Ini yang Terjadi pada Tubuh Setelah Operasi Ganti Kelamin
Halodoc, Jakarta – Istilah transgender mungkin sudah tak asing lagi dan semakin sering terdengar. Bagi yang belum tahu, transgender merujuk pada kondisi seseorang yang “mengaku” dan menggunanakan identitas yang berbeda dengan jenis kelaminnya sendiri.
Misalnya, saat seorang perempuan yang merasa terjebak di dalam tubuh pria, dan sebaliknya. Tak jarang hal tersebut akan mendorong orang tersebut menjadi transeksual, yaitu seorang transgender yang memilih untuk mengubah alat kelamin melalui prosedur operasi yang disebut operasi ganti kelamin alias rekonstruksi genital. Apa itu?
Operasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengubah jenis kelamin seseorang menjadi yang sebaliknya, atau menjadi seperti yang ia harapkan. Pada dasarnya, tindakan ini dianjurkan bagi orang-orang yang memiliki masalah, misalnya kelamin ganda dan cacat tertentu.
Hingga kini, masih menjadi perdebatan soal operasi ganti kelamin yang dilakukan tanpa alasan medis tertentu. Namun, biasanya seseorang pasti sudah melewati banyak hal sebelum akhirnya memutuskan untuk “berubah”. Saat seseorang memutuskan untuk menjalani operasi ganti kelamin, biasanya langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan konsultasi.
Berbicara dengan seorang ahli sebelum mengambil keputusan medis adalah hal yang sangat penting. Jika sudah menjalani segala hal, seorang transgender akan mulai mendapatkan terapi hormon. Pasalnya, salah satu bagian tubuh yang berperan dalam mengubah seseorang adalah hormon tertentu.
Pada seorang pria transgender alias seorang wanita yang memutuskan berubah menjadi pria, terapi hormon yang diberikan adalah hormon androgen. Hal ini diberikan dengan tujuan untuk merangsang karakteristik seks sekunder pria. Jadi, hormon ini akan berperan dalam membantu pertumbuhan jenggot dan rambut khas pria lainnya.
Sementara pada wanita transgender, akan mengalami terapi hormon estrogen dan anti-androgen. Diberikannya hormon ini akan membantu mengubah suara, kulit, melebarkan pinggul, hingga massa otot. Setelah semua hal ini terlewati, dokter mungkin akan melanjutkan dengan mulai mengubah organ genitalia. Tak lupa perubahan di beberapa bagian tubuh lain juga akan dilakukan sebagai penunjang.
Apa yang dialami oleh seorang transeksual?
Setelah mengganti kelamin, seorang transgender akan resmi disebut sebagai transeksual. Prosedur pergantian kelamin yang dilewati pada dasarnya berbeda antara wanita dan pria.
Operasi ganti kelamin dari pria ke wanita dimulai dengan prosedur pengangkatan Mr P dan memotong uretra hingga lebih pendek. Selanjutnya, akan dimulai proses rekayasa dan pembentukan alat kelamin yang baru, dalam hal ini adalah Miss V. Operasi pun dilakukan sedemikian rupa hingga membuat alat kelamin baru tersebut berfungsi secara optimal.
Sementara, operasi ganti kelamin dari wanita ke pria biasanya akan lebih panjang karena banyak hal baru yang harus dibuat. Mulai dari pengangkatan rahim, indung telur, dan kondisi khas wanita lainnya. Ada pula prosedur yang harus dilewati untuk membuat kelamin baru, yaitu Mr P.
Jika pada pria transgender dilakukan pemendekan uretra, hal sebaliknya dilakukan pada wanita transgender. Dari semua proses, pemanjangan uretra adalah hal yang paling sulit dan berisiko. Proses ini berguna untuk membuat seorang wanita transgender bisa menggunakan alat kelamin dengan maksimal, salah satunya adalah untuk buang air kecil dengan posisi berdiri. Sayangnya, tingkat keberhasilan operasi dari wanita ke pria termasuk rendah. Karena, banyaknya hal baru yang harus dibuat dengan jaringan yang terbatas.
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat untuk mendapatkan rekomendasi menjaga kesehatan. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan