Inilah yang Terjadi pada Seseorang Saat Terkena Delirium
Halodoc, Jakarta – Delirium adalah perubahan mendadak di otak yang menyebabkan kebingungan mental dan gangguan emosi. Itu membuatnya sulit untuk berpikir, mengingat, tidur, memperhatikan, dan banyak lagi. Kamu mungkin mengalami kondisi selama proses berhenti dari ketergantungan alkohol, setelah operasi, atau dengan demensia. Delirium biasanya bersifat sementara dan seringkali dapat diobati secara efektif.
Delirium merupakan penyakit psikologis. Kondisi ini adalah keadaan kebingungan akut, ditandai dengan gangguan kesadaran disertai dengan berbagai tingkat gangguan kognitif. Delirium biasanya terjadi pada anak-anak kecil, orang dewasa lanjut usia, dan mereka yang mengalami kerusakan otak sebelumnya.
Diperkirakan bahwa otak paling sensitif untuk mengembangkan delirium ketika pertama kali berkembang, memburuk atau rusak sebelumnya, dan membutuhkan sedikit stimulus untuk membangkitkan keadaan delirium. Keadaan delirium biasanya akan bertahan selama beberapa hari setelah penyebab yang mendasarinya terselesaikan. Pemulihan dari delirium bisa terjadi asalkan penyebabnya berhasil diobati.
Baca juga: Inilah 4 Cara untuk Mencegah Delirium
Karena delirium selalu disebabkan oleh proses penyakit yang mendasarinya. Pemeriksaan harus fokus pada identifikasi proses ini dan penilaian tingkat keparahannya. Beberapa tes darah akan diperlukan untuk mengidentifikasi infeksi, fungsi ginjal, dan fungsi hati. Sampel urine dapat diambil untuk menyaring overdosis atau keracunan obat.
Faktor Risiko untuk Delirium
-
Usia. Paling sering menyerang pengidap usia lanjut atau anak kecil. Otak yang berkembang atau memburuk paling berisiko mengalami delirium.
-
Kerusakan otak. Termasuk pengidap dengan demensia (kecenderungan paling umum), cedera kepala sebelumnya, kerusakan otak alkoholik, ataupun stroke sebelumnya.
-
Relokasi ke lingkungan yang tidak dikenal (misalnya, masuk rumah sakit).
-
Kurang tidur
-
Sensorik ekstrem (kelebihan atau kekurangan)
-
Imobilisasi
-
Obat-obatan. Setiap obat berpotensi menyebabkan delirium, terutama pada orang tua.
-
Penyakit sistemik. Infeksi parah sering mengakibatkan perkembangan delirium pada lansia.
Pengobatan delirium, meliputi:
-
Perawatan Suportif
Pengidap harus dirawat dengan hati-hati dan direhabilitasi dalam ruangan tunggal yang tenang dengan jendela yang tidak memungkinkan keluar.
Baca juga: Perlu Tahu, Inilah 6 Hal yang Bisa Menyebabkan Delirium
-
Mengurangi Suhu
Jika demam tinggi hadir, maka langkah-langkah untuk mengurangi suhu harus dikurangi, termasuk parasetamol dan teknik mengipasi secara teratur.
-
Memeriksa Obat-Obatan
Semua terapi obat saat ini harus ditinjau untuk obat-obatan yang umumnya bertanggung jawab untuk induksi delirium.
Perawatan agitasi
Pada delirium yang parah, obat-obatan tertentu, seperti haloperidol dapat digunakan untuk membantu mengendalikan agitasi pengidap. Dosis pertama dapat diberikan dengan injeksi jika pengidap menolak obat oral. Obat lain, seperti olanzapine dapat menjadi alternatif yang efektif untuk haloperidol.
Delirium memengaruhi pikiran, emosi, kontrol otot, dan pola tidur. Kamu mungkin kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung dengan keberadaanmu. Kamu juga dapat bergerak lebih lambat atau lebih cepat dari biasanya dan mengalami perubahan suasana hati. Gejala lain, termasuk:
-
Tidak berpikir atau berbicara dengan jelas
-
Kurang tidur dan merasa mengantuk
-
Memori jangka pendek berkurang
-
Kehilangan kontrol otot (misalnya, inkontinensia)
Konseling dapat membantu perawatan delirium. Konseling juga digunakan sebagai pengobatan untuk orang-orang yang deliriumnya disebabkan oleh penggunaan narkoba atau alkohol. Dalam kasus-kasus ini, perawatannya adalah untuk membantu individu berpantang menggunakan zat-zat yang menyebabkan delirium. Dalam semua kasus, konseling dimaksudkan agar pengidapnya nyaman dan memberi tempat yang aman untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan.
Baca juga: Harus Tahu, Penanganan untuk Mengatasi Delirium
Pemulihan penuh dari delirium dimungkinkan dengan perawatan yang tepat. Butuh beberapa minggu bagi pengidapnya untuk berpikir, berbicara, dan merasa secara fisik, seperti dirinya sendiri.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai delirium, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.