Jangan Abaikan Batuk Darah, Inilah 12 Penyebabnya
Halodoc, Jakarta – Batuk darah (hemoptisis) bisa menjadi tanda kondisi medis yang serius. Infeksi, kanker, dan masalah di pembuluh darah atau di paru-paru sendiri bisa menjadi penyebabnya. Batuk darah umumnya memerlukan evaluasi medis, kecuali hemoptisis disebabkan oleh bronkitis.
Ada banyak penyebab potensial untuk batuk darah. Penyebab batuk darah, meliputi:
-
Bronkitis (akut atau kronis). Penyebab paling umum batuk darah. Hemoptisis karena bronkitis jarang mengancam jiwa.
-
Bronkiektasis
-
Kanker paru-paru atau tumor paru-paru yang tidak ganas
-
Penggunaan pengencer darah (antikoagulansi)
-
Pneumonia
-
Emboli paru
-
Gagal jantung kongestif, terutama karena stenosis mitral
-
TBC
-
Kondisi peradangan atau autoimun (lupus, granulomatosis Wegener, poliangiitis mikroskopik, sindrom Churg-Strauss, dan banyak lainnya)
-
Malformasi arteriovenosa paru (AVM)
-
Konsumsi Kokain
-
Trauma, seperti luka tembak atau kecelakaan kendaraan
Hemoptisis juga bisa berasal dari pendarahan di luar paru-paru dan saluran udara. Mimisan yang parah atau muntah darah dari perut dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan (trakea). Darah kemudian batuk muncul sebagai hemoptisis.
Baca juga: 4 Penyakit dengan Ciri Batuk Darah
Pada banyak orang dengan hemoptisis, tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi. Kebanyakan orang dengan hemoptisis yang tidak dapat dijelaskan tidak lagi batuk darah enam bulan kemudian.
Tes Hemoptisis
Pada orang yang batuk darah, tes berfokus pada menentukan tingkat perdarahan dan risiko pernapasan. Penyebab hemoptisis harus diidentifikasi. Tes untuk batuk darah, meliputi:
-
Riwayat dan Pemeriksaan Fisik
Dengan berbicara dan memeriksa seseorang yang batuk darah, dokter mengumpulkan petunjuk yang membantu mengidentifikasi penyebabnya.
-
Rontgen Dada
Tes ini dapat menunjukkan massa di dada, area cairan atau kongesti di paru-paru, ataupun sepenuhnya normal.
-
Computed Tomography (CT Scan)
Dengan menghasilkan gambar detail struktur di dada, CT scan dapat mengungkapkan beberapa penyebab batuk darah.
Baca juga: Normalkah Batuk Darah pada Anak?
-
Bronkoskopi
Dokter akan menggunakan endoskop (tabung fleksibel dengan kamera di ujungnya) melalui hidung atau mulut ke tenggorokan dan saluran udara. Dengan menggunakan bronkoskopi, dokter mungkin dapat mengidentifikasi penyebab hemoptisis.
-
Hitung Darah Lengkap (CBC)
Tes jumlah sel darah putih dan merah dalam darah bersama dengan trombosit (sel yang membantu pembekuan darah).
-
Urinalisis
Penyebab hemoptisis tertentu juga menyebabkan kelainan pada tes urine sederhana ini.
-
Profil Kimia Darah
Tes ini mengukur elektrolit dan fungsi ginjal yang mungkin abnormal pada beberapa penyebab hemoptisis.
-
Tes Koagulasi
Perubahan kemampuan darah untuk membeku dapat berkontribusi pada perdarahan dan batuk darah.
-
Tes Kadar Oksigen
Tes kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Kadar oksigen bisa rendah pada orang yang batuk darah.
Baca juga: Batuk Parah pada Anak 3 Tahun, Waspada Croup
-
Oksimetri Nadi
Menguji tingkat oksigen dalam darah.
Perawatan untuk Hemoptisis
Bagi orang yang batuk darah, perawatan bertujuan untuk menghentikan pendarahan serta mengobati penyebab hemoptisis yang mendasarinya. Perawatan untuk batuk darah, meliputi:
-
Embolisasi Arteri Bronkial
Seorang dokter memasukkan kateter melalui kaki ke dalam arteri yang memasok darah ke paru-paru. Dengan menyuntikkan zat warna dan melihat arteri pada layar video, dokter mengidentifikasi sumber perdarahan. Arteri itu kemudian tersumbat menggunakan bahan logam atau zat lain. Pendarahan biasanya berhenti dan arteri lain mengompensasi arteri yang baru tersumbat.
-
Bronkoskopi
Alat di ujung endoskop dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyebab batuk darah. Misalnya, balon yang menggelembung di dalam jalan napas dapat membantu menghentikan pendarahan.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyebab batuk darah, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.