Kapan Sebaiknya Cek Feses Dilakukan? Ini Pertimbangannya
Halodoc, Jakarta - Selain pemeriksaan fisik dan wawancara medis, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes kesehatan untuk membantu menegakkan diagnosis. Nah, dari banyaknya tes medis, cek feses merupakan salah satu tes yang umum dilakukan
Pemeriksaan feses ini merupakan serangkaian tes untuk mendiagnosis kondisi tertentu yang memengaruhi saluran pencernaan. Misalnya, kondisi yang mencakup infeks,i seperti parasit, virus, atau bakteri, penyerapan nutrisi yang buruk, atau bahkan kanker.
Dalam cek feses ini, sampel feses yang diambil dalam wadah bersih yang selanjutnya akan dikirim ke laboratorium. Di laboratorium ini, feses akan melalui proses pemeriksaan tes kimia, tes mikrobiologis, dan mikroskopis. Di sini pula feses akan diperiksa jumlah, bentuk, bau, lendir, konsistensi, hingga warnanya.
Baca juga: Tipe Feses Berdasarkan Kondisi Tubuh
Tes feses ini bertujuan untuk memeriksa darah, lemak, serat daging, empedu, sel darah puting, hingga gula yang tersembunyi yang disebut zat pengurang.
Kapan Harus Melakukan Cek Feses?
Seperti yang dijelaskan di tas, tes feses ini merupakan cara yang direkomendasikan untuk membantu mengidentifikasi penyakit pada saluran pencernaan, hati, dan pankreas. Ini dilakukan karena enzim, seperti tripsin atau elastase, dapat dievaluasi dalam feses untuk membantu menentukan seberapa baik pankreas berfungsi dalam pencernaan.
Selain itu, tes ini juga dapat membantu menemukan penyebab gejala yang memengaruhi saluran pencernaan. Contohnya, diare berkepanjangan, diare berdarah, peningkatan jumlah gas, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kembung, sakit perut dan kram, serta demam.
Baca juga: BAB Berdarah Tiba-Tiba, Berbahayakah?
Biasanya dokter akan mempertimbangkan pemeriksaan feses ini ketika seseorang mengalami kondisi-kondisi tertentu. Misalnya:
-
Perdarahan di saluran cerna.
-
Adanya gangguan penyerapan gizi atau sindrom malabsorbsi.
-
Membantu dalam mengindentifiasi penyakit hati, pankreas, atau saluran cerna.
-
Alergi atau peradangan pada saluran cerna. Contohnya, alergi susu pada bayi.
-
Mengalami gejala gangguan saluran cerna, seperti mual, perut kembung, muntah, diare, nyeri atau kram perut.
-
Infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus yang menyerang saluran cerna.
-
Sebagai pemeriksaan penyaring kanker usus besar dan melihat ada atau tidaknya darah pada tinja.
Contoh Penyakit yang Bisa Dideteksi
Nah, omong-omong soal cek feses, ada banyak kondisi kesehatan yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan ini. Seperti:
1. Diare dan Gangguan Empedu
Selain melihat dari bentuknya, diare dan gangguan empedu juga bisa dilihat melalui warna feses. Umumnya, feses yang berwarna hijau sebenarnya dapat dikatakan normal. Kondisi ini terjadi ketika kita terlalu banyak mengonsumsi sayuran, suplemen zat besi, atau makanan dan minuman dengan pewarna hijau.
Tapi, feses berwarna hijau juga bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat disalurkan ke usus besar. Alhasil, empedu tak punya waktu untuk mencernanya dengan sempurna. Selain itu, feses berwarna hijau juga bisa menandai kalau tubuh sedang mengalami diare.
Baca juga: Perlu Tahu 5 Hal Ini Jika Feses Berwarna Hitam
2. Kanker Usus
Penyakit yang terbilang amat serius ini juga bisa diletelisik melalui cek feses. Misalnya, melihat melalui perubahan warnanya. Sebab, kanker usus besar juga dapat menyebabkan feses berubah menjadi warna merah terang atau kehitaman. Nah, bila warna merah pada feses ini tak kunjung hilang dalam beberapa hari ke depan, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Meski begitu, dalam beberapa kasus warna merah pada feses juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah atau terlalu banyak mengonsumsi buah tomat dan wasir.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan