Ini Bahaya yang Terjadi Bila Ibu Hamil Terinfeksi Rubella
Halodoc, Jakarta – Rubella atau campak Jerman yang disebabkan oleh infeksi virus. Itu mengapa rubella mudah menular, terutama jika menghirup percikan air ludah (droplet) pengidap saat batuk atau bersin. Menyentuh benda yang terkontaminasi air liur pengidap juga berpotensi menyebabkan rubella.
Penularan rubella lainnya adalah dari ibu hamil ke janin melalui aliran darah. Hal ini tidak boleh dianggap sepele karena berpotensi membahayakan kondisi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Lantas, apa bahaya yang terjadi bila ibu hamil terinfeksi rubella? Ini jawabannya.
Baca Juga: Alasan Kenapa Ibu Hamil Perlu Waspada Rubella
Mengenal Gejala Rubella pada Ibu Hamil
Gejala rubella biasanya muncul setelah 2-3 minggu paparan virus. Gejalanya adalah ruam kemerahan di area wajah, demam, sakit kepala, pilek, penurunan nafsu makan, mata merah, nyeri sendi, munculnya benjolan di sekitar telinga dan leher. Pada ibu hamil infeksi rubella tidak jauh berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya.
- Flu: Mirip dengan gejala flu biasa, tetapi pada infeksi rubella, flu disertai dengan hidung tersumbat dan terjadi dalam jangka waktu lama. Ibu hamil perlu waspada jika hidung mampet disertai sakit kepala dan berlangsung selama lebih dari dua minggu.
- Kulit ruam: Awalnya muncul di area wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lain. Ruam bisa muncul mendadak setelah 48-60 jam setelah terinfeksi dan menyebar ke bagian tubuh lain selama kurang lebih empat hari.
- Demam: Demam yang terjadi tergolong ringan, tidak melebihi suhu 39 derajat Celcius, tetapi terjadi selama 4-7 hari.
- Mual berlebihan, mudah lelah, dan iritasi mata dapat menjadi gejala lainnya. Meski mual merupakan tanda awal kehamilan, ibu hamil perlu waspada jika berlangsung lama dan lebih dari biasanya.
Baca Juga: Cara Mengobati Rubella pada Ibu Hamil
Bahaya Infeksi Rubella pada Ibu Hamil dan Janin
Virus rubella paling berbahaya jika ibu hamil terinfeksi pada awal kehamilan, khususnya pada 12 minggu pertama. Rubella berpotensi menyebabkan keguguran hingga sindrom rubella kongenital pada janin (congenital rubella syndrome/CRS). CRS menyerang lebih dari 80 persen bayi dari ibu pengidap rubella pada usia kehamilan 12 minggu. Sindrom ini berbahaya karena meningkatkan risiko cacat lahir seperti tuli, berat badan lahir rendah, katarak, ukuran kepala kecil, penyakit jantung bawaan, dan gangguan tumbuh kembang. Itu mengapa penting bagi wanita yang merencanakan kehamilan untuk mendapatkan vaksinasi MR.
Vaksin MR (measles-rubella) tersedia sebagai pengganti vaksin MMR. Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi penyakit campak dan rubella. Pada anak-anak, vaksin diberikan saat berusia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Biasanya vaksin MR diberikan serentak, yakni pada bulan Agustus hingga September.
Baca Juga: Ibu Hamil Terkena Penyakit Rubella, Apa Dampaknya?
Itulah bahaya rubella pada ibu hamil. Kalau ibu punya keluhan kehamilan, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Ibu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan