Inilah Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Lupus
Halodoc, Jakarta - Lupus (systemic lupus erythematosus) adalah jenis penyakit autoimun yang menimbulkan gejala berupa ruam kulit di atas batang hidung dengan pola kupu-kupu. Penyakit ini terjadi ketika sistem imun berbalik melawan tubuh dan menyebabkan kerusakan pada organ dan jaringan. Penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita ketimbang pria.
Jika gejala lupus yang dialami ringan dan terkontrol, biasanya pengidapnya masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan risiko komplikasi sangatlah minim. Namun pada beberapa kasus, gejala lupus yang muncul dapat sangat serius dan memicu berbagai komplikasi yang berbahaya. Apa saja ya komplikasi yang bisa disebabkan oleh lupus?
Baca juga: Cari Tahu Tentang Penyakit Lupus
Komplikasi Lupus pada Jantung hingga Kehamilan
Komplikasi yang dapat disebabkan lupus ada banyak sekali, tergantung keparahan yang dialami dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu komplikasi lupus yang berbahaya adalah pada jantung. Lupus dapat menyebabkan inflamasi pada jantung, pembuluh darah, dan selaput jantung. Komplikasi ini kerap berhubungan dengan pembekuan darah dan aterosklerosis yang memicu terjadinya stroke dan serangan jantung.
Lalu, ada juga komplikasi pada ginjal, atau disebut juga lupus nefritis. Komplikasi ini terjadi karena peradangan pada ginjal dalam waktu yang lama akibat lupus, yang kemudian memicu penyakit ginjal yang lebih serius. Lupus nefritis biasanya berkembang pada tahap awal lupus (biasanya 5 tahun pertama), dengan memunculkan gejala seperti:
- Rasa gatal.
- Nyeri dada.
- Mual.
- Muntah.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Sering buang air kecil.
- Hematuria.
- Pembengkakan pada kaki.
Selain pada jantung dan ginjal, lupus juga bisa memengaruhi otak dan menimbulkan komplikasi. Jika lupus menyerang otak, gejala yang dapat dirasakan adalah sakit kepala, pusing, halusinasi, kejang, perubahan perilaku, dan stroke. Lebih lanjut, jika lupus terjadi pada ibu hamil, komplikasi berbahaya juga dapat mengintai. Komplikasi tersebut dapat berupa preeklampsia, kelahiran prematur, atau keguguran.
Untuk mengurangi risiko komplikasi lupus pada ibu hamil, dokter biasanya akan menganjurkan pengidap untuk menunda kehamilan hingga penyakit dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, selalu bicarakan dengan dokter di Halodoc ketika akan memulai program kehamilan. Gunakan juga aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit, untuk memeriksakan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Hal ini penting, agar risiko komplikasi kehamilan dapat dicegah.
Baca juga: Jenis Penyakit Lupus dan Cara Mengetahuinya
Komplikasi Lupus Lain yang Juga Dapat Terjadi
Selain berbagai komplikasi yang telah dijelaskan tadi, ada beberapa komplikasi lain yang juga dapat terjadi akibat lupus, yaitu:
- Infeksi. Komplikasi ini dapat terjadi karena pengidap lupus memiliki sistem imun yang lemah akibat obat dan penyakit lupus itu sendiri. Oleh karena itu, mereka rentan terkena infeksi. Jenis infeksi yang sering terjadi pada pengidap lupus biasanya meliputi infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur
- Kematian jaringan tulang (nekrosis avaskular). Komplikasi ini dapat terjadi pada saat aliran darah ke jaringan tulang berkurang, sehingga memicu terjadinya kerusakan tulang.
Cegah Komplikasi dengan Menerapkan Pola Hidup Sehat
Meski risiko komplikasi bisa saja tidak terhindarkan karena satu dan lain hal, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan pengidap untuk meminimalisir risiko atau setidaknya meningkatkan kualitas hidup. Caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:
- Mengonsumsi makanan sehat dan bernutrisi. Pengidap lupus sangat dianjurkan untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Makanan yang dianjurkan untuk selalu dikonsumsi adalah buah-buahan, sayur, dan gandum. Namun terkadang, pembatasan jenis makanan dan minuman tertentu diperlukan pada pengidap lupus yang mengalami darah tinggi dan masalah pada ginjal.
- Istirahat yang cukup. Pengidap lupus sering mengalami kelelahan yang terus-menerus. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk beristirahat dan tidur yang cukup.
- Rutin berolahraga. Kebiasaan ini dapat membantu penyembuhan saat lupus dalam fase aktif, menurunkan risiko serangan jantung, membantu mencegah depresi, serta menjaga kesehatan fisik secara umum.
- Kontrol ke dokter secara rutin. Untuk memantau perkembangan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi, pengidap lupus dianjurkan untuk melakukan pengecekan medis secara rutin.