Jaga Kesehatan, Ini Bedanya Gangguan Stres Akut dan PTSD
Halodoc, Jakarta - Setidaknya, kamu pasti pernah merasakan atau mengalami stres dalam menjalani hari-hari. Bisa karena masalah keluarga, finansial, hubungan dengan pasangan, anak, hubungan pekerjaan dengan relasi, kolega atau atasan, dan masih banyak lagi. Namun, kamu perlu tahu bahwa tidak semua orang pernah merasakan stres yang berada dalam tahapan akut.
Stres akut biasanya terjadi ketika seseorang mengalami hal-hal yang tidak pernah dia lupakan, misalnya kekerasan seksual. Sederhananya, stres akut dipicu oleh rasa trauma. Inilah yang membuatnya disalahartikan dan dianggap sebagai gangguan stres pasca trauma atau PTSD. Memang, baik PTSD maupun stres akut terjadi sebagai dampak negatif dari trauma yang dimiliki. Akan tetapi, fakta menunjukkan jika keduanya ternyata berbeda. Lalu, di mana letak bedanya?
Stres Akut dan PTSD, Apa Bedanya?
Serupa tapi tak sama, stres akut merupakan gangguan syok psikologis yang muncul setelah kamu mengalami peristiwa yang sangat traumatis. Kemunculan syok ini diduga adalah respon tubuh yang bersifat emosional yang kuat. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa gangguan ini saling terkait dengan masalah kecemasan.
Baca juga: Hati-Hati, Stres Bisa Sebabkan Alopecia Areata
Di sisi lain, PTSD terjadi ketika kamu mengingat peristiwa traumatis yang sudah terjadi. Reaksi emosional yang ditimbulkan mirip dengan stres, tetapi bagi pengidap PTSD, respon yang diberikan bisa berupa serangan panik atau cemas setiap kali ingatan tersebut berulang di kepala. Pengidap PTSD juga sering mengalami night terror.
Perbedaan pada Gejala
Bukan hanya definisi, gejala antara PTSD dan stres akut saling bergesekan, terkadang menimbulkan kesalahpahaman. Namun, kamu bisa mengenali perbedaan keduanya dengan melihat lama gejala terjadi. Gejala stres akut terjadi dalam kurun waktu yang cenderung singkat, mulai dari 3 hari dan tidak sampai satu bulan.
Berbeda stres akut, PTSD memiliki gejala yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama, biasanya lebih dari satu bulan bahkan hingga bertahun-tahun. Gejalanya pun bersifat kambuhan. Pada beberapa kasus, stres akut bisa berujung pada PTSD.
Baca juga: Penyakit PTSD dan Fakta yang Perlu Diketahui
Pengobatannya pun Berbeda
Umumnya, stres akut bisa ditangani dengan bercerita secara terbuka kepada ahli kejiwaan atau psikolog, dibantu dengan konsumsi obat antidepresan. Kamu juga bisa melakukan olahraga relaksasi seperti yoga, meditasi, atau menggunakan aromaterapi. Akan tetapi, PTSD membutuhkan pengobatan yang lebih serius, karena obat penyembuh tidak tersedia untuk gangguan mental ini. Penyembuhan biasanya adalah kombinasi antara konseling dan terapi CBT.
Namun, baik stres akut maupun PTSD membutuhkan penanganan segera. Pengidap juga harus mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk bisa segera pulih dari masalah yang dihadapi, untuk bisa membantu mengurangi rasa stres atau cemas yang terasa berlebihan. Pasalnya, stres yang tidak tertangani bisa berkembang menjadi depresi akut, masalah dalam pola makan, hingga penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang.
Baca juga: Depresi dan Cemas Berlebihan Dapat Memicu Mimpi Buruk
Jadi, jika kamu merasakan gejala salah satu dari stres akut atau PTSD, jangan ragu untuk bertanya pada dokter, ya. Kamu butuh penanganan, bukan pengabaian. Jangan takut untuk download aplikasi Halodoc dan langsung bertanya pada dokter ahli melalui aplikasi tersebut. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa bertanya kapan saja tanpa perlu keluar rumah untuk berkunjung ke klinik atau mengantre di rumah sakit.