Ini yang Terjadi Jika Anak Mendapat Vaksin Palsu
Halodoc, Jakarta – Belakangan ini para orang tua mungkin merasa resah dan was-was saat ingin membawa Si Kecil untuk ikut imunisasi. Pasalnya saat ini sedang marak beredar rumor mengenai vaksin palsu. Temuan ini mau tidak mau membuat minat orang tua terhadap imunisasi jadi menurun.
Padahal, pemberian vaksin (vaksinasi) terutama pada anak sangat dianjurkan bahkan bisa dikatakan wajib, lho. Vaksinasi bertujuan untuk memberi kekebalan pada anak untuk melawan serangan virus penyebab penyakit. Vaksin yang diberikan ini mengandung virus penyebab penyakit tertentu yang telah dilemahkan. Sehingga virus enggak akan lagi mampu menyebabkan infeksi pada orang yang terkena virusnya. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika vaksinasi diberikan sedini mungkin.
Dampak Vaksin Palsu
Vaksin sudah pasti mengandung “virus” yang akan melawan virus lainnya di dalam tubuh. Dengan kata lain, vaksin dapat membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi lebih baik. Namun, jika vaksin yang diberikan ternyata tidak mengandung “virus” yang memadai untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tentu saja ini akan berdampak negatif pada kesehatan.
Meski demikian, perlu diketahui kalau pemberian vaksin palsu tergantung dari kandungan apa yang ada pada cairan yang dipalsukan tersebut. Jika vaksin berisi zat yang membahayakan, maka tidak menutup kemungkinan vaksin palsu akan berdampak negatif pula pada anak.
1, Tubuh Jadi Tidak Kebal
Dampak vaksin palsu pada anak yang paling mungkin terjadi adalah anak jadi tidak kebal terhadap jenis penyakit tertentu. Misalnya anak divaksin influenza, jika vaksin yang diberikan palsu dampaknya tubuh tidak akan memiliki perlawanan dalam mencegah infeksi virus influenza. Jika hal ini terjadi, maka perlu dipertimbangkan kembali untuk memberikan vaksin ulang pada anak.
2, Risiko Infeksi pada Anak
Selain tak memiliki kekebalan sama sekali, vaksin palsu juga bisa menyebabkan anak mengalami infeksi. Hal ini mungkin terjadi karena bisa jadi vaksin palsu dibuat dengan proses yang tidak steril dan tak memiliki prosedur standar vaksin yang sebenarnya.
Pembuatan vaksin yang tidak steril bisa menyebabkan penumpukan kuman dan bakteri pada cairan yang dihasilkan. Dan jika cairan seperti ini sampai disuntikkan ke dalam tubuh manusia, hal itu bisa menyebabkan terjadinya infeksi.
Pada dasarnya sulit untuk membedakan mana vaksin yang asli atau vaksin yang palsu. Namun jika ibu menemukan gejala infeksi, kemungkinan terburuknya adalah vaksin yang diberikan pada anak mungkin saja bukan vaksin yang benar.
Gejala Infeksi Akibat Vaksin Palsu
Ada beberapa gejala infeksi yang bisa dikenali di antaranya demam tinggi, detak jantung yang tak teratur dan cenderung lebih cepat, sesak napas dan penurunan nafsu makan. Infeksi mungkin juga akan membuat anak lebih banyak mengeluh sakit atau lebih rewel.
Namun, jika demam yang terjadi tidak dibarengi dengan gejala-gejala lainnya, ibu tak perlu terlalu khawatir. Apalagi kalau tak ada gejala penurunan nafsu makan. Perlu diketahui bahwa demam merupakan gejala yang normal terjadi pada pemberian beberapa jenis vaksin.
Jadi, sebaiknya orang tua lebih bijaksana dalam memutuskan kebutuhan anak terhadap imunisasi. Dengan imunisasi orang tua dapat mencegah anak terkena penyakit berat yang mungkin berbahaya. Ada beberapa jenis penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, tuberkulosis, dan hepatitis B. Ingat, sebelum melakukan imunisasi cari tahu dulu lebih detil mengenai vaksin yang diberikan untuk Si Kecil. Tak ada salahnya untuk bertanya kepada dokter mengenai jenis vaksin hingga brand yang digunakan. Ini dilakukan agar orang tua lebih waspada terhadap kemungkinanan adanya vaksin palsu yang diberikan kepada anak saat imuninasi. Ibu bisa menanyakannya lewat aplikasi Halodoc dan menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat.
Download aplikasi Halodoc sekarang dan dapatkan juga kemudahan untuk membeli obat, vitamin, atau suplemen yang dibutuhkan melalui layanan apotik antar. Pesanan akan sampai tujuan dalam satu jam, lho. Selain itu, ibu juga bisa melakukan tes kesehatan yang dibutuhkan dengan membuat janji dengan petugas laboratorium melalui Halodoc pada waktu dan tempat yang ditentukan, jadi tak perlu repot keluar rumah lagi.