Jangan Diabaikan, Inilah Komplikasi Akibat Hipoksia
Halodoc, Jakarta - Hipoksia adalah terjadi pada saat jumlah oksigen dalam darah sangat kurang, sehingga memicu jumlah karbon monoksida. Hipoksia mungkin disebabkan oleh hipoksemia, yaitu oksigen tidak mencapai jaringan karena jumlahnya tidak mencukupi dalam darah.
Hipoksia dapat mempengaruhi seluruh tubuh (hipoksia menyeluruh), atau area spesifik tubuh (hipoksia jaringan). Kedua jenis hipoksia tersebut, umumnya disebut hipoksia akut atau kronis. Gejala hipoksia akut muncul secara tiba-tiba, sedangkan hipoksia kronis gejalanya berkembang dalam beberapa waktu.
Baca Juga: Ini Akibatnya Kalau Tubuh Kehabisan Oksigen (Anoksia)
Terdapat beberapa kondisi yang memicu terjadinya hipoksia, salah satunya adalah serangan asma pada anak-anak maupun orang dewasa. Selama serangan, saluran udara menyempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke paru-paru. Hal-hal lain yang dapat menyebabkan hipoksia, yaitu:
- Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, bronkitis, pneumonia, dan edema paru
- Obat sakit yang kuat dan obat lain yang menahan pernapasan
- Masalah jantung
- Anemia
- Keracunan sianida.
Gejala Hipoksia
Gejala hipoksia bervariasi pada setiap orang. Namun, gejala umum dari penyakit ini, yaitu:
- Perubahan warna kulit, mulai dari biru menjadi merah ceri
- Mengalami kebingungan
- Batuk hebat
- Detak jantung yang cepat atau lambat
- Sulit bernapas
- Berkeringat
- Desah.
Baca Juga: Diagnosis yang Dilakukan untuk Deteksi Keracunan Sianida
Komplikasi Hipoksia
Hipoksia membuat pengidapnya kesulitan bernafas akibat kekurangan oksigen, sehingga kondisi ini dapat memengaruhi lebih dari sekedar paru-paru. Sebab, oksigen diperlukan tubuh untuk melakukan fungsi-fungsi dasar. Karena itu, kondisi hipoksia memiliki efek serius pada kesehatan jantung dan otak.
Hipoksia juga dapat menyebabkan kondisi yang disebut hiperkapnia. Ini terjadi ketika paru-paru menahan terlalu banyak karbon dioksida karena kesulitan bernapas. Peningkatan karbon dioksida dalam aliran darah bisa menyebabkan kematian. Ketidakseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh lebih mungkin terjadi seiring dengan perkembangan penyakit paru obstruktif kronis. Hipoksia kronis akibat paru obstruktif yang tidak diobati juga dapat menyebabkan:
- Depresi dan gangguan mood lainnya
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Hipertensi paru
- Peningkatan denyut jantung
- Gagal jantung
- Gagal pernafasan akut
- Polisitemia sekunder.
Pengobatan Hipoksia
Hipoksia adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Sangat penting bahwa pasokan oksigen normal ke otak perlu dilanjutkan dengan cepat untuk mencegah komplikasi atau kematian otak.
Perawatan hipoksia bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan hipoksia. Sistem pendukung kehidupan dasar seringkali diperlukan. Orang dengan hipoksia berat mungkin membutuhkan mesin yang dikenal sebagai ventilator untuk bernafas. Ada pun perawatan lain, seperti pemberian obat kontrol kejang dan transfusi darah serta cairan untuk mengembalikan tekanan darah dan detak jantung.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan mendinginkan pengidap untuk memperlambat aktivitas otak dan mengurangi kebutuhannya akan oksigen. Namun, masih belum pasti seberapa bermanfaat perawatan ini.
Baca Juga: Begini yang Terjadi pada Otak ketika Seseorang Alami Koma
Itulah sedikit penjelasan seputar hipoksia yang perlu kamu ketahui. Apabila memiliki pertanyaan lain seputar penyakit ini, tanyakan saja ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan