Jangan Anggap Remeh Tinea Capitis, Kepala Pitak Bisa Menular
Halodoc, Jakarta - Banyak hal yang dapat menyebabkan kepala menjadi botak, salah satunya adalah tinea capitis atau ring worm. Tinea capitis adalah infeksi jamur dermatofit pada kulit kepala yang sering menyerang anak-anak. Infeksi tinea capitis mudah menular dan penularan yang paling sering terjadi adalah dari binatang ke manusia.
Selain menyerang kulit kepala, tinea capitis juga dapat menyerang bagian tubuh lain. Meskipun begitu, bagian yang paling sering terkena infeksi tinea capitis adalah memang kulit kepala dan juga bagian kepala lainnya (misalnya wajah). Infeksi ini sangat mudah menyebar lewat perantara benda yang telah terkena jamur dermatofit.
Jamur dermatofit adalah sebuah jamur yang terkandung dalam udara panas dan lembap. Hunian yang padat dan lingkungan yang kurang bersih, seperti di Indonesia, dapat mendorong jamur ini untuk berkembang biak dengan mudahnya. Jamur ini dapat hidup pada jaringan mati, seperti kuku, rambut, dan kulit tubuh bagian luar.
Gejala Tinea Capitis
Gejala dari tinea capitis biasanya diawali dengan tanda ruam merah yang bersisik di kulit. Ruam tersebut mungkin saja hanya terdapat pada satu titik atau tersebar di beberapa bagian kulit. Jika terdapat ruam di kulit kepala dan rambut rontok pada area tersebut, bisa saja anak ibu mengidap tinea capitis.
Tinea capitis juga dapat terjadi di wajah, sehingga akan terasa gatal. Biasanya, orang menduga bahwa anak tersebut mengidap eksim atau dermatitis atopik. Semakin lama, infeksi dari jamur ini dapat membesar dengan bentuk lingkaran berdiameter setengah hingga satu inci.
Kulit kepala yang mengalami tinea capitis yang membesar diameternya dan bertambah parah biasanya disebut dengan kerion. Ketika seorang anak mengalami kerion, ia akan mengalami ruam dan pelunakan pada kelenjar getah bening di leher. Bagian kulit yang mungkin terkena kerion adalah pipi, dagu, kening, hidung, dan bagian mata.
Diagnosis Tinea Capitis
Cara dokter mendiagnosis anak-anak yang mengidap tinea capitis adalah dengan menilai gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik pada kulit kepala. Dokter akan menggunakan alat yang bernama lampu Wood untuk mendeteksi keberadaan jamur di kulit kepala seseorang.
Untuk menguatkan diagnosis tersebut, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes lanjutan seperti biopsi dan kultur kulit. Pemeriksaan itu berfungsi untuk mengetahui jenis jamur yang menyerang kulit kepala, dan biasanya proses tersebut membutuhkan waktu hingga 3 minggu.
Pengobatan Tinea Capitis
Pengobatan untuk seseorang pengidap tinea capitis adalah dengan memberantas jamur yang menginfeksi kulit kepala. Biasanya, dokter akan meresepkan obat antijamur dalam bentuk sampo. Obat dengan bentuk sampo tersebut mengandung selenium sulphide povidone-iodine atau ketoconazole. Pengobatan tersebut dilakukan 2 kali dalam seminggu untuk 1 bulan. Setelah satu bulan, orang yang mengidap infeksi jamur tersebut dianjurkan untuk menemui dokter lagi.
Apabila dalam pemeriksaan lanjutan masih ada jamur, maka pemakaian sampo tersebut harus dibarengi dengan obat anti-jamur yang diminum. Obat antijamur tersebut harus dikonsumsi sekitar 6 minggu berjalan. Antijamur tersebut seperti griseofulvin atau terbinafine yang mungkin menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala, ruam, alergi, dan gatal.
Itu lah pembahasan tentang tinea capitis. Apabila kamu mempunyai pertanyaan tentang infeksi di kepala karena jamur tersebut, kamu dapat berdiskusi dengan dokter-dokter dari Halodoc. Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan sampai dalam waktu satu jam. Ayo, download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan