Jangan Salah, Begini Pertolongan Pertama Keracunan Makanan
Halodoc, Jakarta – Keracunan makanan bisa saja disebabkan oleh makan makanan yang terkontaminasi. Dalam kebanyakan kasus, makanan belum dimasak dengan benar dan terkontaminasi oleh bakteri, seperti Salmonella atau Escherichia coli (E. coli) yang ditemukan terutama dalam daging.
Seseorang mungkin merasakan efek keracunan makanan dalam beberapa jam dan akan sering sakit atau diare. Namun dalam beberapa kasus, dapat memakan waktu hingga tiga hari. Efek keracunan makanan bisa membuat seseorang merasa sangat sakit. Bagaimana pertolongan pertama pada keracunan makanan?
Penanganan Keracunan Makanan
Kalau kamu atau seseorang yang berada di dekatmu mengalami keracunan makanan, berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan.
-
Mengontrol Mual dan Muntah
Hindari makanan padat sampai muntah berakhir. Kemudia, makan makanan ringan, hambar, seperti biskuit asin, pisang, nasi, atau roti. Mengonsumsi air putih dapat membantu menghindari muntah.
Baca juga: Atasi Keracunan Makanan dengan Tips Ini
Kemudian, jangan makan-makanan yang digoreng, berminyak, pedas, atau manis. Jangan minum obat anti mual atau anti diare tanpa bertanya kepada dokter. Ini bisa jadi memiliki efek samping dan dapat memperburuk diare.
Sebaik-baiknya memang adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Kalau kamu sedang berada di situasi seperti ini tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter atau psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
-
Mencegah Dehidrasi
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, mengonsumsi air putih sangat penting. Mulai dengan tegukan kecil dan secara bertahap minum lebih banyak. Jika muntah dan diare bertahan lebih dari 24 jam, minumlah larutan rehidrasi oral.
-
Segera ke Dokter
Kamu membutuhkan bantuan ahli bila mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
-
Nyeri perut yang parah.
-
Demam.
-
Diare berdarah atau feses berwarna gelap.
-
Muntah yang berkepanjangan atau berdarah.
-
Tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, penurunan buang air kecil, pusing, kelelahan, atau peningkatan denyut jantung atau laju pernapasan.
Efek jangka panjang yang serius terkait dengan beberapa jenis keracunan makanan yang umum termasuk:
-
Gagal ginjal.
-
Arthritis kronis.
-
Kerusakan otak dan saraf.
-
Kematian.
Orang-orang tertentu bisa lebih tinggi risiko keracunan makanan. Ini berarti bahwa mereka lebih cenderung sakit karena makanan yang terkontaminasi jika mereka sakit, efeknya jauh lebih serius. Mereka adalah:
Baca juga: Ketahui 8 Jenis Makanan yang Rentan Sebabkan Keracunan Makanan
-
Wanita hamil.
-
Anak-anak di bawah 5 tahun.
-
Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.
-
Orang yang sistem kekebalannya melemah karena penyakit atau perawatan medis.
Perlu diketahui ada beberapa penyebab keracunan makanan, dan itu adalah:
-
Bakteri dan Virus
Bakteri dan virus adalah penyebab paling umum keracunan makanan. Gejala dan tingkat keparahan keracunan makanan bervariasi yang tergantung pada bakteri atau virus mana yang telah mencemari makanan tersebut.
-
Parasit
Parasit adalah organisme yang memperoleh makanan dan perlindungan dari organisme hidup lainnya yang dikenal sebagai inang. Di Amerika Serikat, parasit bawaan makanan yang paling umum adalah protozoa, cacing gelang, dan cacing pita.
-
Jamur, Toksin, dan Kontaminan
Sebagian besar keracunan makanan disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit daripada zat beracun dalam makanan. Namun, beberapa kasus keracunan makanan dapat dikaitkan dengan racun alami atau racun kimia tambahan.
-
Alergen
Alergi makanan adalah respons abnormal terhadap makanan yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa makanan, seperti kacang-kacangan, susu, telur, ikan, kerang krustasea, kacang pohon, kacang tanah, gandum atau kedelai, dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang dengan alergi makanan.