Kapan Sebaiknya Terapi Wicara Dilakukan?
Halodoc, Jakarta - Terapi wicara dilakukan untuk bahasa yang bersifat verbal. Selain itu, bisa juga untuk bentuk bahasa nonverbal. Agar metode ini optimal, terapi wicara biasanya meliputi dua hal. Hal yang pertama adalah mengoptimalkan koordinasi mulut supaya mampu menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata. Olah mulut ini perlu dilakukan supaya anak mampu membuat kalimat, termasuk dalam kemampuan artikulasi, kelancaran, dan pengaturan volume suara.
Anak pada usia 6 hingga 12 bulan, umumnya memiliki kemampuan untuk meniru kata yang diucapkan oleh orang yang berbicara dan melakukan pengulangan seperti ‘mamama’ atau ‘bababa’. Pada usia 12 bulan, anak sudah mampu untuk menyebut namanya sendiri dan menyusun kalimat yang berisi 3-6 kata.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui tentang Terapi Okupasi
Setelah usia 18 bulan, anak menjadi lebih fasih untuk memahami 10-20 kata dan mampu menggunakan bahasa non-verbal seperti penunjuk atau bernyanyi. Semakin besar usia Si Kecil, tentu kemampuan berbicara mengikuti perkembangannya.
Namun, apabila anak tidak memiliki kemampuan berbicara yang sesuai dengan perkembangan usianya, kemungkinan bayi membutuhkan terapi wicara. Sebagai orangtua, perlu untuk selalu memperhatikan setiap perkembangan anak, sehingga ibu mengetahui kapan anak membutuhkan terapi wicara.
Terapi wicara dilakukan untuk membantu empat kondisi utama, yaitu kelainan berbicara, kelainan berbahasa, kelainan suara, dan kelainan irama. Terapi wicara digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara serta memahami dan mengeskpresikan bahasa, sehingga terapi ini perlu dilakukan sedini mungkin apabila terlihat kemungkinan anak mengalami gangguan bicara.
Baca juga: Penyebab Sakit Lutut dan Cara Terapinya
Pada dasarnya, gangguan komunikasi yang dapat menimpa anak dan membutuhkan terapi wicara adalah terganggunya kemampuan bicara Si Kecil. Gangguan bicara yang mungkin membutuhkan terapi wicara adalah:
-
Kelancaran Bicara Anak yang Terganggu
Yang termasuk ke dalam gangguan jenis ini merupakan gagap. Kondisi ini dapat berupa terjadinya pengulangan suku kata atau ucapan yang terhenti pada huruf-huruf tertentu.
-
Terganggunya Artikulasi
Merupakan kesulitan anak dalam menghasilkan suara atau mengucapkan suku kata tertentu secara jelas. Kedua kondisi seperti ini dapat menyebabkan orang lain yang mendengar tidak mampu memahami apa yang dikatakannya.
-
Ketidakjelasan Suara atau Resonansi
Kondisi jenis ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit yang muncul saat anak berbicara. Umumnya, ditandai dengan gangguan pada volume atau ketidakjelasan suara yang keluar. Gangguan tersebut kemudian membuat lawan bicara tidak dapat menangkap perkataan anak dengan jelas.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Terapi Wicara
Di samping untuk mengatasi gangguan kemampuan anak dalam berbahasa, terapi ini dapat diterapkan kepada anak-anak pengidap penyakit tertentu, misalnya disfagia. Disfagia merupakan gangguan saat mengunyah, menelan, batuk saat makan, tersedak ketika makan, dan susah menerima makanan.
Supaya tidak terlambat, orangtua sebaiknya dapat mengantisipasinya lebih awal, sehingga penanganan terapi wicara bisa dilakukan sedini mungkin. Misalnya saja apabila anak pada usia enam bulan belum dapat mengucapkan suara vokal, maka sebaiknya segera diskusikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Periksakan anak ke dokter apabila Si Kecil dapat mengucapkan satu kata sederhana pun di usia 12 bulan atau ada hambatan lain pada tumbuh kembangnya. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan