Ini Langkah-Langkah Pengobatan untuk Atasi Kanker Testis
Halodoc, Jakarta - Kanker terjadi saat sel tubuh yang seharusnya berfungsi normal namun malah tumbuh secara tidak terkendali. Kondisi ini bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, bahkan ke bagian yang tidak kamu sangka sebelumnya, salah satunya adalah kanker testis. Pengobatan kanker testis dibutuhkan segera, karena testis merupakan organ yang sangat penting bagi pria. Tidak hanya menghasilkan sperma, testis juga menjadi tempat produksi hormon testosteron yang dibutuhkan untuk fungsi seksual pria.
Meski tergolong kanker yang langka, bukan berarti kamu bisa mengabaikannya. Pengetahuan tentang pengobatan pada kanker testis dibutuhkan untuk mencegah kemungkinan komplikasi yang membahayakan.
Baca Juga: Kanker Testis Sebabkan Kemandulan, Mitos atau Fakta?
Mengenal Jenis Pengobatan Kanker Testis
Pengobatan penyakit ini bergantung kepada jenisnya dan tingkat keparahan yang dialami oleh pengidapnya. Di dalam dunia medis, metode pengobatan yang paling umum dilakukan adalah operasi pengangkatan testis yang terserang kanker atau orkidektomi. Selain itu, pengidapnya juga mungkin diminta menjalani kemoterapi dan radioterapi agar sel kanker benar-benar mati. Untuk informasi lebih lengkap mengenai kondisi ini, kamu bisa bertanya pada dokter di Halodoc. Melalui aplikasi ini, kamu bisa tanyakan semua masalah tersebut melalui dokter terpercaya.
Nah, metode pengobatan kanker testis tersebut antara lain:
-
Orkidektomi. Prosedur ini melakukan operasi pengangkatan testis secara keseluruhan untuk mencegah penyebaran kanker. Jika hanya salah satu bagian saja yang terkena kanker, maka ini tidak mengganggu kehidupan seksual atau kemampuan seseorang untuk memiliki anak. Jika dua bagian yang terkena kanker dan harus diangkat, maka pengidapnya bisa menyimpan sperma agar tetap bisa memiliki keturunan di kemudian hari.
-
Terapi Pengganti Hormon Testosteron. Operasi pengangkatan kedua testis bisa menghentikan produksi hormon testosteron. Libido pria juga bisa menurun sehingga pria kesulitan mempertahankan atau mencapai ereksi. Untuk itu, ia bisa menjalani terapi pengganti hormon (hormone replacement therapy) berupa hormon testosteron sintetis. Perlu diperhatikan kembali bahwa terapi hormon ini menyebabkan efek samping seperti kulit berminyak, jerawat, pembengkakan pada bagian dada (payudara), atau gangguan pola buang air kecil.
-
Operasi Kelenjar Getah Bening. Pada kasus kanker testis yang masuk stadium lanjut dan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya, maka harus ditangani melalui prosedur ini.
-
Radioterapi. Prosedur ini dimaksudkan agar sel-sel kanker mati akibat sinar radiasi berenergi tinggi. Teknik ini efektif untuk mengobati kanker testis seminoma dan mencegahnya datang kembali. Perlu diingat bahwa terdapat efek samping terapi ini adalah mual, diare, kelelahan, kulit memerah, dan nyeri seperti akibat sengatan matahari.
Baca Juga: Pria dengan Mr P Bengkok Rentan TerKena Kanker Testis
-
Kemoterapi. Prosedur ini menggunakan obat-obatan antikanker untuk membunuh sel-sel kanker agar tidak berkembang atau muncul kembali. Perlu diingat bahwa teknik pengobatan ini bisa menyerang sel-sel sehat dan normal tubuh manusia. Pria yang menjalani kemoterapi tidak disarankan untuk menghamili istrinya, karena obat-obatan kemoterapi bisa merusak sperma dan meningkatkan risiko memiliki anak yang cacat sejak lahir.
-
Pemeriksaan Berkala. Meski kamu sudah sembuh dari kanker, tetapi kamu harus selalu waspada karena kanker tersebut sangat mungkin untuk muncul kembali. Biasanya, kanker muncul kembali dalam kurun waktu dua tahun pertama setelah pengobatan selesai. Pengidapnya disarankan untuk melakukan pemeriksaan dan tes secara teratur untuk mencegah kanker tidak muncul kembali. Tes dan pemeriksaan ini bisa meliputi pemeriksaan fisik, tes darah, foto Rontgen, dan CT scan.
Pencegahan Kanker Testis
Sayangnya belum ada cara khusus untuk mencegah seseorang alami kanker testis. Hal ini karena penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Beberapa kondisi tertentu yang meningkatkan risiko kanker ini, misalnya pada kondisi kriptorkismus, koreksi terhadap testis yang tidak turun dapat dilakukan setelah bayi didiagnosa testis tidak turun hingga usia 12 bulan untuk mengurangi risiko testi yang tidak turun tersebut berubah menjadi kanker.
Baca Juga: Pentingnya Periksa Testis Mandiri untuk Cegah Kanker
Referensi:
NHS Choices UK. (Diakses pada 2019). Health A-Z. Testicular Cancer.
Mayo Clinic. (Diakses pada 2019). Disease and Conditions: Testicular Cancer.
WebMD. (Diakses pada 2019). Testicular Cancer - Topic Overview.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan