Inilah Hubungan Pola Tidur dengan ADHD
Halodoc, Jakarta - Attention-Deficit Hyperactivity Disorder, atau yang biasa disebut dengan ADHD merupakan suatu gangguan yang lebih sering terjadi pada anak dan ditandai dengan perilaku hiperaktif, impulsif, dan kurang perhatian. ADHD merupakan gangguan jangka panjang yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dengan persentase 30-70 persen, dan gejala yang timbul dapat berlanjut hingga remaja, bahkan dewasa. ADHD yang dialami oleh orang dewasa menyebabkan mereka susah dalam memusatkan perhatian dan hiperaktif.
Gejala-gejala ADHD lainnya yang timbul adalah:
-
Sulit untuk Memulai Suatu Pekerjaan
Seperti yang terjadi pada anak, orang dewasa pengidap ADHD cenderung suka menunda pekerjaan, terutama jika pekerjaannya membutuhkan fokus yang tinggi.
-
Sulit Mengontrol Emosi
Pengidap ADHD biasanya lebih sering terpancing emosi dengan hal-hal kecil, karena mereka tidak mempunyai kontrol yang baik atas emosinya. Namun, kemarahan biasanya akan cepat mereda.
-
Perhatian Mudah Teralihkan
Pengidap ADHD sulit untuk bertahan di dunia kerja yang rumit dan dinamis. Akibatnya, kinerja mereka di lingkungan kerja menjadi buruk. Kondisi tersebut disebabkan oleh sulitnya pengidap kondisi ini untuk berkonsentrasi dan fokus pada satu hal.
Pengidap ADHD memiliki kesulitan dalam memprioritaskan, memulai, dan menyelesaikan pekerjaannya. Mereka akan merasa gelisah, mudah terganggu, dan tidak fokus. Kondisi ini dapat membawa dampak negatif pada karir dan hubungan dengan orang-orang sekitar.
Pengidap ADHD Rentan Mengalami Gangguan Tidur
Pengidap ADHD juga sering kali mengidap gangguan tidur yang disebut dengan perverse sleep atau tidur yang sesaat. Mereka ingin dapat tidur dengan nyenyak, tetapi tidak bisa melakukannya. Selain itu, pengidap kondisi ini juga tidak merasakan kantuk sama sekali.
Berikut ini merupakan beberapa gangguan pola tidur yang dialami pengidap ADHD, antara lain:
-
Restless Sleep
Ketika pengidap kondisi ini akhirnya tertidur, mereka akan tidur dengan rasa gelisah. Pengidap kondisi ini akan terbangun dan merasa gelisah, apalagi ketika menemukan seseorang tidur di sampingnya. Bahkan, tak sedikit orang dengan ADHD yang mengamuk di tempat tidur.
-
Sulit untuk Bangun
Lebih dari 80 persen pengidap ADHD tidur selama sepanjang hari, bahkan mereka tampak seperti orang yang sedang mati suri.
-
Inisiasi Insomnia
Insomnia sendiri merupakan ketidakmampuan untuk memulai (inisiasi) tidur atau mempertahankan keadaan tidur. Pengidap kondisi ini biasanya akan terjaga sepanjang malam tanpa ada rasa kantuk. Namun, ketika esok hari harus bekerja, pengidap ADHD akan merasakan kantuk sepanjang hari, karena tidak memiliki kualitas tidur yang baik.
Seseorang dengan ADHD pada dasarnya dapat hidup seperti orang normal. Oleh karena itu, pengidap kondisi ini memerlukan pengawasan dari seorang psikiater untuk membimbing apa yang harus diprioritaskan dan apa yang harus dilakukan. Selain itu, psikiater diperlukan untuk membantu seorang pengidap ADHD untuk mengontrol emosi yang akan timbul sewaktu-waktu. Selain mentoring dari seorang psikiater, pengidap ADHD juga diharuskan untuk mengonsumsi asupan nutrisi yang baik bagi otak untuk mengurangi gejala ADHD yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Walaupun tidak membahayakan kesehatan, ADHD pada orang dewasa dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Diskusikan dengan dokter ahli apabila ditemukan salah satu gejala ADHD pada dirimu. Dengan Halodoc, ibu bisa berdiskusi dengan dokter ahli seputar masalah Si Kecil kapan dan di mana pun melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!
Baca juga:
- Anak Terlalu Hiperaktif? Waspada ADHD
- 5 Cara Mendidik Anak yang Memiliki ADHD
- Fakta Soal Anak ADHD yang Harus Orang Tua Tahu