohnya, jeroan, kuning telur, dan otak sapi. Sedangkan makanan lemak jenuh tunggal, mesti dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Kepiting dan udang, misalnya.
Lalu, apa dong yang boleh dimakan? Konsumsilah lemak tak jenuh ganda yang bisa kamu temukan dari ikan laut. Contohnya, ikan tuna atau tenggiri karena mengandung minyak tak jenuh ganda dan omega-3, yang baik untuk pengidap kolesterol tinggi. Menurut studi, kedua kandungan itu bisa menaikan kadar HDL dan menurunkan LDL.
Memiliki masalah dengan kolesterol dalam tubuh? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!