Ini Faktor yang Memicu Sindrom Klinefelter
Halodoc, Jakarta - Sindrom Klinefelter adalah sebuah kondisi genetik yang terjadi saat seorang pria dilahirkan dengan kromosom X yang berlebih. Kelainan ini adalah kondisi genetik umum yang dapat memengaruhi pria dan umumnya sulit untuk didiagnosis hingga dewasa. Sindrom Klinefelter juga menyebabkan berkurangnya massa otot, rambut pada tubuh, serta pembesaran pada jaringan payudara.
Efek yang timbul dari sindrom Klinefelter dapat berbeda-beda pada tiap orang. Di samping itu, tidak semua orang akan mengalami tanda dan gejala yang sama. Sebagian besar pria yang mengidap sindrom ini hanya memproduksi sperma dalam porsi yang sedikit atau tidak sama sekali. Walau begitu, prosedur reproduksi yang benar dapat membuat seseorang dengan kelainan tersebut dapat membuahi yang berakhir kehamilan.
Baca Juga: Apakah Pengidap Sindrom Klinefelter Akan Mengalami Kemandulan?
Faktor Pemicu Sindrom Klinefelter
Seorang pria dapat mengidap sindrom klinefelter dikarenakan kromosom X yang berlebih secara kebetulan. Mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh telur atau sperma yang bergabung, sehingga secara tidak sengaja seseorang memiliki kromosom X berlebih. Seorang ibu yang melahirkan ketika usianya relatif tua memiliki peluang yang sedikit lebih tinggi untuk anaknya mengidap sindrom Klinefelter, walaupun kemungkinannya tetap kecil.
Faktor pemicu dari sindrom tersebut adalah:
-
Kromosom X ekstra pada tiap sel yang merupakan hal yang paling umum.
-
Kromosom X berlebih pada beberapa sel atau mosaic Klinefelter yang hanya menimbulkan sedikit gejala.
-
Lebih dari satu kromosom X ekstra yang terbilang langka.
Baca Juga: Apakah Penderita Sindrom Klinefelter Bisa Menghasilkan Sperma Subur?
Gejala Sindrom Klinefelter
Gejala dari sindrom Klinefelter dapat berbeda-beda tergantung dari usia pengidapnya. Beberapa pria dapat menunjukkan gejala sejak dini, tetapi yang lainnya mungkin tidak menyadari apabila dirinya mengidap kelainan tersebut hingga pubertas atau dewasa. Walau begitu, kebanyakan pria tidak pernah menyadari apabila dirinya mengidap sindrom Klinefelter.
Berikut adalah pembagian gejala tergantung usia:
-
Bayi
Seorang bayi yang mengidap sindrom ini dapat menunjukkan gejala-gejala tertentu ketika mengidap sindrom Klinefelter, yaitu:
-
Lebih tenang dibanding bayi seumurannya.
-
Lebih lambat untuk belajar duduk, merangkak, dan berbicara.
-
Otot-otot yang lebih lemah.
-
Anak Laki-Laki
Gejala yang timbul pada anak laki-laki yang mungkin sering merasa lemas dan gejala-gejala lainnya adalah:
-
Sulit untuk bersosialisasi dan mengungkapkan perasaannya.
-
Kesulitan untuk belajar membaca, menulis, dan mengerjakan hitungan.
-
Merasa malu dan rendah diri.
-
Remaja
Seorang remaja yang mengidap sindrom ini akan mengalami pubertas yang terlambat. Gejala lainnya, yaitu:
-
Payudara yang lebih besar dibanding orang normal.
-
Rambut pada wajah dan tubuh yang hanya tumbuh sedikit.
-
Otot yang tumbuh lebih lambat dibandingkan orang lain.
-
Lengan dan kaki lebih panjang, pinggul lebih lebar, dan tubuh lebih pendek dibanding yang seusia.
-
Mr P yang kecil dan testikel kecil dan keras.
-
Lebih tinggi dibanding anggota keluarga lainnya.
-
Dewasa
Gejala yang timbul pada seseorang yang mengidap sindrom Klinefelter mungkin memiliki:
-
Infertilitas atau sulit untuk mendapatkan anak karena sperma yang dihasilkan sedikit.
-
Dorongan seks yang rendah.
-
Tingkat testosteron yang rendah.
-
Bermasalah ketika mempertahankan ereksi.
Selain itu, faktor risiko dari sindrom Klinefelter didapat dari peristiwa genetik yang acak. Risiko sindrom ini tidak berpengaruh pada suatu hal yang dilakukan oleh orangtua.
Baca Juga: Yang Terjadi Pada Pria Kalau Kelebihan Kromosom X
Itulah faktor yang memicu sindrom Klinefelter pada seorang pria. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal sindrom ini, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!