Inilah Bahayanya Konsumsi Daging Mentah Bagi Kesehatan
Halodoc, Jakarta - Daging hewan mulai dari daging merah, unggas, hingga ikan, memang banyak mengandung gizi dan nutrisi yang diperlukan tubuh. Di negara kita sendiri, konsumsi daging ini meroket tiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, kebutuhan daging sapi saja di 2017 mencapai 604.968 ton.
Meski konsumsi daging amat diperlukan tubuh, tapi ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Salah satunya, tingkat kematangannya. Nah, kata ahli, sebaiknya hindarilah konsumsi daging mentah sebisa mungkin. Pasalnya, daging mentah ini bisa menimbulkan sederet masalah bagi kesehatan. Berikut penjelasannya:
Baca juga: 5 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Mentah
1. Infeksi Gara-Gara Cacing
Daging mentah sendiri mengandung berbagai jenis cacing pita di dalamnya. Misalnya, cacing taenia saginata (sapi) dan cacing diphyllobothrium latum (ikan). Siklus cacing ini dimulai dari telur, larva, dan cacing dewasa yang nantinya kembali menghasilkan telur.
Infeksi cacing ini bisa terjadi saat mengonsumsi daging mentah atau daging setengah matang. Larva ini bisa mencapai otot makhluk yang ditumpanginya. Apalagi, bila hewan tersebut memang sudah terinfeksi cacing pita. Lalu, seperti apa sih ciri-ciri bila tubuh kita terinfeksi cacing pita? Menurut ahli, ketika tubuh sudah terinfeksi cacing pita biasanya akan mengalami mual, diare, sakit perut, lemas, kehilangan nafsu makan, terus merasa lapar, berat badan menurun, dan defisiensi vitamin.
Yang bikin resah, cacing ini bisa tumbuh dalam usus hingga mencapai 15 meter bila tubuh sudah terinfeksi cacing pita. Hati-hati, cacing ini bisa bertahan hingga beberapa tahun lamanya, lho. Lalu, apa dampak selanjutnya? Kata ahli, larva cacing pita ini bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh dan menggerogoti bagian vital tubuh. Mulai dari jantung, hati, hingga otak yang dapat berujung pada kematian.
Baca juga: Raw Food Berbahaya untuk Ibu Hamil, Masa Sih?
2. Risiko Salmonellosis
Bahaya mengonsumsi daging mentah juga bisa berujung pada penyakit salmonellosis. Umumnya, bakteri salmonella masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi telur setengah matang. Nah, selain telur setengah matang, daging ayam dan ikan juga disukai salmonella karena kandungan airnya yang cukup tinggi. Kondisi ini memudahkan si bakteri untuk berkembang biak dan hidup di dalamnya.
Menurut beberapa ahli, bakteri ini bisa menyebabkan peradangan di saluran pencernaan usus besar dan kecil. Dampaknya, akan bisa berasa sekitar tujuh hingga 36 jam setelah mengonsumsinya. Kata ahli, orang yang mengalami infeksi bakteri ini bisa mengalami gejala seperti mual muntah, sakit kepala, demam tinggi, sakit perut, diare, dan adanya darah pada tinja.
3. Masuknya Parasit
Menurut ahli dalam British Medical Journal Case Reports, kepopuleran sushi di negara-negara barat dikaitkan dengan meningkatnya infeksi parasit. Misalnya, kasus di Lisbon, Portugal (2017) yang menimpa pria berusia 32 tahun. Pria tersebut mengalami sakit perut, muntah dan panas badan selama seminggu. Ketika dirinya mengatakan bahwa belum lama ini mengonsumsi sushi, barulah tim dokter menduga dirinya mengidap anisakiasis. Nah, anisakiasis sendiri merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing anisakid nematodes yang menyerbu dinding perut atau usus manusia.
Baca juga: Boleh atau Tidak Makan Sushi Tiap Hari?
Punya keluhan kesehatan atau ingin menerapkan pola makan sehat? Kamu bisa lho, bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!