Inilah Alasan Bayi Prematur Lebih Rentan Intoleransi Laktosa
Halodoc, Jakarta – Normalnya bayi dilahirkan pada usia di atas 37 minggu. Bukannya tidak mungkin bayi dilahirkan di bawah usia 37 minggu, namun kondisi ini menyebabkan bayi dilahirkan secara prematur. Padahal, minggu terakhir masa kehamilan adalah masa yang penting bagi perkembangan seorang bayi dalam kandungan. Pada masa-masa ini mengalami tahap pembentukan berbagai macam organ vital termasuk otak dan paru-paru. Hal ini mengakibatkan seorang bayi yang dilahirkan secara prematur berisiko memiliki gangguan kesehatan.
Baca juga: Yang Harus Diketahui untuk Merawat Bayi Prematur
Masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur adalah intoleransi laktosa. Kondisi ini merupakan masalah pencernaan yang terjadi ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa. Laktosa adalah salah satu bentuk gula yang terdapat pada susu maupun produk olahannya. Bayi prematur rentan alami intoleransi laktosa disebabkan adanya organ pencernaan yang belum berkembang secara sempurna ketika bayi dilahirkan.
Gejala Intoleransi Laktosa
Perlu diketahui, meskipun menimbulkan gejala yang hampir mirip, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu. Sehingga penanganan yang dilakukan ibu tentu akan berbeda. Alergi susu terjadi karena adanya reaksi dari sistem kekebalan tubuh pada protein yang terdapat pada susu.
Kenali gejala yang terjadi pada bayi yang mengalami intoleransi laktosa. Gejala intoleransi laktosa akan terjadi beberapa menit setelah bayi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Berikut gejala yang perlu ibu perhatikan:
-
Mual
Ketika bayi mengalami mual yang disertai dengan muntah, jangan lupa untuk perhatikan kondisi anak. Cukupkan kebutuhan cairan anak agar anak tidak dehidrasi.
-
Diare
Jangan sepelekan masalah diare yang dialami oleh anak. Perhatikan intensitas diare pada anak. Jangan lupa menjaga kebersihan diri anak agar kondisi ini tidak berkembang menjadi penyakit lain.
-
Sering Buang Angin
Kondisi ini menyebabkan perut anak terasa kembung. Biasanya, anak banyak mengeluarkan gas yang ada di dalam perut. Kondisi ini bisa disertai dengan adanya kram pada perut. Tingkat keparahan gejala dari kondisi intoleransi laktosa tergantung dari seberapa banyak laktosa yang dikonsumsi.
Baca juga: Diare Hingga Kram Perut, Waspada Gejala Terkena Intoleransi Laktosa
Komplikasi Intoleransi Laktosa
Sebaiknya ibu tahu cara pencegahan dari intoleransi laktosa. Susu sapi dan produk olahan yang terbuat dari susu sapi nyatanya perlu dihindari guna memperparah kondisi. Bagi bayi yang masih konsumsi ASI, sebaiknya ibu juga menghindari makanan yang menjadi sumber laktosa. Laktosa sebenarnya dapat membantu tubuh dalam menyerap beberapa nutrisi dan gizi yang diperlukan sehingga ketika seseorang mengalami intoleransi laktosa asupan gizi tersebut tidak dapat diserap baik oleh tubuh.
Hal ini meningkatkan risiko komplikasi dari pengidap intoleransi laktosa seperti:
-
Malnutrisi
Kondisi ini terjadi karena seseorang tidak mendapatkan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
-
Osteopenia
Kondisi kepadatan tulang yang rendah dan memicu osteoporosis jika tidak segera ditangani.
-
Osteoporosis
Kondisi kepadatan tulang yang menurun dan membuat tulang menjadi lebih mudah retak.
Tidak ada salahnya ibu mencari tahu lebih banyak informasi mengenai intoleransi laktosa. Hal ini berguna untuk memberikan penanganan dan tindakan yang terbaik bagi bayi. Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: Ini Bedanya Intoleransi dan Alergi Makanan
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan