Inilah Gejala dan Penyebab Polip Rahim yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Polip rahim terjadi dengan adanya benjolan yang melekat pada dinding rahim bagian dalam, yang dapat menonjol ke arah rongga rahim. Pertumbuhan sel-sel yang melapisi rahim secara berlebihan dapat menyebabkan terbentuknya polip rahim. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah polip endometrium. Polip jenis ini biasanya jinak. Walaupun begitu, ada beberapa tipe yang dapat menjadi ganas dan menyebabkan terbentuknya kanker.
Polip rahim umumnya memiliki ukuran yang bervariasi, dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Polip tersebut melekat pada dinding rahim, dan bisa muncul satu atau lebih. Umumnya, polip berada di dalam rongga rahim, tetapi terkadang dapat menonjol ke luar mulut rahim menuju Miss V.
Perlu diketahui bahwa polip rahim umumnya ditemui pada wanita yang sedang mengalami menopause atau pasca menopause. Namun, bukan tidak mungkin jika wanita muda dapat mengalaminya.
Gejala dan Penyebab Polip Rahim
Setiap pengidap polip rahim mengalami gejala yang berbeda-beda. Beberapa gejala umum yang mungkin dialami pengidap adalah:
-
Menstruasi yang tidak teratur, misalnya jarak siklus menstruasi yang terlalu dekat. Jarak siklus menstruasi yang normal adalah 21 hingga 35 hari.
-
Menstruasi dengan durasi atau volume perdarahan yang berlebihan (menorrhagia).
-
Perdarahan di luar siklus menstruasi.
-
Perdarahan setelah menopause.
-
Sulit atau tidak dapat hamil (infertilitas).
Ada sebagian wanita dengan polip yang hanya mengalami sedikit perdarahan atau flek sesekali. Sebagian kecil lainnya bahkan tidak mengalami tanda atau gejala khusus. Tidak semua pengidap polip rahim mengalami gejala yang sama. Terkadang ada pengidap yang bahkan sama sekali tidak merasakan gejala apa pun. Itu sebabnya pemeriksaan secara berkala menjadi sangat penting.
Sementara itu, penyebab polip rahim belum diketahui secara pasti. Salah satu faktor yang diduga dapat memicu munculnya penyakit ini adalah perubahan kadar hormon estrogen setiap bulannya. Selain faktor yang diduga menjadi penyebabnya, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko polip rahim pada seorang wanita. Beberapa di antaranya:
-
Usia. Risiko penyakit polip rahim lebih tinggi terjadi pada wanita dalam masa pre-menopause atau sudah mengalami menopause, yaitu sekitar usia 40-50 tahun.
-
Obesitas.
-
Konsumsi obat kanker payudara, seperti tamoxifen.
-
Hipertensi.
Penanganan Polip Rahim
Terdapat beberapa jenis penanganan yang dapat direkomendasikan untuk polip rahim, yaitu:
-
Observasi. Polip kecil yang tidak menyebabkan tanda dan gejala bisa saja tidak membutuhkan penanganan khusus. Untuk polip jenis ini, umumnya hanya dilakukan observasi secara rutin, kecuali terdapat faktor risiko lainnya untuk kanker rahim.
-
Pengobatan. Beberapa pengobatan hormonal diketahui dapat mengurangi tanda dan gejala yang disebabkan oleh polip. Namun, konsumsi obat biasanya ditujukan untuk mengurangi keluhan jangka pendek. Terkadang keluhan dapat timbul kembali setelah pengobatan dihentikan.
-
Prosedur pembedahan. Saat pemeriksaan histeroskopi, dapat dilakukan pula tindakan pengangkatan polip. Penyakit polip yang diangkat dapat dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
-
Jika polip rahim diketahui mengandung sel kanker, dokter akan menyarankan langkah evaluasi dan penanganan selanjutnya.
Beberapa hal dapat dilakukan untuk menurunkan risiko polip rahim. Di antaranya adalah dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Bila perlu, jangan ragu untuk mendiskusikan polip rahim dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.
Baca juga:
- Ini Gejala Polip Rahim yang Perlu Diwaspadai
- Mengapa Vagina Berdarah Saat Berhubungan Seksual?
- Tahukah Penyebab Polip Payudara?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan