Ini yang Harus Diperhatikan Sebelum Menerima Donor ASI
“Menyusui sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi ibu. Ada yang dengan mudah memberikan ASI secara langsung, ada juga yang harus menghadapi tantangan tertentu dalam menyusui ASI. Demi Si Kecil mendapatkan manfaat penting ASI, terkadang menerima donor ASI menjadi jalan alternatif yang dipilih. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerima donor ASI.”
Halodoc, Jakarta - Setiap ibu memiliki perjalanan menyusui yang berbeda. Bagi sebagian ibu mungkin bisa menyusui dengan mudah, sementara ibu lainnya mungkin menghadapi banyak tantangan saat menyusui. Oleh sebab itu, mungkin sebagian ibu mempertimbangkan untuk menerima donor ASI sebagai alternatif. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya.
ASI sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi, terutama bayi lahir prematur dan bayi yang tidak sehat. Ibu yang kesulitan memberikan ASI pada bayi dapat mencari alternatif dengan menerima donor ASI. Asalkan dari pendonor yang sudah terakreditasi.
Lantas, apa saja hal yang perlu diperhatikan sebelum menerima donor ASI?
1.Konsultasikan pada Dokter
Pilihan untuk menerima donor ASI sebaiknya didiskusikan terlebih dulu pada dokter anak. Karena kebutuhan nutrisi setiap bayi bergantung pada banyak faktor, termasuk usia dan kesehatan bayi.
2.Pilih Pendonor yang Dikenal Langsung
Meski alasan “mendesak”, bukan berarti ibu tidak memperhatikan soal kualitas ASI dan riwayat kesehatan sang pendonor. Kualitas adalah hal yang utama. Ibu mungkin merasa aman dan nyaman saat menerima ASI dari seseorang yang sudah dikenal, tapi itu saja tidak cukup.
Meski mengenal baik pendonor ASI, ada faktor lain yang harus betul-betul diperhatikan agar Si Kecil tetap sehat dan kuat. Bisa saja pendonor memiliki infeksi yang belum terdeteksi. Hal tersebut tentu akan berdampak pada Si Kecil. Mengingat ASI adalah cairan tubuh, dan seperti cairan tubuh lainnya ASI pun dapat menularkan penyakit yang tidak diinginkan.
3.Minta Pendonor Melakukan Skrining Kesehatan
Alangkah baiknya jika ibu dapat menyeleksi pendonor dengan melibatkan skrining kesehatan. Prosesnya mungkin memakan waktu beberapa minggu dan melibatkan riwayat medis dan gaya hidup menyeluruh. Termasuk tes darah untuk infeksi seperti HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, dan hepatitis B dan C.
Kondisi kesehatan dan riwayat penyakit si pendonor juga harus sangat diperhatikan. Agar ASI yang diterima tidak berbalik menjadi hal yang berbahaya, pastikan pendonor tidak merokok, tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu dan tidak minum alkohol.
Pendonor ASI pun harus tidak memiliki penyakit menular seksual atau penyakit berbahaya lainnya. Pendonor juga harus bebas atau tidak pernah melakukan transfusi darah dan transplantasi organ dalam satu tahun terakhir. Pastikan ibu tidak sembarangan memilih pemberi ASI.
Air susu akan dinyatakan cocok dan layak setelah selesai melakukan skrining dan tidak ditemukan ada masalah.
4.Menjaga Kebersihan ASI
Pastikan proses donor ASI, mulai dari proses perah hingga pemeriksaan terbebas dari kontaminasi zat asing lain. Penyimpanan air susu pun harus mengutamakan kebersihan agar tetap sehat dan higienis.
Air susu perah disarankan untuk disimpan dalam sebuah botol kaca yang telah dibersihkan dan steril. Hindari menggunakan kantong plastik ASI jika ibu berniat menyimpan ASI dalam waktu lama. Setelahnya, masukkan botol kaca berisi air susu dan bekukan dalam freezer.
5.Berikan Segera
Sebaiknya ASI yang telah diperah segera diberikan pada bayi sebelum 24 jam. Namun, untuk air susu yang dibekukan, sebaiknya ASI melewati proses kembali sebelum diberikan pada bayi. Panaskan ASI sebelum diminum, hal ini berguna untuk menghilangkan bakteri atau kuman yang mungkin ada di dalam cairan ASI.
Setelah dipanaskan, pastikan juga suhu dari ASI telah aman dan bisa diterima bayi, yaitu tidak terlalu panas, atau tidak terlalu dingin. Tunggulah sejenak setidaknya 30 menit sebelum air susu diminum.
Sangat disarankan agar ibu tidak membeli donor ASI secara online. Pilihlah pendonor yang benar-benar berhubungan langsung dengan ibu. Karena ibu tidak akan pernah tahu dari mana susu itu berasal dan apakah susu itu telah terkontaminasi atau tidak.
Agar tetap aman, pastikan ibu melibatkan orang yang ahli untuk memberi saran donor ASI yang aman. Setelah pemberian ASI, ibu juga harus selalu memperhatikan kondisi si kecil. Jika ibu menemukan adanya gejala masalah kesehatan pada Si Kecil, segera hubungi dokter anak di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!