Awas, Ini yang Terjadi pada Si Kecil Ketika Terserang Rubella
Halodoc, Jakarta – Rubella alias campak Jerman merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan rentan menyerang anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam merah di permukaan kulit. Meski terlihat serupa, rubella nyatanya tidak sama dengan campak biasa. Perbedaannya ada pada jenis virus dan efek penyakit yang disebabkan. Pada umumnya, efek campak pada anak akan lebih parah dibanding rubella.
Infeksi virus rubella tergolong ringan, tapi harus diwaspadai saat menyerang ibu hamil. Pasalnya, rubella yang menyerang ibu hamil pada trimester pertama bisa menyebabkan kematian janin alias keguguran.
Jika kondisi ini terus berlanjut, bayi yang lahir dari ibu pengidap rubella bisa membawa cacat berupa tuli, mengidap katarak, hingga mengalami kelainan jantung. Untuk menghindari hal ini terjadi, sangat penting untuk membentengi tubuh terhadap serangan rubella saat merencanakan kehamilan.
Baca juga: Hindari Tertular Campak dengan Vaksin
Rubella adalah penyakit yang ditularkan oleh virus rubella. Penyakit ini sering menyerang anak. Virus penyebab penyakit ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lainnya, yaitu melalui percikan air liur dari batuk atau bersin pengidap rubella.
Kontak langsung dengan benda yang sudah terkontaminasi air liur pengidap juga bisa menjadi media penularan virus rubella. Sedangkan pada ibu hamil, rubella bisa tertular dari ibu ke janin yang dikandungnya melalui aliran darah.
Ada beberapa gejala yang sering muncul saat anak-anak terserang rubella. Sayangnya, gejala penyakit ini sering diabaikan karena tergolong ringan dan dianggap gejala penyakit biasa. Rubella memiliki gejala berupa demam ringan, nyeri tenggorokan, sakit kepala, hingga sesak napas.
Gejala khas dari penyakit ini adalah muncul ruam merah mulai dari wajah dan menyebar ke lengan hingga kaki. Gejala infeksi rubella biasanya baru muncul antara dua atau tiga minggu setelah terpapar virus, dan bertahan selama dua hingga tiga hari.
Saat anak terserang rubella, terjadi perubahan pada kondisi fisiknya. Penyakit ini memicu timbulnya ruam merah muda yang tidak menonjol, serta beberapa gejala lainnya. Untuk memastikan penyakit ini, dibutuhkan pemeriksaan darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella.
Jika diabaikan, penyakit ini bisa memicu komplikasi berupa arthritis atau nyeri sendi. Sementara bayi yang lahir dengan rubella biasanya mengalami kelainan jantung, masalah penglihatan dan pendengaran, gangguan kognitif, masalah pada organ hati, serta masalah limpa.
Baca juga: Jenis Imunisasi yang Harus Didapatkan Anak Sejak Lahir
Mencegah Penularan Rubella pada Anak
Infeksi virus rubella sebenarnya bisa dicegah dengan pemberian vaksin Measles Rubella (MR) pada anak. Mencegah penyebaran rubella sangat penting dilakukan, mengingat penyakit ini bisa memicu berbagai komplikasi yang berat bahkan mematikan. Pemberian vaksin pada anak bertujuan untuk membangun kekebalan tubuh terhadap virus penyebab penyakit.
Sama dengan vaksin suntik lainnya, pemberian vaksin MR mungkin akan memberi efek samping berupa demam tinggi, ruam merah, bengkak ringan, serta nyeri di lokasi suntikan. Namun ibu tidak perlu terlalu khawatir, sebab hal ini sebenarnya normal dan akan hilang dengan sendirinya.
Rubella yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan anak mengalami cacat lahir seumur hidup. Pemberian vaksin MR merupakan langkah awal yang paling efektif untuk mencegah anak terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: 7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa
Kalau ibu ragu dan butuh saran lebih lanjut seputar masalah vaksin, terutama vaksin MR untuk mencegah penyakit rubella, tanyakan pada dokter di Halodoc saja. Ibu juga bisa menyampaikan masalah kesehatan dan keluhan lain lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat biar cepat sembuh dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Ayo, download sekarang di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan