Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Alami Blighted Ovum
Halodoc, Jakarta - Bagi banyak pasangan, memiliki buah hati segera setelah mereka melangsungkan pernikahan adalah hal yang didambakan. Sayangnya beberapa pasangan tidak bisa segera memiliki momongan sebab terdapat gangguan kehamilan atau kondisi kehamilan tertentu yang mesti diatasi terlebih dahulu.
Salah satu kondisi yang cukup membuat wanita pasangan merasa frustasi adalah blighted ovum atau kehamilan anembrionik atau sering disebut kehamilan kosong. Blighted ovum adalah kondisi yang muncul ketika sel telur yang dibuahi menempel di dinding rahim, tapi sayangnya mereka tidak berkembang menjadi embrio. Blighted ovum adalah kondisi yang akan terjadi dalam trimester pertama, dan sering kali terjadi sebelum wanita tahu kalau dia hamil.
Bisa dikatakan juga bahwa blighted ovum adalah sejenis keguguran. Namun, wanita mungkin melewatkan periode menstruasi dan memiliki tes kehamilan positif. Hal ini disebabkan oleh produksi hormon kehamilan yang dikeluarkan dari plasenta yang memicu beberapa gejala kehamilan. Meskipun demikian, ketika plasenta berhenti tumbuh dan kadar hormon menurun, gejala kehamilan akan hilang. Pada saat ini, tubuh mengalami gejala seperti kram perut dan bintik-bintik ringan atau perdarahan yang mungkin muncul.
Gejala Blighted Ovum
Orang yang mengalami kondisi ini merasakan tanda-tanda normal selayaknya wanita hamil di trimester pertama. Gejalanya seperti haid yang terlambat, hasil tes kehamilan yang positif, mual, muntah, dan payudara terasa nyeri.
Namun dalam waktu tertentu, seorang wanita mulai merasakan tanda-tanda keguguran, seperti flek atau perdarahan dari Miss V, volume darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, serta kram pada daerah perut. Terkadang, hasil tes kehamilan masih positif dalam kondisi ini dikarenakan kadar hormon hCG masih tinggi.
Baca Juga: Ibu Hamil, Wajib Tahu Penyebab dan Tanda Keguguran
Penyebab Blighted Ovum
Blighted ovum adalah kondisi yang bisa terjadi akibat masalah yang berhubungan dengan gen dari sperma atau sel telur berkualitas buruk. Namun, blighted ovum juga muncul karena pembelahan sel abnormal, yang pada akhirnya memicu keguguran.
Pengobatan Blighted Ovum
Salah satu prosedur penanganan yang dilakukan setelah seseorang didiagnosis blighted ovum adalah dengan melakukan kuretase atau kuret. Prosedur ini akan membuka serviks kemudian mengangkat kantong kehamilan yang kosong dari dalam rahim. Tidak hanya itu, obat-obatan dapat digunakan sebagai pilihan. Baik kuret ataupun obat-obatan memiliki efek samping yang sama, yaitu kram perut.
Namun, tingkat perdarahan yang terjadi lebih berat pada pasien yang menggunakan obat-obatan dibandingkan kuret. Selain itu, pengidap juga bisa membiarkan kandungan gugur secara alami yang berlangsung dengan sendirinya dalam hitungan minggu.
Selain itu, penyebab blighted ovum juga dikenali secara pasti karena jaringan yang diangkat dapat diperiksa di laboratorium. Pengidap penyakit ini biasanya hamil dengan baik pada proses kehamilan selanjutnya. Sebaiknya tetap menanyakannya kepada dokter kandungan, apalagi jika kamu mengalami keguguran berulang.
Pencegahan Blighted Ovum
Blighted ovum adalah gangguan kehamilan yang biasanya hanya terjadi satu kali. Sayangnya pada sebagian besar kasus, kondisi ini tidak dapat dicegah. Dianjurkan untuk menunggu 1-3 siklus menstruasi normal untuk merencanakan kehamilan kembali. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah menghindarkan diri dari merokok dan konsumsi minuman beralkohol selama mengandung. Saling menjaga kesehatan antara kamu dan pasangan juga membantu.
Baca Juga: Kenali Geriatric Pregnancy, Kehamilan di Usia Lanjut yang Penuh Risiko
Itu tadi hal yang kamu wajib tahu tentang blighted ovum yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Ibu perlu waspada apabila sering mengalami perdarahan saat sedang hamil muda, karena perdarahan disinyalir menjadi pemicu utama keguguran. Jangan lupa juga untuk rutin memeriksakan kesehatan kandungan. Jika ibu memerlukan informasi seputar kehamilan dan keguguran, ibu bisa menanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Ibu cukup download aplikasi Halodoc di ponsel melalui Google Play Store maupun App Store.